Efek Penggunaan Antibiotik yang Rasional terhadap Perbaikan Klinis pada Pasien Anak Dirawat Inap dengan Pneumonia

Mega Damayanti, Ery Olivianto, Ema P. Yunita

Abstract


Pneumonia merupakan salah satu infeksi saluran pernapasan akut yang menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian pada anak-anak di Indonesia. Penggunaan antibiotik yang rasional harus menjadi perhatian karena berperan sangat penting dalam penatalaksanaan terapi pneumonia pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek penggunaan antibiotik yang rasional dan tidak rasional terhadap perbedaan perbaikan klinis pasien pneumonia anak yang dirawat inap di rumah sakit. Desain penelitian adalah observasional analitik retrospektif dengan metode potong lintang. Instrumen penelitian menggunakan rekam medis pasien pneumonia anak rawat inap selama periode Januari 2019 sampai dengan Desember 2020 di unit rekam medis RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 64 pasien (58,18%) yang menerima antibiotik secara rasional dan 46 pasien (41,82%) yang menerima antibiotik secara tidak rasional. Penggunaan antibiotik yang rasional memberi pengaruh signifikan terhadap perbaikan klinis pada hari kedua meliputi pendeknya lama rawat inap serta kembali normalnya suhu tubuh, laju pernapasan, denyut nadi, dan jumlah leukosit (p=0,001; p=0,001; p=0,001; p=0,001; p=0,024). Perbaikan klinis pada hari kelima ditunjukkan dengan kembali normalnya laju pernapasan dan jumlah leukosit (p=0,009; p=0,001). Simpulan dari penelitian ini adalah penggunaan antibiotik yang rasional mampu mempercepat tercapainya perbaikan kondisi klinis pada pasien pneumonia anak yang dirawat inap.   

Kata kunci: Antibiotik, perbaikan klinis, pneumonia, rasionalitas 


Effects of Rational Use of Antibiotics on Clinical Improvement of Pediatric Inpatients with Pneumonia 

Abstract

Among acute respiratory infections, pneumonia is the second leading cause of children’s death in Indonesia. The rational use of antibiotics has become a concern, because they play a significant role in managing pneumonia therapy. Therefore, this study aims to analyze the effect of rational and irrational use of antibiotics on clinical improvement in pediatric inpatients with pneumonia. This retrospective-observational analytical study was conducted using a cross-sectional method. The study instruments were the medical records of pediatric inpatients with pneumonia from January 2019 to December 2020 at Dr. Saiful Anwar General Hospital Malang. The results showed that 64 (58.18%) and 46 (41.82%) patients received antibiotics rationally and irrationally, respectively. The rational usage had a significant effect on clinical improvement on the second day, including shorter length of hospitalization, restoration of normal body temperature, respiratory rate, pulse, and leukocyte count (p=0.001; p=0.001; p=0.001; p=0.001; p=0.024). Furthermore, on the fifth day, there was restoration of normal respiratory rate and leukocyte count (p=0.009; p=0.001). Based on the result, the rational use of antibiotics can accelerate clinical condition improvement in pediatric inpatients with pneumonia. 

Keywords: Antibiotics, clinical improvement, pneumonia, rational 


Keywords


Antibiotik; perbaikan klinis; pneumonia; rasionalitas

References


Mackenzie G. The definition and classification of pneumonia. Pneumonia. 2016;8:14. doi: 10.1186/s41479-016-0012-z

DiPiro JT, Yee GC, Posey ML, Haines ST, Nolin TD, Ellingrod V. Pharmacotherapy: A pathophysiologic approach, edisi ke-11. New York: The McGraw-Hill Companies Inc; 2020.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil kesehatan Indonesia tahun 2020. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2021.

World Health Organization (WHO). Pneumonia [Diakses pada: 28 Mei 2022]. Tersedia dari: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/pneumonia.

Haq IJ, Battersby AC, Eastham K, McKean M. Community acquired pneumonia in children. Brit Med J. 2017;356:1–10. doi: 10.1136/bmj.j686

World Health Organization (WHO)/The United Nations Children’s Fund (UNICEF). Ending preventable child deaths from pneumonia and diarrhoea by 2025: The integrated Global Action Plan for Pneumonia and Diarrhoea (GAPPD). France: WHO Press; 2013.

