DINAMIKA AGROINDUSTRI GULA INDONESIA: TINJAUAN ANALISIS SISTEM

Mahra Arari Heryanto, Eddy Renaldi Suryatmana

Abstrak


Abstrak

Agroindustri gula memiliki peran yang penting dan strategis bagi ekonomi masyarakat Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda sampai dengan saat ini. Produksi gula mengalami stagnasi sejak tahun 1994, ditandai dengan produksi yang menurun sementara permintaan terus bergerak naik. Sementara itu, impor gula terus dilakukan dan cenderung meningkat seiring dengan permintaan yang terus bertambah. Artikel ini menganalisis kompleksitas persoalan yang mengakibatkan berbagai dinamika dalam agroindustri gula terutama stagnasi produksi gula nasional. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan analisis sistem berdasarkan data sekunder dan literatur mengenai berbagai indikator yang terkait dengan agroindustri gula. Hasil pembahasan menunjukan bahwa dinamika agroindustri gula Indonesia yang cenderung mengalami kemunduran diakibatkan oleh inefisensi usahatani tebu, inefisiensi usaha pabrik gula/PG, dan distorsi oleh pasar gula internasional. Inefisiensi usahatani tebu berdampak langsung kepada inefisiensi PG dalam rantai agroindustri gula. Sementara itu, persoalan kompetisi penggunaan lahan antara tanaman padi dan tebu secara tidak langsung berimplikasi kepada inefisiensi PG. Inefisiensi agroindustri gula kemudian menjadi lebih kompleks dengan adanya distorsi harga gula di pasar internasional yang menjatuhkan harga gula dunia. Guna mengatasi dinamika persoalan di atasm pengembangan industri tebu sebaiknya dilakukan oleh pihak swasta dengan mengoptimalkan lahan pertanian di luar Jawa.

Kata Kunci: tebu, analisis sistem, impor gula, usahatani, harga

Abstract

Sugar agroindustry has an important and strategic role for Indonesia since from the Dutch colonial era until present. Sugar production has been stagnating since 1994, indicated by decreasing production while demand continues to rise. Meanwhile, sugar import continues and tended increasing in line with growing demand. This article analyses the problems complexity of that have resulted various dynamics in sugar agroindustry, especially the stagnation of national sugar production. The method used is a systems analysis approach which based on secondary data and literature review on various indicators related to sugar agroindustry. The result show that the dynamics of Indonesia's sugar agroindustry which tends to decline caused by inefficiency in sugarcane farming, inefficiency of sugar factories/PG, and distortion by the international sugar market. Inefficiency in sugarcane farming has a direct impact on the inefficiency of PG in the sugar agroindustry chain. Meanwhile, the issue of land use competition between rice and sugar cane, indirectly has implications for PG inefficiency. Sugar agroindustry inefficiency then became more complex with the distortion of sugar prices on the international market which dropped international sugar prices. In order to overcome the problems, the development of sugarcane industry should be carried out by private sector by optimizing agricultural land outside Java.

Keywords: sugarcane, system analysis, imported sugar, farming, price


Teks Lengkap:

194 - 210

Referensi


Arifin, B. (2008). Ekonomi Swasembada Gula Indonesia. Economic Review, 211, 1–12.

Bantacut, T. (2010). Swasembada Gula: Prospek dan Strategi Pencapaiannya. Pangan, 19(3), 245–256.

Bawden, R. J., & Ferguson, M. (1991). Systems Thinking and Practice in Agriculture. Journal of Dairy Science, 74(No.7), 2362–2373. https://doi.org/10.3168/jds.S0022-0302(91)78410-5.

Colosewoko, C. (2020, September). Menelusuri Jejak Kebijakan Harga Gula. Buletin AGI-IKAGI, 62.

Forrester, J. W. (1992). Policies, decisions and information sources for modeling. European Journal of Operational Research, 59(1), 42–63. https://doi.org/10.1016/0377-2217(92)90006-U.

Hamid, E. S. (1994). Beberapa Permasalahan Tebu Rakyat Intensifikasi dan Industri Gula Indonesia. Economic Journal of Emerging Markets, 3, 59–67.

Hardjomidjojo, H., Raharja, S., Teknologi, D., & Pertanian, I. (2014). Pengukuran Indeks Keberlanjutan Industri Gula.

