Analisis dan Strategi Pengembangan Pelayanan Kefarmasian Berbasis Metode Hanlon di RS Bhayangkara Tk.III Nganjuk

Niken Wulandari, Rina Herowati, Gunawan Pudji

Abstrak

Rumah Sakit (RS) menjadi institusi pelayanan kesehatan yang paripurna dengan menyediakan  berbagai pelayanan. Akreditasi suatu RS menunjukkan komitmen nyata untuk meningkatkan keselamatan dan kualitas asuhan pasien. Standar evaluasi yang dipergunakan adalah Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1. RS Bhayangkara Tk.III Nganjuk merupakan salah satu RS yang telah mencapai nilai akreditasi baik termasuk pada pelayanan di instalasi farmasi rumah sakit (IFRS). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kesesuaian dan menentukan strategi pengembangan Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO) di IFRS Bhayangkara Tk.III dengan standar akreditasi SNARS Edisi 1, berdasarkan skala prioritas masalah. Penelitian termasuk rancangan non eksperimental dengan analisis data secara kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan instrument kuesioner. wawancara dan penelusuran dokumen. Metode hanlon juga digunakan untuk menentukan skala prioritas masalah yang harus dibenahi.  Hasil menunjukkan bahwa IFRS Bhayangkara Tk III telah mencapai hasil akreditasi di atas nilai minimal (80%), namun perlu dilakukan strategi pengembangan agar dapat mencapai nilai standart maksimal. Analisis metode hanlon menunjukkan bahwa masalah yang paling prioritas berturut-turut adalah PKPO 2, PKPO 4 , PKPO 6, PKPO 5, PKPO 1, PKPO 3, dan terakhir PKPO 7. IFRS Bhayangkara Tk. III telah memenuhi standar minimal dari KARS, tetapi perlu melakukan strategi pengembangan PKPO sesuai prioritas yaitu pada PKPO 2 (pengkajian formularium), PKPO 4 dan PKPO 1 (Penambahan apoteker), PKPO 6 (Proses monitoring ke pasien), PKPO 5 (pelabelan obat oleh farmasi), PKPO 3 (bukti penyimpanan obat pada pasien), dan PKPO 7 (pelaporan efek samping obat).

 

Kata Kunci

Akreditasi, Instalasi farmasi, Metode hanlon, PKPO, Strategi pengembangan

Teks Lengkap:

PDF

Referensi

Sari SP, Abdulah R. Survei kepuasan pelanggan farmasi poliklinik di rumah sakit di Indonesia. Farmaka. 2018;16(2):71-9.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Standar nasional akreditasi rumah sakit edisi 1. Jakarta: Komisi Akreditasi Rumah Sakit; 2017. p. 217-25.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/1128/2022 tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2022.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan No. 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2014.

Hamdani AS, Riani AL, Widodo GP. Development strategy of pharmacy department based accreditation evaluation in RSUD Dr Moewardi Surakarta by Hanlon method. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan). 2019;1(2).

Halim C, Nugroho N, Hutabarat FAM. Analisis komunikasi di PT. Asuransi Buana Independent Medan. J Ilmiah Simantek. 2019;3(1).

Shaw CD, Kutryba B, Braithwaite J, Bedlicki M, Warunek A. Sustainable healthcare accreditation: messages from Europe in 2009. Int J Qual Health Care. 2010;22(5):341-50.

Simamora NF. Standart akreditasi rumah sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan dan keamanan. 2019.

Irawan H, Irawan I, Christian J. Penerapan metode Hanlon dalam memprioritaskan pengembangan aplikasi sistem informasi studi kasus: Badan Pengawas XYZ. IDEALIS: Indonesia Journal of Information System. 2021;4(1):47-54.

Patanduk DW, Maidin HA, Arifah N. Gambaran pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat berdasarkan pedoman SNARS edisi 1.1 di RS Elim Rantepao: Description of pharmaceutical services and drug use based on the SNARS guidelines edition 1.1 at Elim Rantepao Hospital. Hasanuddin J Public Health. 2021;2(2):185-99.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/200/2020 tentang Pedoman Penyusunan Formularium Rumah Sakit. Jakarta: Kemenkes RI; 2021.

Lovianie. Strategi pengembangan instalasi farmasi berbasis evaluasi akreditasi dengan metode Hanlon di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya [tesis]. Surakarta: Universitas Setia Budi; 2015.

Shah SNH, Aslam M, Avery AJ. A survey of prescription errors in general practice. Pharm J. 2001;267(7178):860-2.

Mariati IGA, Wibowo YI, Widjaja KK, Setiadi AAP. Efek kualitas pelabelan terhadap pengetahuan dan kepatuhan pasien hipertensi di Mataram. J Farmasi Klinik Indones. 2022;11(1):11-21.

Jaluri PDC. Strategi pengembangan instalasi farmasi berbasis evaluasi akreditasi manajemen penggunaan obat (MPO) dengan metode Hanlon di Instalasi Farmasi RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kalimantan Tengah [tesis]. Surakarta: Universitas Setia Budi; 2016.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta: Kemenkes RI; 2011.

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.