World Health Organization (WHO). Revised WHO classification and treatment of childhood pneumonia at health facilities. Switzerland: World Health Organization; 2014.

Mathur S, Fuchs A, Bielicki J, Van Den Anker J, Sharland M. Antibiotic use for community-acquired pneumonia in neonates and children: WHO evidence review. Paediatr Int Child Heal. 2018;38(S1):S66–75. doi: 10.1080/20469047.2017.1409455

Leung AKC, Wong AHC, Hon KL. Community-acquired pneumonia in children. Recent Pat Inflamm Allergy Drug Discov. 2018;12(2):136–44. doi: 10.2174/1872213X12666180621163821

Williams DJ, Zhu Y, Grijalva CG, Self WH, Harrell FE, Reed C, et al. Predicting severe pneumonia outcomes in children. Pediatrics. 2016;138(4):1–11. doi: 10.1542/peds.2016-1019

Boyd K. Back to the basics: Community- acquired pneumonia in children. Pediatr Ann. 2017;46(7):e257–61. doi: 10.3928/19382359-20170616-01

Yusuf Y, Murni IK, Setyati A. Irrational use of antibiotics and clinical outcomes in children with pneumonia. Paediatr Indones. 2017;57(4):211–5. doi: 10.14238/pi57.4.2017.211-5

Rusli R. Bahan ajar farmasi klinik, Edisi tahun 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018.

Anggraini W, Puspitasari MR, Ramadhani DAR, Sugihantoro H. Pengaruh pemberian edukasi terhadap tingkat pengetahuan pasien rawat jalan tentang penggunaan antibiotik di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang. Pharmaceut J Indones. 2020;6(1):57–62. doi: 10.21776/ub.pji.2020.006.01.3

Yunita SL, Atmadani RN, Titani M. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan perilaku penggunaan antibiotika pada mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang. Pharmaceut J Indonesa. 2021;63(2):119–23. doi: 10.21776/ub.pji.2021.006.02.7

Tambun SH, Puspitasari I, Safitri I. Evaluasi luaran klinis terapi antibiotik pada pasien community acquired pneumonia anak rawat inap. JMPF. 2019;9(3):213–24. doi: 10.22146/jmpf.47915

Sharma SK, Mudgal SK, Thakur K, Gaur R. How to calculate sample size for observational and experimental nursing research studies? Natl J Physiol Pharm Pharmacol. 2020;10(01):1–8. doi: 10.5455/njppp.2020.10.0930717102019

Stuckey-Schrock K, Hayes BL, George CM. Community-acquired pneumonia in children. Am Fam Physician. 2012;86(7):661–7.

Bradley JS, Byngton CL, Shah SS, Alverson B, Carter ER, Harrison C, Kaplan SL. The management of community-acquired pneumonia in infants and children older than 3 months of age: Clinical practice guidelines by the Pediatric Infectious Diseases Society and the Infectious Diseases Society of America. Clin Infect Dis. 2011;53(7):e25–76. doi: 10.10 93/cid/cir531

Wells BG, DiPiro JT, Schwinghammer TL. Pharmacotherapy handbook, edisi ke-9. New York: McGraw-Hill Education; 2015.

RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Panduan penggunaan antimikroba profilaksis dan terapi edisi V tahun 2020. Malang: RSUD Dr. Saiful Anwar Malang; 2020.

National Health Service. High temperature (fever) in children [Diakses pada: 28 Mei 2022]. Tersedia dari: https://www.nhs.uk/conditions/fever -in-children/.

Medscape. Normal vital signs [Diakses pada: 28 Mei 2022]. Tersedia dari: https://emedicine.medscape.com/article/2172054-overview.

University of California San Fransisco (UCSF Health). Medical test WBC count [Diakses pada: 25 Mei 2022]. Tersedia dari: https://www.ucsfhealth.org/medical-tests/wbc-count.

Novak C. Pediatric vital signs reference chart [Diakses pada: 25 Mei 2022]. Tersedia dari: https://www.pedscases.com /pediatric-vital-signs-reference-chart.

World Health Organization (WHO). Child growth standards: Z-scores girls and boys [Diakses pada: 30 Mei 2022]. Tersedia dari: https://www.who.int/tools/child-growth-standards/standards/weight-for-length-height.

