Analisis Kerentanan Gempa pada Jalur Sesar Baribis menggunakan Metode Microearthquake (MEQ)

Siska Febyani, Mohammad Fatahillah Pradana K, Mohammad Rivaldy, Ildrem Syafri, Andi Agus Nur, Patra Embara, Sigit Dwi Nugroho

Abstrak


Di Jawa Barat, terjadi beberapa gempa tektonik yang berasal karena aktivitas sesar, diantaranya adalah Sesar Cimandiri, Sesar Baribis, Sesar Citanduy dan Sesar Lembang. Salah satu sesar yang diperkirakan aktif adalah Sesar Baribis. Sehubungan dengan hal tersebut telah dipasang 3 seismometer di 3 desa yaitu: Desa Jatigede di Sumedang, Dusun Anggrawati dan Desa Sinar Galih keduanya berada di Kabupaten Majalengka. Tujuan kajian ini adalah mendeteksi adanya gempabumi mikro yang terjadi di jalur Sesar Baribis menggunakan metode Microearthquake (MEQ), sebagai langkah verifikasi secara faktual di lapangan sehingga tingkat aktivitas yang berlangsung pada jalur Sesar Baribis tersebut dapat diketahui. Hasil dari perekaman Microearthquake (MEQ) menunjukkan jumlah kejadian gempa yang terekam selama 60 hari adalah 46 gempa dari skala 0,1 Mw hingga 3,2 Mw. Kedalaman gempa terdangkal adalah 1 km dan yang terdalam adalah 85 km. Sumber gempa dominan adalah pada Zona Sesar Baribis dengan kedalaman gempa kurang dari 50 km. Arah dan rezim gaya yang tercatat dari perhitungan momen tensor memperlihatkan sesar naik dan sesar geser. Berdasarkan kedalaman data perekaman MEQ dan pengamatan permukaan, Zona Sesar Baribis diperkirakan adalah sesar aktif.

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Djadja & Indyo Pratomo. 2009. Potensi Bencana Alam Gempabumi dan Gerakan Tanah, di Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai dan Sekitarnya. Jurnal Biologi Indonesia 5 (3): 339-354 (2009).

Fadhila, H. 2012. Studi Aktivitas Sesar Baribis Berdasarkan Data Pengamatan GPS Tahun 2007 – 2010. Tugas Akhir Program Studi Sarjana Teknik Geodesi dan Geomatika ITB.

Hilmi, Faisal dan Iyan Haryanto. 2008. Pola Struktur Regional Jawa Barat.Bandung:Bulletin of Scientific ControbutionVol 6. No. 1.

Haryanto, I. 2004. Tektonik Sesar Baribis-Cimandiri. Prosiding Tahunan IAGI 33.

Haryanto, I.2014. Evolusi Tektonik Pulau Jawa Bagian Barat Selama Kurun Waktu Kenozoikum. Disertasi Unpad. Tidak dipublikasikan, hlm 247.

Hendri Sulistiawan, 2016. Analisis Seismic Hazard Berdasarkan Data PGA dan Kerentanan Gempa Menggunakan Metode Mikroseismik di Daerah Kampus UNNES, Gunungpati, Kota Semarang. Universitas Negeri Semarang.

Martodjojo, S. 1984. Evolusi Cekungan Bogor. Bandung : ITB. Tidak dipublikasikan.

Meilano, I., Abidin, H. Z., Andreas, H., Gumilar, I., D. Sarsito, R. Hanifa, Rino, H. Harjono, T. Kato, F. Kimata, and Y. Fukuda. 2012. Slip Rate Estimation of the Lembang Fault West Java from Geodetic Observation. J. Disaster Res., vol. 7, no. 1, pp. 12–18, 2012

Ramadhana, F. 2016. Deformation Analysis of Baribis Fault Based on Campaign and Continuous GPS Measurement from 2007 – 2014. Tugas Akhir Program Studi Sarjana Teknik Geodesi dan Geomatika ITB.

Simandjuntak, T.O. 1992. Neogene tectonics and orogenesis of Indonesia. Geological Society of Malaysia. Kualalumpur. Malaysia.

Snoke, J.. 2003. 85.12 FOCMEC: FOCal MEChanism determinations. International Geophysics. 81. 1629-1630. 10.1016/S0074-6142(03)80291-7.

Stein, S., Wysession, M., & Stein, S. (Ed.). 2003. Introduction to Seismology, Earthquakes, and Earth Structure. Blackwell Publishing.

van Bemmelen, R.W. 1949. The Geology of Indonesia. Vol.




DOI: https://doi.org/10.24198/bsc.v18i1.25941

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.