Pemberdayaan Kader Kesehatan dalam Pencegahan dan Penatalaksanaan Stunting pada Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Jatinangor
Abstrak
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu yang cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Indonesia menduduki urutan ke-5 negara yang memiliki penderita stunting terbanyak di dunia, Jawa barat menduduki urutan ke-12 dalam posisi prevalensi stunting anak berusia di bawah lima tahun di Indonesia dengan prevalensi sebesar 29,2% termasuk untuk wilayah Kabupaten Sumedang. Data menunjukkan bahwa di Kabupaten Sumedang, khususnya Kecamatan Jatinangor, memiliki angka kejadian stunting cukup tinggi, dan Desa Hegarmanah merupakan salah satu desa dengan tingkat stunting yang cukup tinggi di Kecamatan Jatinangor. Melalui kegiatan Pengabdian pada Masyarakat (PPM) Prioritas di wilayah kerja Puskesmas Jatinangor, tim pelaksana PPM melakukan pemberdayaan terhadap kader kesehatan di Kawasan Desa Hegarmanah, Jatinangor mengenai pencegahan dan penatalaksanaan stunting dengan tujuan untuk membantu kader kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kewaspadaan terjadinya stunting pada anak serta bagaimana cara menanggulangi dan mengatasinya. Khalayak sasaran pada kegiatan ini adalah kader kesehatan di Desa Hegarmanah sejumlah 60 orang. Metode kegiatan ini dilakukan dengan ceramah, simulasi, diskusi, dan praktikum. Pengukuran pengetahuan pada kegiatan ini diperoleh menggunakan kuesioner pretest dan posttest, sedangkan pengukuran kemampuan psikomotor berdasarkan lembar cheklist observasi. Data dianalisis dengan distribusi frekuensi, nilai mean, dan dependent t-test. Hasil kegiatan menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata skor pengetahuan kader sebelum (54,7±15,2) dan setelah (66,2±16,3) kegiatan pemberdayaan, dengan rata-rata peningkatan skor 11,5±15,5 (p=0,000;α=0,05). Pada kemampuan psikomotor kader menunjukkan peningkatan yang signifikan setelah dilakukan kegiatan. Melalui kegiatan ini pengetahuan dan kemampuan kader kesehatan dapat meningkat dalam pencegahan dan penatalaksanaan stunting pada anak. Hasil kegiatan ini merekomendasikan perlunya rencana tindak lanjut yaitu pencegahan dan penatalaksanaan stunting pada anak oleh kader kesehatan yang sudah dilatih dan dilakukan evaluasi secara berkelanjutan bekerjasama dengan Puskesmas Jatinangor.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Balitbangkes. (2013). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). (2015). Kurva pertumbuhan WHO. Diakses dari http://www.idai.or.id/professional-resources/growth-chart/kurva-pertumbuhan-who.
Kementerian Kesehatan RI. (2011). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antopometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Direktorat Bina Gizi.
Kementerian Kesehatan RI. (2016). Situasi balita pendek. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, Pusat Data dan Informasi.
Kementerian Keuangan RI. (2018). Penanganan stunting terpadu 2018. Jakarta: Direktur Anggaran Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Millennium Challenge Account – Indonesia. (2018). Stunting dan masa depan Indonesia. Jakarta: MCA – Indonesia.
Notoatmodjo, S. (2012). Ilmu kesehatan masyarakat: Prinsip-prinsip dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Samsudin, S. (2005). Manajemen sumber daya manusia. Bandung: Pustaka Setia.
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. (2017). 100 Kabupaten/Kota prioritas untuk intervensi anak kerdil (stunting). Jakarta: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
World Breastfeeding Week. (2016). Mencegah kekurangan gizi pada anak, mencegah stanting. Direktur PKGBM MCA-Indonesia.
DOI: https://doi.org/10.24198/dharmakarya.v7i4.19527
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.license.cc.by4.footer##
Jurnal Ini Terindeks di: