NILAI HAMBUR BALIK AKUSTIK TERHADAP TINGKAT TUTUPAN LAMUN DAN TINGGI KANOPI YANG BERBEDA DI PERAIRAN PULAU MANTANG, KABUPATEN BINTAN

Intan Suraya

Abstrak


Informasi mengenai hambur baik akustik lamun masih sangat terbatas di perairan Pulau Mantang. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengukur besar tutupan lamun dan tinggi kanopi, dan menentukan nilai hambur balik akustik terhadap tingkat tutupan lamun dan tinggi kanopi yang berbeda di Perairan Pulau Mantang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2024 dengan, menggunakan metode hidroakustik dengan instrument singlebeam echosounder SIMRAD EK-15 dengan frekuensi 200 kHz. Pengumpulan data dilakukan survei terdahulu untuk melihat lokasi yang terdapat lamun, pada saat perekaman data akustik dilakukan purposive sampling pada kondisi kapal dalam keadaan diam dan perekaman dilakukan selama 5 menit. Pengambilan data tutupan lamun dibantu dengan menggunakan transek kuadran yang berukuran 50 x 50 cm, dimana dengan kategori yang berbeda yaitu tutupan jarang, sedang dan padat. Titik diambil sebanyak 31 titik dan melakukan pengambilan foto menggunakan underwater camera. Pengolahan data akustik menggunakan software ESP3 untuk mendapatkan nilai volume backscattering strength (Sv) dan surface backscattering strength (SS). Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh nilai surface backscattering strength (SS) terhadap tingkat tutupan lamun yang berbeda dimana mendapatkan hasil nilai SS sebesar -40 dB hingga -20 dB. Hasil analisis regresi linear sederhana antara nilai tutupan lamun dan nilai hambur balik surface backscattering strength menunjukan y = 7,4728 (Ln(x)) – 62,135 dengan nilai R2 yang diperoleh sebesar 62,22% yang artinya kedua variabel tersebut memiliki hubungan yangnsaling berpengaruh, sedangkan uji regresi linear yang dilakukan antara nilai tinggi kanopi dan nilai hambur balik surface backscattering strength memiliki hubungan yang sangat lemah atau tidak terdapat pengaruh, yang dimana nilai didapatkan sebesar R2 = 0,0061.

Kata Kunci


Kelautan

Referensi


Arkham, M. N., Adrianto, L., & Wardiatno, Y. (2015). Studi keterkaitan ekosistem lamun dan perikanan skala kecil (studi kasus: Desa Malang Rapat dan Berakit, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau). Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 10(2), 137-148. https://doi.org/10.15578/jsekp.10.2.2015.137-148

Dahuri, R. (2001). Keanekaragaman Hayati Laut: Aset Pembangunan Berkelanjutan. PT Gramedia Pustaka Utama.

Fahruddin, A., Sani, A., & Sani, A. (2017). Struktur Komunitas Lamun di Perairan Pulau Barranglompo, Kota Makassar. Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan, 8(1), 1-10.

Hamuna, B., Pujiyati, S., & Hestirianoto, T. (2014). Karakterisasi pantulan akustik karang menggunakan echosounder single beam. Jurnal Integrasi, 6(2), 129- 133.

Hernawan, U.E., Rahmawati, S., Ambo-Rappe, R., Sjafrie, N.D.M., Hadiyanto, H., Yusup, D.S., Nugraha, A.H., La Nafie, Y.A., Adi, W., Prayudha, B., Irawan, A., Rahayu,Y.P., Ningsih, E., Ritniasih, I., Supriadi, I.H., & McMahon, K., 2021. The First Nation-Weed Assessment Identifies Valuable Blue-Carbon Seagrass Habitat In Indonesia Is In Moderate Condition. Science of The Total Environment, 634:279-86. DOI: 10.1016/j.scitotenv.2021.146818.

Kawaroe M, Indrajaya, Happy SI. 2005. Pemetaan bioekologi padang lamun (seagrass) di Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. Pesisir & Lautan 6: 31-41.

Helsel, D. R., & Hirsch, R. M. (2002). Statistical Methods in Water Resources (Techniques of Water-Resources Investigations, Book 4, Chapter A3). U.S. Geological Survey.

