Review Artikel : Penggunaan Favipiravir Pada Pasien COVID-19
Abstrak
Wabah infeksi severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) menyebabkan penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) yang terjadi pada akhir Desember 2019 dan menyebar dengan cepat ke seluruh dunia serta berdampak kritis pada sistem kesehatan masyarakat. Gejala klinis COVID-19 meliputi gejala pernafasan, demam, batuk, dispnea, dan pneumonia. Belum ada obat antivirus khusus yang disetujui untuk pengobatan COVID-19. Sejumlah antivirus yang telah disetujui dan dipasarkan sedang diuji untuk digunakan kembali, termasuk Favipiravir. Favipiravir adalah RNA-dependent RNA polymerase (RdRp) inhibitor dan telah dilaporkan menargetkan SARS-CoV-2 RdRp sehingga menghambat replikasi virus. Review artikel ini bertujuan untuk mengetahui efikasi terapi Favipiravir dalam pengobatan pasien COVID-19. Hasil review menunjukkan adanya efikasi terapi berupa perbaikan klinis yang signifikan pada pasien yang diberikan Favipiravir dibandingkan antivirus lainnya yang dipantau selama 7 hari sampai 14 hari selama rawat inap. Selain itu, terjadi klirens virus dalam 7 sampai 14 hari selama rawat inap dan terdapat perbaikan gejala seperti penurunan demam dan batuk.
Teks Lengkap:
PDFDOI: https://doi.org/10.24198/farmaka.v19i3.34832
DOI (PDF): https://doi.org/10.24198/farmaka.v19i3.34832.g16531
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Sitasi manajer:
Jurnal ini diindeks dalam:
Farmaka by Universitas Padjadjaran is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License
Copyright © 2013 Jurnal Farmaka - All Right Reserved