KARAKTERISTIK GEOKIMIA AIR PANAS DAN PERKIRAAN TEMPERATUR RESERVOAR PANAS BUMI DAERAH SULI, KECAMATAN SALAHUTU, KABUPATEN MALUKU TENGAH, PROVINSI MALUKU
Abstrak
Desa Suli, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku
memiliki manifestasi berupa mata air panas permukaan. Hasil pengamatan lapangan
memperlihatkan sifat fisik mata air panas yang bervariasi memiliki temperatur; 40ºC -
63ºC dan pH ; 6-7 (mendekati netral) – 7 (netral). Analisis geokimia air dilakukan untuk
mengetahui tipe fluida, asal fluida, kesetimbangan fluida, dan perkiraan temperatur
reservoar. Hasil ploting rasio Cl-SO4-HCO3 dari mata air panas memperlihatkan tipe
air klorida bikarbonat pada kondisi mature waters, dengan kandungan Cl yang tinggi
mengindikasikan zona outflow, sedangkan mata air dingin memperlihatkan tipe air
bikarbonat pada kondisi peripheral waters. Hasil ploting rasio Cl-Li-B dari mata air
panas dan mata air dingin terbentuk pada absorption of low B/Cl steam dengan
kandungan Cl dominan. Tingginya kandungan Cl pada mata air panas disebabkan
adanya kontaminasi dari air laut mengingat keberadaan mata air panas relatif dekat
dengan pantai. Hasil ploting rasio Na-K-Mg dari mata air panas dan mata air dingin
berada pada kondisi immature waters dengan kandungan Mg yang dominan,
diinterpretasikan terjadi pelarutan dari batuan samping dan pencampuran dengan air
permukaan yang kaya akan Mg. Hasil perhitungan geotermometer menggunakan
persamaan geotermometer air pada sampel mata air panas di daerah penelitian
diperkirakan memiliki temperatur reservoar; 115,21ºC - 177,31ºC.
memiliki manifestasi berupa mata air panas permukaan. Hasil pengamatan lapangan
memperlihatkan sifat fisik mata air panas yang bervariasi memiliki temperatur; 40ºC -
63ºC dan pH ; 6-7 (mendekati netral) – 7 (netral). Analisis geokimia air dilakukan untuk
mengetahui tipe fluida, asal fluida, kesetimbangan fluida, dan perkiraan temperatur
reservoar. Hasil ploting rasio Cl-SO4-HCO3 dari mata air panas memperlihatkan tipe
air klorida bikarbonat pada kondisi mature waters, dengan kandungan Cl yang tinggi
mengindikasikan zona outflow, sedangkan mata air dingin memperlihatkan tipe air
bikarbonat pada kondisi peripheral waters. Hasil ploting rasio Cl-Li-B dari mata air
panas dan mata air dingin terbentuk pada absorption of low B/Cl steam dengan
kandungan Cl dominan. Tingginya kandungan Cl pada mata air panas disebabkan
adanya kontaminasi dari air laut mengingat keberadaan mata air panas relatif dekat
dengan pantai. Hasil ploting rasio Na-K-Mg dari mata air panas dan mata air dingin
berada pada kondisi immature waters dengan kandungan Mg yang dominan,
diinterpretasikan terjadi pelarutan dari batuan samping dan pencampuran dengan air
permukaan yang kaya akan Mg. Hasil perhitungan geotermometer menggunakan
persamaan geotermometer air pada sampel mata air panas di daerah penelitian
diperkirakan memiliki temperatur reservoar; 115,21ºC - 177,31ºC.
Teks Lengkap:
PDFDOI: https://doi.org/10.24198/pgj.v5i2.35220
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
PUBLISHED BY
FACULTY OF GEOLOGICAL ENGINEERING
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
INDONESIA
Dean's Building 2nd Floor
Ir. Soekarno ROAD, KM 21
Jatinangor, Sumedang 45363
West Java