Kombinasi Gel Ekstrak Etanol A. Conyzoides, C. Asiactica, C. Ternatea, Dan Astaxanthin Efektif Untuk Penyembuhan Luka Dibetes: Model Hewan

yedy purwandi sukmawan, Ira Rahmiyani, Nidi Halipah

Abstrak

Ulkus diabetik merupakan salah satu komplikasi diabetes yang sulit untuk disembuhkan dan dapat berakhir pada amputasi organ yang terkait pada luka tersebut. Prevalensi kejadian ulkus diabetik menunjukkan kecenderungan peningkatan setiap tahun. Akan tetapi, sampai saat ini sediaan topikal untuk penyembuhan luka diabetes masih sangat terbatas. Pada dua penelitian kami sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak C. ternatea dan gel kombinasi A. conyzoides, C. asiatica, dan Astaxanthin memberikan efektifitas penyembuhan luka diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas kombinasi gel ekstrak etanol A. conyzoides, C. asiatica, C. ternatea dan Astaxanthin dalam penyembuhan luka diabetes pada model hewan. Penelitian ini dilakukan terhadap 3 kelompok yaitu kelompok negatif (Basis Gel), kelompok positif (Oxoferin) dan kelompok uji (A. conyzoides 10%, C. asiatica 5%, C. ternatea 5% dan Astaxanthin 0,1%). Masing-masing kelompok terdiri dari 4 tikus. Tikus diinduksi menggunakan aloksan 200 mg/Kg BB secara intraperitonial, dan dinyatakan diabetes bila kadar gula darah >200 mg/dL. Setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan luka sayat pada daerah punggung dengan panjang 1,5 cm dan dilakukan pemantauan penyembuhan luka selama 14 hari dilihat dari penutupan lukanya. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang siginifikan antara kelompok negatif, positif dan kelompok uji (p<0.05). Hasil persentase penyembuhan luka yaitu 41,65 %, 51,77%, 70,79% untuk kelompok negatif, positif dan uji. Gel kombinasi A. conyzoides 10%, C. asiatica 5%, C. ternatea 5% dan Astaxanthin 0,1% efektif dalam meningkatkan kecepatan penyembuhan luka diabetes.

Kata Kunci

A.conyzoides; C.asiatica; C. ternatea; Astaxanthin; Penyembuhan Luka

Teks Lengkap:

PDF

Referensi

Saeedi P, Petersohn I, Salpea P, Malanda B, Karuranga S, Unwin N, dkk. Global and Regional Diabetes Prevalence Estimates for 2019 and Projections for 2030 and 2045: Results from the International Diabetes Federation Diabetes Atlas, 9th edition. Diabetes research and Clinical Practice. 2019; 157: 107843.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar. (RISKESDAS) 2013. Laporan Nasional 2013, 1–384.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar. (RISKESDAS) 2013. Laporan Nasional 2013, 1–571.

Center for Disease Control and Prevention. Global Health- Indonesia. [Diunduh pada tanggal 1 Agustus 2021]. Tersedia di https://www.cdc.gov/globalhealth/countries/indonesia/default.htm.

Everett E, Mathioudakis N. Update on management of diabetic foot ulcers. Annals of the New York Academy of Sciences, 2018; 1411(1): 153-65.

Moulik PK, Mtonga R, Gill GV. Amputation and Mortality in New-Onset Diabetic Foot Ulcers Stratified by Etiology. Diabetes care. 2003; 26(2): 491-4.

Sukmawan YP, Alifiar I, Nurdianti L, Ningsih WR. Wound Healing Effectivity of The Ethanolic Extract of Ageratum conyzoides L Leaf (White And Purple Flower Type), Ethanolic Extract of Centella asiatica And Astaxanthin Combination Gel Preparation In Animal Model. Turk J Pharm Sci.

Pakpahan, F.D., Sukmawan, Y.P., Rahmiyani, I., Wound Healing Activity of the Clitorea ternatea L. Flower Ethanolic Extract Gel Preparation in Diabetic Animal Model. Submitted in Research Journal of Pharmacy and Technology.

National Research Council (US) Committee. Guide for the Care and Use of Laboratory Animals. 8th edition. Washington (DC): National Academies Press (US); 2011.

Farnsworth, NR., 1996. Biological and Pytochemical Screening of Plants. Journal Of Pharmaceutical Sciences. 1996; 55(3): 225-76.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Herbal Indonesia. Edisi I. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2008.

Nurdianti L, Aryani R, Indra I. Formulasi Dan Karakterisasi Sne (Self Nanoemulsion) Astaxanthin Dari Haematococcus Pluvialis Sebagai Super Antioksidan Alami. Jurnal Sains Farmasi & Klinis. 2017; 4(1): 36.

Cahyaningsih. Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Gel Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix Dc.) dengan Basis Hpmc sebagai Antibakteri Terhadap Staphylococcus Aureus (Skripsi). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2018.

Garg A, Aggarwal D, Garg S, Singla AK 2002. Spreading Of Semisolid Formulations: An Update. Pharmaceutical Technology North America. 2002; 26(9): 84-105.

Safani EE, Kunharjito WAC, Lestari A, Purnama ER. Potensi Ekstrak Daun Bandotan (Ageratum conyzoides L.) Sebagai Spray Untuk Pemulihan Luka Mencit Diabetik Yang Terinfeksi Staphylococcus Aureus. Biotropic : The Journal Of Tropical Biology. 2019; 3(1): 68-78.

Sukmawan YP, Anggadiredja K, Adnyana IK. 2021. Anti-Neuropathic Pain Activity of Ageratum conyzoides L due to the Essential Oil Components. CNS & Neurological Disorders Drug Targets. 2021; 20(2): 181-9.

Sabila FC dan Mihartono M. Efektivitas Pemberian Ekstrak Daun Pegagan (Centella asiatica) Terhadap Penyembuhan Luka. Jurnal Kesehatan dan Agromedicine. 2020; 7(1): 23-9.

Cahyaningsih E dan Putu Era Sandhi KPS. Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) Dengan Metode Spektrofotometri Uv-Vis. Ilmiah Medicamento. 2019; 5(1): 51–7.

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.