Evaluasi Potensi Fraksi Rumput Gong (Eriocaulon cinereum R. Br) sebagai Antikanker Serviks terhadap sel HeLa

Pinus Jumaryatno, Arde Toga Nugraha, Widyanur Maya Diahandari, Auva Azkiya

Abstrak

Rumput gong (Eriocaulon cinereum R. Br.) merupakan tumbuhan yang secara tradisional telah dipergunakan masyarakat Bangka Belitung untuk mencegah pertumbuhan kanker. Penelitian pendahuluan memperlihatkan bahwa ekstrak etil asetat dan metanol rumput gong memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel HeLa dengan IC50 masing-masing sebesar 580,07 μg/ml dan 626,41 μg/ml. Hal ini menunjukkan bahwa rumput gong berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku obat antikanker serviks. Dalam upaya pengembangan tersebut perlu diketahui senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas sitotoksik terhadap sel HeLa. Sebagai langkah awal untuk memperoleh senyawa aktif antikanker serviks dari rumput gong maka dilakukan fraksinasi terhadap ekstrak serta evaluasi aktivitas sitotoksiknya terhadap sel HeLa. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aktivitas sitotoksik fraksi dari ekstrak etil asetat dan metanol rumput gong terhadap sel HeLa. Ekstrak etil asetat dan metanol rumput gong diperoleh melalui maserasi bertingkat dengan bantuan sonikasi. Selanjutnya ekstrak etil asetat rumput gong difraksinasi menggunakan kromatografi cair vakum dengan fase gerak diklorometana dan etil asetat, sedangkan ekstrak metanol rumput gong difraksinasi menggunakan fraksinasi cair-cair secara bertingkat dengan diklorometana, kloroform dan air. Aktivitas sitotoksik dari masing-masing fraksi dievaluasi menggunakan metode MTT assay dan diukur dengan microplate reader pada panjang gelombang 595 nm. Hasil uji aktivitas sitotoksik dianalisa secara statistik menggunakan analisis PROBIT dengan SPSS 16 for Windows®. Fraksi diklorometana dan etil asetat dari ekstrak etil asetat rumput gong menunjukkan aktivitas sitotoksik terhadap sel HeLa dengan IC50 masing-masing sebesar 466,61 μg/ml dan 267,34 μg/ml. Nilai IC50 fraksi-fraksi yang diperoleh dari ekstrak metanol rumput gong adalah 235,65 μg/ml (fraksi diklorometana) dan 2325,30 μg/ml (fraksi air), sedangkan fraksi kloroform tidak memperlihatkan adanya aktivitas sitotoksik. Fraksi etil asetat dari ekstrak etil asetat rumput gong dan fraksi diklorometana dari ekstrak metanol memiliki aktivitas sitotoksik yang paling poten terhadap sel HeLa. Dengan demikian fraksi-fraksi tersebut berpotensi untuk dilakukan pengkajian lebih lanjut sebagai antikanker serviks.

Teks Lengkap:

PDF

Referensi

Stewart BW, Wild CP, editors. World Cancer Report 2014. Lyon: International Agency for Research on Cancer; 2014.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Info Datin: Situasi Penyakit Kanker. Pusat data dan informasi Kementerian Kesehatan RI; 2015. diambil dari: http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-info-datin.html [Diakses pada 1 Juni 2017 June ].

Monk BJ, Sill MW, McMeekin DS, Cohn DE, Ramondetta LM, Boardman CH, et al. Phase III trial of four cisplatin-containing doublet combinations in stage IVB, recurrent, or persistent cervival carcinoma: a gynecologic oncology group study. J Clin Oncol. 2009;27(28):4649-55.

Katanyoo K, Chongthanakorn M, Tantivatana T, Manusirivithaya S, Rongsriyam K, Cholpaisal A. Treatment outcomes of concurrent weekly carboplatin with radiation therapy in locally advanced cervical cancer patients. Gynecol Oncol. 2011;123(3):571-6.

Li J, Wang LJ, Zhang BZ, Peng YP, Lin ZQ. Neoadjuvant chemotherapy with paclitaxel plus platinum for invasive cervical cancer in pregnancy: two case report and literature review. Arch Gynecol Obstet. 2011;284(3):779-83.

Ackermann S, Beckmann MW, Thiel F, Bogenrieder T. Topotecan in cervical cancer. Int J Gynecol Cancer. 2007;17(6):1215-23.

Mutch DG, Bloss JD. Gemcitabine in cervical cancer. Gynecol Oncol. 2003;90(2 Suppl):S8-15.

American Cancer Society. Chemotherapy for Cervical Cancer. American Cancer Society, Inc.; diambil dari: https://www.cancer.org/cancer/cervical-cancer/treating/chemotherapy.html [Diakses pada 1 Juni 2017 June].

Newman DJ and Cragg GM. Natural products as sources of new drugs from 1981 to 2014. J Nat Prod. 2016;79(3):629-61.

Nugraha AT, Ramadhan V, Pandapotan H, Romadhonsyah F. A study of proliferative activity of herbs Eriocaulon cinereum R.Br. on cervical cancer cells (HeLa) with MTT assay method. Int J Pharm Med Biol Sci. 2017;6(2):73-76.

Hidayati AT. 2017. Uji aktivitas antiproliferasi ekstrak etil asetat rumput gong (Eriocaulon Cinereum R.Br.) pada sel kanker serviks (HeLa) dan sel normal (Vero). Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Lisnasari BWR. 2017. Aktivitas sitotoksik ekstrak metanol rumput gong (Eriocaulon cinereum R. Br.) pada sel kanker serviks (HeLa) dan sel normal (sel Vero). Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Oliveira ALR, Bove CP. Eriocaulon L. from Brazil: An Annotated checklist and taxonomic novelties. Acta Bot Bras. 2015;29(2):175-89.

Xu Q, Xie H, Wu P, Wei X. Flavonoids from the capitula of Eriocaulon australe. Food Chem., 2013;139: 149-54.

Kim S-J, Lee G-T, Lee, B-R, Jeon K-S, Rim H-K, Bang J-H, et al. Anti-Cancer effect of Eriocaulon sieboldianum through the activation of Caspase-3 in human leukemia cell line, HL-60 cells. Orient Pharm Exp Med. 2009;9(2):186-91.

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.