Komatsu,T., Igarashi, C., Tatsukawa, K., Sultana, S., Matsuoka, Y., & Harada, S. (2003). Use of multi-beam sonar to map seagrass beds in Otsuchi Bay on the Sanriku Coast of Japan. Aquatic Living Resources, 16(3), 223-230. https://doi.org/10.1016/S0990- 7440(03)00045-7

Kurniawan, D., Jompa, J. & Haris, A. 2017. Pertumbuhan Tahunan Karang Goniopora stokesi di Perairan Kota Makassar Hubungannya dengan Faktor Cuaca. Jurnal Akuatiklestari, 1(1) : 8-15. https://doi.org/10.31629/akuatiklestari.v1i1.274

Maclennan, D. N dan Simmonds, E. J. 2005. Fisheries Acoustic. Chapman and Hall. Oxford: Blackwell Science

Manik, H. M., Apdillah, D., Dwinovantyo, A., & Solikin, S. (2017). Development of Quantitative Single Beam Echosounder for Measuring Fish Backscattering. Dalam A. Zak (Ed.), Advances in Underwater Acoustics (hlm. 1-17). InTech. https://doi.org/10.5772/intechopen.69156

Manik, H. M., Furusawa, M., & Amakasu, K. (2006). Quantifying sea bottom surface backscattering strength and identifying bottom fish habitat by quantitative echo sounder. Japanese Journal of Applied Physics, 45(6S), 4865. https://doi.org/10.1143/JJAP.45.4865

Manik, H. M., & Apdillah, D. (2020). Remote Sensing of Seagrass and Seabed using Acoustic Technology in Bintan Seawater, Indonesia. Pertanika Journal of Science & Technology, 28(2), 421-439.

McKenzie, L. J., Campbell, S. J., & Roder, C. A. (2003). Seagrass-Watch: Manual for Mapping & Monitoring Seagrass Resources, 2nd Edition. Queensland Fisheries Service, Northern Fisheries Centre, Cairns.

Montgomery, D. C. (2020). Introduction to Statistical Quality Control (8th ed.). Wiley.

Nugraha, A. H., & Kurniawan, D. 2021. Rekrutmen karang keras (Scleractinia) berdasarkan zona geomorfologi di Perairan Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis,. 13(2): 269-281. https://doi.org/10.29244/jitkt.v13i2.34551

Nugraha A H, Srimariana E S, Jaya I, Kawaroe M. 2019. Struktur ekosistem lamun di Desa Teluk Bakau, Pesisir Bintan Timur-Indonesia. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan. 8(2):87-9 https://doi.org/10.13170/depik.8.2.13326.

Nurmasari, R., Putri, A. H. A., Rosmaida, S., Nurkhalifah, U., & Ramadhan, F. (2023). Identifikasi Tutupan Dan Kondisi Perairan Pada Ekosistem Lamun Di Pulau Tidung Kecil. Jurnal Teknologi Perikanan Dan Kelautan, 14(1), 25-32. https://doi.org/10.24319/jtpk.14.25-32

Nybakken JW. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Penerbit PT. Gramedia. Jakarta.

Pujiyati, S. 2008. Pendekatan metode hidroakustik untuk analisis keterkaitan antara tipe substrat dasar perairan dengan komunitas ikan demersal [Thesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor, pp 1-185.

Rusmayanti, S. H. (2012). Acoustic backscatter measurements of value Enhalus acoroides Pari Island, Thousand Islands, Jakarta

Short, F.T., Carruthers, W.D., & Waycott, M., 2007. Global Seagrass Distribution And Diversity: A Bioregional Model. Journal of Experimental Marine Biology and Ecology, 350(1-2): 3-20. DOI: 10.1016/j.jembe.2007.06.012

Siwabessy, P. J. W. (2001). An investigation of the relationship between seabed type and benthic and bentho-pelagic biota using acoustic techniques. The Curtin University of Technology, Australia

Waycott, M., McKenzie, L.J., Mellors, J.E., Ellison, J.C., Sheaves, M.T., Collier, C., & Schwarz, A.M., 2011. Vulnerability of mangroves, seagrasses and intertidal flats in the tropical Pacific to climate change.

Zurba, N. 2018. Pengenalan Padang Lamun : Suatu Ekosistem Yang Terlupakan. Unimal Press. Universitas Malikussaleh. Lhokseumawe. 114 Halaman http://repository.unimal.ac.id/id/eprint/4205




DOI: https://doi.org/10.24198/jaki.v10i2.63054

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc-nd4.footer##

Jurnal Ini Terindeks di:


 width= width= width= width= width= width= width= width= width=


 

Penerbit:

Fakultas Ilmu Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Jl. Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Jatinangor