Perbandingan Kualitas Daging Rajungan Hasil Tangkapan Kejer dan Bubu Lipat di Gebang Mekar, Kabupaten Cirebon

Dedi Supriadi, Dayanti Rizka Utami, Sudarto Sudarto

Abstrak


Rajungan termasuk salah satu hasil perikanan yang umumnya bersifat perishable food (mudah rusak/busuk), maka dalam penanganan daging rajungan rebus dilakukan cold chain system(sistem pengupasan kulit rajungan dengan menjaga suhu produk di bawah suhu ruangan) dengan cepat dan cermat untuk menghindari pembusukan (kenaikan suhu) pada daging rajungan.Rajungan (Portunus pelagicus) dalam penelitian  ini adalah hasil tangkapan dari alat tangkap jaring kejer dan bubu lipat di Gebang Mekar Kabupaten Cirebon yang sudah diolah menjadi daging rajungan rebus.Perbedaan pada penanganan hasil tangkapan dan pengolahan rajungan dari alat tangkap jaring kejer dan bubu lipat meliputi kehati-hatian dalam penanganan rajungan saat hauling, lamanya waktu melaut yang mempengaruhi waktu penyimpanan, perbedaan pengoperasian alat tangkap bubu lipat dengan menggunakan umpan, sedangkan jaring kejer tidak, dan penanganan daging rajungan hasil tangkapan bubu lipat yang melalui proses perebusan di laut dan hasil tangkapan jaring kejer langsung diolah atau direbus di miniplant.Hasil analisis daging rajungan rebus pada hasil tangkapan jaring kejer dengan nilai rata-rata uji skor organoleptik yaitu 7,6, hasil uji mikrobiologi Angka Lempeng Total (ALT) 1,1 x 104 koloni/g dan uji Escherichia coli bernilai negatif (< 3). Daging rajungan hasil tangkapan bubu lipat nilai rata-rata uji skor organoleptiknya 6,6, uji mikrobiologi ALT 2,0 x 104 koloni/g, dan uji Escherichia coli bernilai sama dengan jaring kejer negatif (< 3), maka kualitas daging rajungan rebus hasil tangkapan jaring kejer bernilai lebih baik dibandingkan hasil tangkapan bubu lipat.

Kata Kunci


Jaring kejer; Bubu lipat; Rajungan; Pembusukan; Mutu

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Abdel-Salam HA. 2014. Amino Acid Composition in The Muscles of Male and Female Commercially Important Crustaceans from Egyptian and Saudi Arabia Coasts. American Journal of Bioscience. 2, (2), 70-78.

Agustina ER, Mudzakir AK, Yulianto T. 2014. Analisis Distribusi Pemasaran Rajungan (Portunus Pelagicus) di Desa Betahwalang Kabupaten Demak. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology 3, (3), 190-199.

Amtoni AY, D Iriana, & Herawati T. 2010. Pengaruh Perbedaan Jenis Umpan terhadap Hasil Tangkapan Rajungan (Portunus pelagicus) dengan Bubu Lipat di Perairan Bungko Kabupaten Cirebon. Jurnal Perikanan dan Kelautan,1,(1), 24-31.

Badan Standarisasi Nasional. 2006. Standar Nasional Indonesia SNI 01-2346-2006 tentang Petunjuk Pengujian Organoleptik dan atau Sensori. Jakarta : BSN.

Badan Standarisasi Nasional. 2010. Standar Nasional Indonesia SNI 6929.1. tentang Daging Rajungan (Porthunus pelagicus) dalam Kaleng Secara Pasteurisasi bagian 1. Jakarta: BSN.

Badan Standarisasi Nasional. 2010. Standar Nasional Indonesia SNI 6929.2. tentang Daging Rajungan (Porthunus pelagicus) dalam Kaleng Secara Pasteurisasi bagian 2. Jakarta: BSN.

Badan Standarisasi Nasional. 2015. StandarNasional Indonesia SNI 4224 tentang Daging Rajungan Rebus Dingin. Jakarta: BSN.

Badan Standarisasi Nasional. 2015. SNI 2332:3 tentang Penentuan TPC atau ALT (AngkaLempeng Total). Jakarta : BSN.

Badan Standarisasi Nasional. 2015. Standar Nasional Indonesia SNI 2332.1 tentang Penentuan Coliform dan Escherichia coli. Jakarta: BSN.

Herbowo MS, Riyadi PH, Romadhon R. 2016. Pengaruh Edible Coating Natrium Alginat dalam Menghambat Kemunduran Mutu Daging Rajungan (Portunus pelagicus) Selama Penyimpanan Suhu Rendah. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan, 5, (3), 37-44.

Jacoeb AM, Nurjanah, Lenni ABR. 2012. Karakteristik Protein dan Asam Amino Daging Rajungan(Portunus pelagicus) Akibat Pengukusan. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 15, (2), 156-163.

Martasuganda, S. 2002. Jaring Insang (Gillnet). Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Martasuganda, S. 2003. Bubu (Traps). Serial Teknologi Penangkapan Ikan Berwawasan Lingkungan. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Purwaningsih S, Josephine W, & Lestari DS. 2005. Pengaruh Lama Penyimpanan Daging Rajungan (Portunus pelagicus) Rebus pada Suhu Kamar. Buletin Teknologi Hasil Perikanan, 8, (1).

Rahayu WP, Nurwitri C. 2012. Mikrobiologi Pangan. Bogor : IPB Press.

Suharto S, Romadhon R, Redjeki S. 2016. Analisis Susut Bobot Pengukusan dan Rendemen Pengupasan Rajungan Berukuran Berbeda dan Rajungan Bertelur. Saintek Perikanan: Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology, 12, (1), 47-51.

Wibowo. S dan Yunizal. 1998. Penanganan Ikan Segar. Instalasi Penelitian Perikanan Laut. Jakarta.

Wu X, Zhou B, Cheng Y, Zeng C, Wang C, Feng L. 2010. Comparison of gender differences in biochemical composition and nutritional value of various edible parts of the blue swimmer crab.Journal of Food Composition and Analysis, 23, (2), 154-159.




DOI: https://doi.org/10.24198/jaki.v4i2.25282

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc-nd4.footer##

Jurnal Ini Terindeks di:


 width= width= width= width= width= width= width= width= width=


 

Penerbit:

Fakultas Ilmu Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Jl. Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Jatinangor