KOMUNIKASI VERTIKAL DAN HORIZONTAL MASYARAKAT DALAM MITIGASI GEMPA BUMI DESA BANDORASAKULON, KECAMATAN CILIMUS, KABUPATEN KUNINGAN

Rahadean Karunia Adiningrat, Arie Surya Gutama, Sahadi Humaedi

Abstrak


Adanya risiko gempa bumi di sekitar wilayah Gunung Ciremai dan sesar Baribis segmen Ciremai mengakibatkan Desa Bandorasakulon memiliki risiko terhadap bencana gempa bumi. Oleh karena itu, artikel ini membahas pentingnya komunikasi vertikal dan horizontal sebagai inti dari penyampaian informasi dan koordinasi antara masyarakat dengan pemerintah desa dalam mitigasi bencana gempa bumi di Desa Bandorasakulon. Metode dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif yang menggunakan purposive sampling dengan jumlah 30 responden dari total 5 dusun berbentuk sajian data distribusi frekuensi jenis crosstabulation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas tanggapan responden adalah sangat setuju bahwa terbukanya akses komunikasi vertikal dan horizontal adalah hal yang penting untuk dijaga oleh seluruh masyarakat di Desa Bandorasakulon. Simpulan dari penelitian ini adalah terbukanya komunikasi vertikal dan horizontal masyarakat dibutuhkan untuk dapat membantu dalam berbagi informasi terkait bencana di sekitar, menghubungkan desa dengan pihak luar sebagai sumber pendukung mitigasi bencana, dan menumbuhkan kewaspadaan masyarakat. Oleh sebab itu, diperlukan aktivitas diskusi secara rutin sebagai bentuk menjaga komunikasi vertikal dan horizontal antara pemerintah desa dengan masyarakat.

 

The risk of earthquakes around the Mount Ciremai and Baribis fault segment of Ciremai resulted in Bandorasakulon Village having a high risk of earthquakes. Therefore, this article discusses the importance of vertical and horizontal communication as the core of information delivery and coordination between the community and the village government in mitigating earthquake disasters at Bandorasacillon Village. The method in this study is descriptive quantitative approach that uses purposive sampling with a total of 30 respondents from 5 hamlets in the form of crosstabulation type frequency distribution data. The results of the study showed that the majority  of respondents' responses strongly agreed that open access to vertical and horizontal communication is important to be maintained by all communities in Bandorasakulon Village. The conclusion of this study is that vertical and horizontal communication of the community can help in sharing information related to disasters, connecting villages with outside parties as a source of disaster mitigation support, and fostering community awareness. Therefore, regular discussion activities are needed as a form of maintaining vertical and horizontal communication between the village government and the community.


Kata Kunci


komunikasi vertikal dan horizontal; mitigasi bencana; gempa bumi; kapasitas lokal

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2022). Indeks Risiko Bencana Indonesia.

Darmadi, D. (2021). Komunikasi Pemerintahan dalam Penanggulangan Bencana Banjir Bandang di Masamba Kabupaten Luwu Utara. Jurnal Ilmu Komunikasi, 11(1), 48-63.

Coppola, D. P. (2006). Introduction to International Disaster Management.

Gutama, A. S. (2022). Pengorganisasian komunitas Dalam Rehabilitasi Banjir Berulang (Studi Kasus Di Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung). Dissertation. Ilmu Kesejahteraan Sosial, Universitas Padjadjaran, Bandung.

Gutama, A. S., Darwis, R. S., & Zainuddin, M. (2021). PENGORGANISASIAN KOMUNITAS PENGOJEK DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID-19. Focus: Jurnal Pekerjaan Sosial, 4(2), 169-178.

Hardiyanto, S., & Pulungan, D. (2019). Komunikasi Efektif Sebagai Upaya Penanggulangan Bencana Alam di Kota Padangsidimpuan. Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi, 3(1), 30-39.

Kementerian ESDM RI. (2014). Gunung Ciremai.

Kurniawati, D. (2020). Komunikasi mitigasi bencana sebagai kewaspadaan masyarakat menghadapi bencana. JURNAL SIMBOLIKA Research and Learning in Communication Study, 6(1), 51-58.

Larsen, C. A. (2014). Social cohesion: Definition, measurement and developments.

Mulyana, D., & Rakhmat, J. (1990). Komunikasi antarbudaya. Remaja Rosdakarya.

Noor, D. (2014). Pengantar Mitigasi Bencana Geologi. Deepublish.

Nurdin, R. (2015). Komunikasi dalam Penanggulangan Bencana. JURNAL SIMBOLIKA Research and Learning in Communication Study, 1(1).

Pemerintah Desa Bandorasakulon (2022). Profil Desa Bandorasakulon.

Pratomo, I. (2017). Kegiatan Gunungapi Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan di Sekitarnya. Jurnal Biologi Indonesia, 4(5).

Puspitasari, D. C., Aini, M. N., & Satriani, R. (2019). Penguatan Resiliensi dan Strategi Penghidupan Masyarakat Rawan Bencana. Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA), 2(1)

Roskusumah, T. (2013). Komunikasi Mitigasi Bencana Oleh Badan Geologi Kesdm Di Gunung Api Merapi Prov. D. I. Yogyakarta. Jurnal Kajian Komunikasi, 1(1), 59–68.

Ross, M. G., & Lappin, B. W. (1955). Community organization: Theory and principles. New York: Harper.

Siregar, J. S., & Wibowo, A. (2019). Upaya Pengurangan Risiko Bencana Pada Kelompok Rentan. Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana, 10(1).

Yati, H. (2020). Penerapan Komunikasi Vertikal Dalam Meningkatkan Kualitas Kinerja Pegawai Dinas Pertambangan Kabupaten Karimun. Jurnal Purnama Berazam, 1(2), 87-9.




DOI: https://doi.org/10.24198/focus.v7i2.52931

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Focus: Jurnal Pekerjaan Sosial Terindeks Di:

Google Scholar WorldCat Crossref Bielefeld Academic Search Engine (BASE)