ANALISIS POLA KONSUMSI BUMBU-BUMBUAN OLEH RUMAH TANGGA DI PROVINSI RIAU
Abstrak
Abstrak
Jumlah konsumsi bumbu-bumbuan di Provinsi Riau selalu lebih tinggi dari konsumsi rata-rata Indonesia. Rata-rata konsumsi bumbu-bumbuan di Provinsi Riau dari tahun 2014-2020 yaitu 3,15 kg/kap/tahun yang mana konsumsi tersebut diatas rata-rata konsumsi bumbu-bumbuan nasional tahun 2014-2020 yang hanya 2,55 kg/kap/tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola konsumsi bumbu-bumbuan di Provinsi Riau. Kajian ini menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Tahun 2020 oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. Penelitian ini dianalisis dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi natrium pada komoditas bumbu-bumbuan mencapai 2025 miligram per hari, lebih tinggi dibandingkan dengan anjuran konsumsi natrium dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2000 miligram per hari). Semakin tinggi pendapatan, proporsi konsumsi komoditas bumbu-bumbuan seperti garam, terasi, penyedap, dan bumbu dapur lain semakin menurun. Semakin banyak anggota rumah tangga yang mengkonsumsi bumbu-bumbu, seperti garam, kemiri, ketumbar, terasi, kecap, sambal, saus tomat, dan bumbu masak, maka proporsinya semakin meningkat. Semakin tinggi pendidikan ibu rumah tangga maka proporsi konsumsi bumbu dapur seperti garam, penyedap rasa dan bumbu dapur lainnya semakin menurun. Konsumsi garam, asam dan penyedap rasa di perkotaan lebih rendah dibandingkan konsumsi di pedesaan.
Kata kunci: Rumah Tangga, Bumbu-Bumbuan, Pola Konsumsi
Abstract
The amount of consumption of spices in Riau Province is always higher than consumption in Indonesia. The average consumption of spices in Riau Province from 2014-2020 is 3.15 kg/cap/year, which consumption is above the average consumption of national spices for 2014-2020, which is only 2.55 kg/cap/ year. This study aims to examine consumption patterns of spices in Riau Province. This study uses data from the 2020 Socio-Economic Survey Badan Pusat Statistik for Riau Province. To answer this research, this research was analyzed with a descriptive analysis approach. The results showed that the average consumption of sodium in seasonings reached 2025 milligrams per day, higher than the recommendation for sodium consumption from the Ministry of Health of the Republic of Indonesia (2000 milligrams per day). The higher the income, the proportion of consumption of spices such as salt, shrimp paste, seasonings and other spices decreases. The more household members consume spices, such as salt, candlenut, coriander, shrimp paste, soy sauce, chili sauce, tomato sauce and cooking spices, the proportion increases. The higher the education of housewives, the proportion of consumption of spices such as salt, flavoring and other seasonings decreases. Consumption of salt, acid and flavor enhancers in urban areas is lower than consumption in rural areas.
Keywords: Descriptive Analysis, Spices, Consumption Pattern
Teks Lengkap:
53 - 62Referensi
Adiana, Pande P.E. 2012. Pengaruh Pendapatan, Jumlah Anggota Keluarga, dan Pendidikan Terhadap Pola Konsumsi Rumah Tangga Miskin Di Kecamatan Gianyar. E-Journal Ekonomi Pembangunan Vol. 1 No. 1.
Ahmadyanti, F.C. 2016. Pengeluaran dan Konsumsi Bumbu dalam Rumah tangga Miskin di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Ariani, M., Suryana, A., Suhartini, S. H., Saliem, H. P. 2018. Keragaan konsumsi pangan hewani berdasarkan wilayah dan pendapatan di tingkat rumah tangga. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 16 No. 2.
Badan Ketahanan Pangan Indonesia. 2019. Direktori Perkembangan Konsumsi Pangan Seri 19 Tahun 2019. Kementerian Pertanian. Jakarta
Darmawan. 2012. Analisis demand dan supply konsumsi garam beryodium tingkat rumah tangga. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 6(6):273-276
Harahap, A. S. 2021. Pengaruh Pendapatan, Jumlah Anggota Keluarga Dan Pendidikan Terhadap Pola Konsumsi Rumah Tangga Miskin Di Kecamatan Sugai Kanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan Provinsi Sumatera Utara. Disertasi. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Medan
Juwita, A., Sayekti, W. D., Indriani, Y. 2015. Sikap dan pola pembelian bumbu instan kemasan oleh konsumen rumah tangga di Bandar Lampung. JIIA. 3(3): 329-335.
Kementerian Kesehatan Indonesia. 2013. Permenkes Nomor 30 Tahun 2013. Kementerian Kesehatan Indonesia. Jakarta
Kementerian Kesehatan Indonesia. 2015. Permenkes Nomor 63 Tahun 2015. Kementerian Kesehatan Indonesia. Jakarta
Muchtadi, D. 2001. Pencegahan gizi lebih dan penyakit kronis 1 melalui perbaikan pola konsumsi pangan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Nilasari A, Harisudin M, Widiyanto. 2012. Analisis hubungan antara pendapatan dengan proporsi pengeluaran pangan dan kecukupan gizi rumah tangga petani di Kabupaten Cilacap. Surakarta (ID): Jurnal Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Negeri Sebelas Maret
Purwono, J., Sari, R., Ratnasari, A., & Budianto, A. 2020. Pola Konsumsi Garam Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia. Jurnal Wacana Kesehatan, 5(1), 531-542.
Rahmadya, S., Lily, A. L., Joko, S. 2019. Pola konsumsi pangan dan tingkat ketahanan pangan rumah tangga di Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Jurnal Gizi Klinik Indonesia.
Sijabat, E. 2019. Pengambilan Keputusan dan Pola Pembelian Bumbu Giling pada Rumah tangga di Kota Bandar Lampung. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Suparyana, P. K., Ramantha, W., Budiasa, W. 2017. Analisis Permintaan Buah Pisang di Kota Denpasar, Bali. Jurnal Manajemen Agribisnis, 5(1).
Yuliandri, L. A. 2015. Pola dan perilaku konsumsi pangan asal ternak pada rumah tangga peternak sapi perah di Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan, 3(2).
DOI: https://doi.org/10.24198/agricore.v8i2.45411
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##