Aktifitas Antihiperurisemia Beberapa Tanaman Indonesia

NURIHARDIYANTI NURI

Abstrak


Abstrak : Kelainan biokimia klinis yang ditandai dengan kadar serum asam urat yang tinggi pada plasma darah merupakan hiperurisemia. Saat ini, untuk pengobatan hiperurisemia umunya digunakan obat alopurinol, yang jika dikonsumsi berlebihan dapat menimbulkan efek samping salah satunya hepatitis. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan daun kepel (Stelechocarpus burahol (Bl.), Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl), Putri Malu (Mimosa pudica L.), Pakis tangkur (Polypodium feei), Jahe ( Zingiber officinale), Sirzak (Annona muricata), Meniran (Phyllanthus niruri Linn.), Rosella (Hibiscus sabdariffa L.), Tempuyung (Soncus Arvensi L), Rambutan (Nephelium lappaceum). memiliki aktivitas antihiperurisemia. Oleh karena itu, pada review ini akan dibahas mengenai aktivitas antihiperurisemia pada sepuluh tanaman tersebut. Pencarian data primer dilakukan dengan instrumen pencari secara online menggunakan NCBI, Google, dan Yahoo. Hasil yang didapatkan dari beberapa artikel yaitu beberapa tanaman tersebut berkhasiat sebagai antihyperurisemia melalui uji daya hambat xantin oksidase dan menurunkan kadar asam urat pada hewan uji. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sepuluh tanaman tersebut memiliki berpotensi untuk dikembangkan sebagai pengobatan hyperurisemia.

 

Kata Kunci: Hiperurisemia, Tanaman Indonesia, Xantin Oksidase.

Teks Lengkap:

PDF


DOI: https://doi.org/10.24198/jf.v15i2.12413

DOI (PDF): https://doi.org/10.24198/jf.v15i2.12413.g5736

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.




Sitasi manajer:   

 

 

Jurnal ini diindeks dalam:

 

 

View My Stats 

ISSN: 1693-1424

e-ISSN: 2716-3075

 

Farmaka by Universitas Padjadjaran is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License

Copyright © 2013 Jurnal Farmaka - All Right Reserved