Harris, S. (1987). Current issues in the world sugar economy. Food Policy, 12(2), 127–145.

Hermawan, I., & Rasbin, R. (2012). Analisis Penggunaan Luas Lahan Tebu dan Padi Terkait Dengan Pencapaian Swasembada Gula di Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan Publik, 3(1), 47–63.

Heryanto, M. A., & Nugraha, A. (2018). Analisis sistem sosial-ekologi lada putih provinsi kepulauan bangka belitung. Agricore2, 3(2), 585–601.

Indraningsih, K. S., & Malian, A. H. (2006). Perspektif Pengembangan Industri Gula di Indonesia. SOCA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 6(1), 43964.

Luna-reyes, L. F., Andersen, D. L., & Luna-, L. F. (2003). Collecting and analyzing qualitative data for system dynamics : methods and models. System Dynamic Review, 19(4), 271–296. https://doi.org/10.1002/sdr.280

Magfiroh, I. S., Setyawati, I. K., & Wibowo, R. (2017). Mutu Tebu Industri Gula Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Pembangunan PErtanian II: Arah Dan Tantangan Pembangunan Pertanian Dalam Era SDG’s, 94–100.

Marpaung, Y. T. F., Hutagaol, P., Limbong, W. H., & Kusnadi, N. (2011). Perkembangan Industri Gula Indonesia dan Urgensi Swasembada Gula Nasional. Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE), 2(1), 1–14.

Meadows, D. H. (2009). Thinking in System, A Primer (D. Wright (ed.)). Earthscan.

Mubyarto, M. (1969). The Sugar Industry. Bulletin of Indonesian Economic Studies, 5(2), 37–59. https://doi.org/10.1080/00074916912331331402

Mubyarto, M. (1977). The sugar industry: From Estate to Smallholder Cane Production? Bulletin of Indonesian Economic Studies, 13(2), 29–44. https://doi.org/10.1080/00074917712331333104

Pujitiasih, H., Arifin, B., & Situmorang, S. (2014). Analisis Posisi dan Tingkat Ketergantungan Impor Gula Kristal Putih dan GUla Kristal Rafinasi Indonesia di Pasar Internasional. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis, 2(1), 1–6.

Pusdatin. (2019). Buku Outlook Komoditas Perkebunan: Tebu.

Rachmadhan, A. A., Kusnadi, N., & Adhi, A. K. (2020). Pengaruh Kebijakan Subsidi Pupuk terhadap Produksi Gula Kristal Putih Indonesia. Jurnal Agro Industri Perkebunan, 8(1), 9–19.

Sugiyanto, C. (2007). Permintaan gula di indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 8(2), 113–127.

Supriyati, S. (2011). KAJI ULANG KONSEP NERACA GULA NASIONAL: KONSEP BADAN KETAHANAN PANGAN vs DEWAN GULA INDONESIA. Analisis Kebijakan Pertanian Kebijakan Pertanian, 9(2), 109–124.

Susila, W. R., & Munadi, E. (2007). Penggabungan Pasar Gula Konsumsi Langsung dengan Pasar Gula Industri. Jurnal Manajemen Agribisnis, 4(1), 1–14.

Susila, W. R., & Sinaga, B. M. (2005a). Analisis kebijakan industri gula indonesia. Jurnal Agro Ekonomi, 23(1), 29–53.

Susila, W. R., & Sinaga, B. M. (2005b). Pengembangan industri gula indonesia yang kompetitif pada situasi persaingan yang adil. Jurnal Litbang Pertanian, 24(1), 1–9.

Wahyuni, S., Supriyati, S., & Sinuraya, J. F. (2009). INDUSTRI DAN PERDAGANGAN GULA DI INDONESIA: PEMBELAJARAN DARI KEBIJAKAN ZAMAN PENJAJAHAN – SEKARANG. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 27(2), 133–149.

Wiranata, Y. S. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Impor Gula Pasir di Indonesia Tahun 1980-2010. Universitas Negeri Semarang.

Zaini, A. (2008). Pengaruh Harga Gula Impor, Harga Gula Domestik, dan Produksi Gula Domestik terhadap Permintaan Gula Impor di Indonesia. Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan, 5(2), 1–9.




DOI: https://doi.org/10.24198/agricore.v5i2.32100

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##