Pemanfaatan Babadotan Sebagai Sumber Pestisida Nabati Yang Berpotensi Untuk Mengendalikan Hama dan Penyakit pada Tanaman Padi Di Desa Cileungsir dan Cisontrol
Abstrak
Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pestisida nabati merupakan salah satu alternatif pengendalian hama dan penyebab penyakit tanaman yang ramah lingkungan. Babadotan yang memiliki nama ilmiah Ageratum conyzoides adalah salah satu tumbuhan yang banyak ditemukan di desa Cileungsir dan Cisontrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis. Babadotan memiliki potensi untuk digunakan sebagai bahan pestisida nabati. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dalam bentuk pelatihan pemanfaatan babadotan sebagai sumber pestisida nabati telah dilaksanakan di desa Cileungsir dan Cisontrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengenalan, pemahaman, pengetahuan dan keterampilan tentang gulma babadotan yang berpotensi sebagai sumber pestisida nabati yang dapat dimanfaatkan petani secara sederhana dalam budidaya tanaman untuk mengurangi penggunaan pestisida sintetik. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah pendekatan partisipasif berupa penyuluhan mengenai jenis hama dan penyakit pada padi, dampak penggunaan pestisida sintetik secara tidak bijaksana, pemanfaatan babadotan sebagai pestisida nabati serta mempraktekkan pembuatan pestisida nabati berbahan dasar babadotan. Peserta yang mengikuti kegiatan terdiri dari petani, tokoh masyarakat dan aparat desa. Kesimpulan hasil PKM ini adalah kegiatan pengabdian kepada Masyarakat telah dilaksanakan di Desa Cileungsir dan Cisontrol dengan peserta masing-masing desa sebanyak 50 orang yang terdiri dari petani, tokoh masyarakat dan aparat desa melalui kegiatan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan serta evalusi. Hasil evalusi proses, respon peserta cukup baik dalam mengikuti kegiatan, materi yang disampaikan dapat dipahami oleh peserta. Pengabdian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam pemanfaatan gulma babadotan sebagai sumber pestisida nabati yang berpotensi untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman padi dengan nilai meningkat dari 2%-60% menjadi 88%-100% di Desa Cileungsir dan 8%-68% menjadi 92%-100%. Peserta pelatihan diharapkan juga dapat menjadi penyampai pengetahuan tentang pemanfaatan gulma babadotan sebagai sumber pestisida nabati kepada anggota komunitas lainnya, sehingga informasi ini dapat menyebar lebih luas.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFDOI: https://doi.org/10.24198/agrimasta.v1i1.51047
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##