Katarnida SS, Murniati D, Katar Y. Evaluasi penggunaan antibiotik secara kualitatif di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta. Sari Pediatr. 2014;15(6):369–76.

Sari NI, Ardianti A. Hubungan umur dan jenis kelamin terhadap kejadian infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada balita di Puskesmas Tembilahan Hulu. An-Nadaa. 2017;4(1):26–30. doi: 10.31602/ann.v4i1.1016

Rigustia R, Zeffira L, Vani AT. Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita di Puskesmas Ikur Koto Kota Padang. Heme. 2019;1(1):22–9. doi: 10.33854/heme.v1i1.215

Artawan A, Purniti PS, Sidiartha IGL. Hubungan antara status nutrisi dengan derajat keparahan pneumonia pada pasien anak di RSUP Sanglah. Sari Pediatr. 2016;17(6):418–22. doi: 10.14238/sp17.6.2016.418-22

Nurnajiah M, Rusdi, Desmawati. Hubungan status gizi dengan derajat pneumonia pada balita di RS Dr. M. Djamil Padang. J Kesehat Andalas. 2016;5(1):250–5. doi: 10.25077/jka.v5i1.478

Aprilliani A, Lestari F. Bayi berat lahir rendah (BBLR) berhubungan dengan kejadian pneumonia neonatal. J Ilmiah Kebidan Indones. 2020;10(1):1–4. doi: 10 33221/jiki.v10i01.421

Linda L. Hubungan pemberian ASI eksklusif dan bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan kejadian pneumonia pada balita umur 12-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kamonji. J Husada Mahakam. 2017;IV(4):277–87. doi: 10.35963/hmjk.v4i5.101

Efni Y, Machmud R, Pertiwi D. Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita di Kelurahan Air Tawar Barat Padang. J Kesehatan Andalas. 2016;5(2):365–70. doi: 10.25077/jka.v5i2.523

Kulsum U, Astuti D, Wigati A. Kejadian pneumonia pada balita dan riwayat pemberian ASI di UPT Puskesmas Jepang Kudus. J Ilm Keperawatan Kebidanan. 2019;10(1):130–5. doi: 10.26751/jikk.v10i1.636

Mahalastri NND. Hubungan antara pencemaran udara dalam ruang dengan kejadian pneumonia balita. J Berkala Epidemiologi. 2014;2(3):392–403. doi: 10.20473/jbe.V2I32014.392-403

Dowling A, Dwyer JO’, Adley CC. Antimicrobial research: Novel bioknowledge and educational programs. Badajoz: Formatex Research Center; 2017.

Hooven TA, Polin RA. Pneumonia. Semin Fetal Neonatal Med. 2017;22(4):206–13. doi: 10.1016/j.siny.2017.03.002

Grief SN, Loza JK. Guidelines for the evaluation and treatment of pneumonia. Prim. Care. 2018;45(3):485–503. doi: 10.1016/j.pop.2018.04.001

RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Panduan umum penggunaan antimikroba. Malang: RSUD Dr. Saiful Anwar Malang; 2016.

Yunita EP, Subagiyo GJR, Wardhani SO. The role of prophylactic antibiotics on ANC value and fever duration in cancer patients with post-chemotherapy neutropenia fever. J Phys Conf Ser. 2019;1374(012037):1–7. doi: 10.1088/17426596/1374/1/012037

Rahayu YD, Wahyono D, Mustofa M. Evaluasi rasionalitas penggunaan antibiotik terhadap luaran pada pasien anak penderita pneumonia. J Manag Pharm Pract. 2014;4(4):264–70. doi: 10.22146/jmpf.297

Juwita DA, Arifin H, Yulianti N. Kajian deskriptif retrospektif regimen dosis antibiotik pasien pneumonia anak di RSUP Dr. M. Djamil Padang. J Sains Farm Klin. 2017;3(2):128–33. doi: 10.29208/jsfk.2017.3.2.115

Rider AC, Frazee BW. Community-acquired pneumonia. Emerg Med Clin North Am. 2018;36(4):665–83. doi: 10.1016/j.emc.2018.07.001




DOI: https://doi.org/10.15416/ijcp.2022.11.2.129

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 Indonesian Journal of Clinical Pharmacy is indexed by

        

  Creative Commons License

IJCP by Universitas Padjadjaran is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License

 

View My Stats