PEMETAAN KONFLIK ANTARA PERUSAHAAN PERKEBUNAN DENGAN MASYARAKAT SEKITAR
Abstrak
ABSTRAK
Pemetaan konflik dapat mengklarifikasi berbagai level permasalahan, memberikan gambaran
menyeluruh, mengorganisasi titik pandang setiap orang dan memberi solusi efektif. Penelitian ini
bertujuan memetakan pemicu konflik, jenis konflik, dan penanganan konflik oleh perusahaan.
Penelitian dilakukan di Perkebunan Tambaksari PTPN VIII Subang dengan desain kualitatif dan
metode studi kasus. Staf perkebunan, tokoh masyarakat, LSM, staf desa, staf kecamatan, karyawan
perkebunan dan masyarakat di sekitar perkebunan dipilih secara sengaja sebagai informan dengan
menggunakan teknik snowball sampling. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan
pendekatan triangulasi. Hasil pemetaan mengungkap bahwa konflik dipicu oleh kondisi masyarakat
sekitar yang miskin, kondisi perusahaan yang melemah, provokasi pihak ketiga dan tidak adanya ganti
rugi atas lahan garapan masyarakat yang sekarang dikonversi menjadi kelapa sawit oleh perusahaan.
Konflik berwujud penyerobotan lahan perusahaan. Penanganan konflik sudah berlangsung lama dan
melibatkan berbagai pihak terkait, namun semua pihak belum memahami pentingnya melakukan
pemetaan konflik. Perlu integrasi atau kolaborasi pendekatan formal dan lokal dalam pemetaan konflik
agraria.
Kata kunci: pemetaan konflik, perusahaan perkebunan, masyarakat sekitar
ABSTRACT
Mapping the conflict may clarify the various levels of problems, giving a whole, organizing point of
view of each person and provide effective solutions. This study aims to map a trigger of conflict, types
of conflicts, and conflict management by the company. The study was conducted in Plantation PTPN
VIII Tambaksari Subang with qualitative design and the case study method. Plantation staff,
community leaders, NGOs, village staff, district staff, plantations employees and communities around
the plantation been deliberately as an informant by using snowball sampling technique. Data were
analyzed using triangulation approach. Mapping results reveal that the conflict was triggered by the
poor condition of the surrounding communities, business conditions weakened, provocation third
parties and the absence of compensation for people whose arable land is now converted into oil palm
by the company. Conflict tangible land grabbing companies. Handling conflict has lasted a long time
and involve multiple stakeholders, but all parties do not understand the importance of mapping the
conflict. Need integration formal and local approaches to mapping agrarian conflicts.
Keywords: conflict mapping, plantation companies, local communities
Teks Lengkap:
PDFDOI: https://doi.org/10.24198/agricore.v1i1.22691
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##