PENGGUNAAN ASAM ASKORBAT DAN ARANG AKTIF SEBAGAI ANTI-BROWNING PADA INISIASI KULTUR IN VITRO BAMBU PETUNG (Dendrocalamus asper (Schult.))
Abstrak
Peningkatan perbanyakan bibit bambu petung dilakukan dengan teknik kultur in vitro, akan tetapi sering terjadi pencokelatan (browning) pada tahap inisiasi yang menghambat pertumbuhan eksplan. Browning biasanya terjadi karena senyawa fenolik yang muncul saat eksplan dilukai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode yang efektif mencegah dan menurunkan intensitas browning dengan penggunaan senyawa anti-browning yaitu asam askorbat dan arang aktif yang diinkubasi pada kondisi terang dan gelap. Dalam penelitian ini digunakan 3 metode pencegahan browning yaitu : metode perendaman anti-browning, metode penambahan anti-browning di dalam media, dan metode kombinasi perendaman dan penambahan anti-browning di dalam media. Media yang digunakan adalah Murashige and Skog (MS) dengan penambahan zat pengatur tumbuh kinetin 2 mg/L dan penambahan konsentrasi perlakuan asam askorbat (0, 150, 200, 250, 300) mg/L dan arang aktif (0,5) g/L. Pengamatan meliputi hari munculnya browning, persentase browning, dan pertumbuhan tunas eksplan bambu petung yang diamati selama 14 Hari Setelah Tanam (HST). Data hasil pengamatan setiap parameter dianalisis secara deskriptif khususnya pada persentase browning diamati berdasarkan skoring intensitas browning yang dihasilkan. Hasil menunjukkan bahwa metode kombinasi dengan perendaman dan penambahan di dalam media asam askorbat 150 mg/L dan arang aktif 0,5 g/L optimal dengan persentase browning yang muncul sebesar 11% pada kondisi gelap. Metode kombinasi juga meningkatkan pertumbuhan tunas eksplan bambu petung hingga 67% pada kondisi terang.
Kata Kunci
Anti-browning; browning; Dendrocalamus asper; inisiasi; kultur in vitro
Teks Lengkap:
PDFDOI: https://doi.org/10.24198/biotika.v19i2.34733
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Jurnal ini terindeks oleh:
















