Analisis Tarif INA-CBGs Pasien Hipertensi Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati
Abstract
Angka pengidap hipertensi pada tahun 2018 sebesar 34,1% dari penduduk Indonesia. Profil data kesehatan Indonesia menyebutkan bahwa secara nasional terjadi peningkatan prevalensi hipertensi dari 25,8% pada tahun 2013 menjadi 34,1% pada tahun 2017. Biaya pasien hipertensi rawat inap di rumah sakit yang bergabung dengan Asuransi Kesehatan JKN diklaim berdasarkan tarif Indonesian-Case Based Groups (INA-CBGs). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar perbedaan biaya riil rumah sakit dengan tarif INA-CBGs di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati menggunakan analisis deskriptif pada perspektif penyedia pelayanan kesehatan yaitu rumah sakit. Pengambilan data biaya medis langsung dilakukan secara retrospektif. Objek pada penelitian ini adalah berkas keuangan rumah sakit dan rekam medis periode Oktober 2016–Juli 2017 RSUD Panembahan Senopati. Sebanyak 53 pasien menjadi sampel penelitian ini. Data dianalisis menggunakan one sample t-test untuk membandingkan biaya riil rumah sakit dengan tarif INA-CBGs. Hasil penelitian menunjukkan besarnya perbedaan antara biaya riil dengan tarif INA-CBGs yaitu sebesar negatif Rp30.993.964. Terdapat perbedaan bermakna antara besar biaya riil yang dikeluarkan rumah sakit terhadap tarif INA-CBGs pada pasien kelas 1 dengan nilai signifikansi p<0,05 (0,039). Persentase total biaya rumah sakit yang digunakan untuk komponen biaya obat yaitu sebesar 26,3%. Simpulan dari penelitian ini adalah rumah sakit dapat mengalami kerugian karena biaya yang dikeluarkan lebih besar dibandingkan tarif klaim INA-CBGs.
Kata kunci: Biaya pasien, hipertensi, INA-CBGs, JKN, rumah sakit
Analysis of INA-CBGs Rates of Hypertensive Inpatients in Panembahan Senopati Hospital
Abstract
The number of people with hypertension reached 34.1% of the Indonesian population in 2018. According to the Indonesian health profile data, an increase from 25.8% in 2013 to 34.1% in 2017 in the prevalence of hypertension nationally was observed. The costs of hypertensive inpatients in hospitals joining the JKN Health Insurance were claimed based on Indonesian-Case Based Groups (INA-CBGs) rates. The purpose of this study is to determine the difference between real costs of hospitals and INA-CBGs rates in Panembahan Senopati Hospital. A descriptive analysis based on the perspective of health care providers was conducted and retrieval of medical costs data was done directly. The hospital financial sheets and medical records between October 2016–July 2017 were used as objects of this study. Furthermore, the samples of this study included a total of 53 patients and analysis of data was achieved using the one sample t-test to compare real hospital costs with INA-CBG rates. The results showed a large difference between the real cost and INA-CBG rates, which was negative Rp30,993,964. There was a significant difference between hospital’s real costs incurred by hospitals and the INA-CBG rates for grade 1 patients with a significant value of p<0.05 (0.039). The percentage of total hospital costs used for the component costs of drugs was 26.3%. This study concludes that hospitals can suffer losses because the costs incurred are more significant than the INA-CBGs claim rates.
Keywords: Hospitals, hypertension, INA-CBGs, JKN, patients cost
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Peltzer K, Pengpid S. The prevalence and social determinants of hypertension among adults in Indonesia: A cross-sectional population-based national survey. Int J Hypertens. 2018;2018:5610725. doi: 10.1155/2018/5610725
Kaliyaperumal S, Hari SB, Siddela PK, Yadala S. Assessment of quality of life in hypertensive patients. J Appl Pharm Sci. 2016;6(5):143–7. doi: 10.7324/JAPS.2016.60522
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia. Hasil utama riset kesehatan dasar 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Ringkasan eksekutif pengelolaan program dan laporan keuangan jaminan sosial kesehatan [Diakses pada: 26 Oktober 2019]. 2016. Tersedia dari: https://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/b39df9ae7a30a5c7d4bd0f54d763b447.pdf
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2016 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2016.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 76 Tahun 2016 Tentang Pedoman Indonesian Case Base Groups (INA-CBG) Dalam Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2016.
Presiden Republik Indonesia. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan; 2013.
Presiden Republik Indonesia. Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Jaminan Kesehatan; 2016.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan akuntabilitas kinerja Kementerian Kesehatan tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2013.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Panduan layanan bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta: Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan; 2018.
Dinas Kesehatan Bantul. Profil kesehatan Kabupaten Bantul 2019. Bantul: Dinas Kesehatan Bantul; 2019.
Padmawati NNA, Pujiyanto. Analisis perbandingan antara biaya pelayanan pasien rawat jalan dan rawat inap berdasarkan tarif rumah sakit dengan tarif INA-CBG pada Program Jaminan Kesehatan Nasional di RSU Zahirah bulan pelayanan Januari hingga Mei 2014 [Diakses pada: 4 November 2020]. Tersedia dari: http://jkn.jamsosindonesia.com/home/cetak/1110/Analisis%20Perbandingan%20Antara%20Biaya%20Pelayanan%20Pasien%20Rawat%20Jalan%20Dan%20Rawat%20Inap%20Berdasarkan%20Tarif%20Rum
Puspitasari N, Kusumawati DR. Evaluasi tingkat ketidaktepatan pemberian kode diagnosis dan faktor penyebab di Rumah Sakit X Jawa Timur. J Manaj Kesehat Yayasan RS Dr. Soetomo. 2017;3(2)1-12. doi: 10.29241/jmk.v3i1.77
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Sistem Indonesian Case Base Groups. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2014.
Pross C, Strumann C, Geissler A, Herwartz H, Klein N. Quality and resource efficiency in hospital service provision: A geoadditive stochastic frontier analysis of stroke quality of care in Germany. PLoS One. 2018;13(9):1–30. doi: 10.1371/journal.pone.0203017
Munawaroh S, Sulistiadi W, Rachmad R. Perbedaan tarif INA-CBG’s dengan tarif riil rumah sakit pada pasien BPJS kasus stroke iskemik rawat inap kelas I di RS PON tahun 2018. J Manaj Admin Rumah Sakit Indones. 2019;3(2):155–65.
Lawal AK, Rotter T, Kinsman L, Machotta A, Ronellenfitsch U, Scott SD, et al. What is a clinical pathway? Refinement of an operational definition to identify clinical pathway studies for a Cochrane systematic review. BMC Med. 2016;14:35. doi: 10.1186/s12916-016-0580-z
Rahajeng B, Maziyyah N, Hapsari CW, Krisnawati L. Analisis biaya pengobatan hipertensi sebagai pertimbangan dalam penetapan pembiayaan kesehatan berdasarkan INA-CBGs pada program Jaminan Kesehatan Nasional 2014 di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta: Laporan Penelitian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta; 2014.
DOI: https://doi.org/10.15416/ijcp.2021.10.1.22
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy is indexed by