PENYELESAIAN KONFLIK PAPUA DALAM PERSPEKTIF KEPEMIMPINAN STRATEGIS
Abstrak
Kompleksitas konflik yang terjadi di papua menjadi salahsatu alasan mengapa konflik ini belum terselesaikan sampai sekarang. Aspek kepemimpinan memainkan peran penting dalam penanganan dan penyelesaian konflik, termasuk konflik di Papua. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis upaya penyelesaian konflik di Papua melalui pendekatan kepemimpinan strategis, dengan mengkaji kebijakan pemerintah Indonesia dari era Orde Lama, Orde Baru, hingga masa pasca reformasi. Penelitian ini menggunakan konsep John Burton (1990) yang menekankan pada needs atau kebutuhan untuk memahami penyebab umum konflik di Papua. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif, yang memanfaatkan studi kepustakaan atau literature review dari berbagai sumber yang relevan seperti buku, artikel ilmiah, dan dokumen terkait lainnya. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kebijakan setiap presiden dalam menangani konflik Papua sangat dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan dan kondisi politik pada masanya. Kepemimpinan strategis dapat menghasilkan kebijakan yang lebih efektif dalam penyelesaian konflik. Pendekatan strategis seperti dialog yang melibatkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat adat, dan kelompok lainnya dapat meredakan ketegangan dan memperbaiki hubungan di masa depan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa dalam konteks kepemimpinan strategis, sangat penting bagi pemerintah Indonesia untuk terus mengembangkan kebijakan yang responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi masyarakat Papua, sambil memastikan implementasi Otonomi Khusus yang efektif dan adil.
The complexity of the conflict that occurred in Papua is one of the reasons why this conflict has not been resolved until now. Leadership plays an important role in handling and resolving conflicts, including conflicts in Papua. This study aims to analyze efforts to resolve conflicts in Papua through a strategic leadership approach, by examining the policies of the Indonesian government from Orde Lama, Orde Baru, to the post-reform period. This research uses the concept of John Burton (1990) which emphasizes the need to understand the common causes of conflict in Papua. The research method used is qualitative with a descriptive approach, which utilizes literature studies or literature reviews from various relevant sources such as books, scientific articles, and other related documents. The findings of the study show that the policies of each president in handling the Papuan conflict are greatly influenced by leadership factors and political conditions at that time. Strategic leadership can result in more effective policies in conflict resolution. Strategic approaches such as dialogue involving the central government, local governments, indigenous peoples, and other groups can ease tensions and improve relations in the future. The conclusion of this study is that in the context of strategic leadership, it is critical for the Indonesian government to continue to develop policies that are responsive to the needs and aspirations of the Papuan people, while ensuring the effective and equitable implementation of Special Autonomy.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Affan, H. (2016). Janji penyelesaian 11 pelanggaran HAM di Papua. BBC Indonesia. https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/05/160518_indonesia_ham_papua
Anugerah, B. (2019). Papua: Mengurai Konflik dan Merumuskan Solusi. JURNAL KAJIAN LEMHANNAS RI, 51-65. https://doi.org/10.55960/jlri.v7i4.111
Artada, Y. (2022). Jokowi Dinilai Humanis, Bisa Meredam Konflik dan Sejahtrakan Masyarakat Papua. Jakarta Selatan: JPNN.com. https://mediaindonesia.com/nusantara/529073/jokowi-dinilai-humanis-bisa-meredam-konflik-dan-sejahterakan-masyarakat-papua
Burton, J. W. (1990). Conflict: Resolution nd prevention. St. Martin's Press.
Creswell, J. W. (2014). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches. Thousand Oaks, CA: Sage Publications.
Firdausi, F. A. (2019). Sejarah Kemerdekaan Papua Barat dari Belanda dan Gabung NKRI. Jakarta
Djeen, A. A. (2022). Upaya-Upaya Indonesia dalam resolusi konflik papua. JURNAL SOSIO-KOMUNIKA, 1(2), 175–193. https://doi.org/10.57036/jsk.v1i2.27
Pamungkas, C. (2015). Sejarah Lisan Integrasi Papua Ke Indonesia: Pengalaman Orang Kaimana Pada masa trikora Dan Pepera. Paramita: Historical Studies Journal, 25(1). https://doi.org/10.15294/paramita.v25i1.3423
Pusat: Tirto.id. https://tirto.id/sejarah-kemerdekaan-papua-barat-dari-belanda-gabung-nkri-egyR
Jacobs, T. O., & Jaques, E. (1990). Military executive leadership. In K. E. Clark & M. B. Clark (Eds.), Measures of leadership (pp. 281-295). West Orange, NJ: Leadership Library of America.
Kaisupy, D. A., & Maing, S. G. (2021). Proses Negosisasi Konflik Papua: Dialog Jakarta-Papua. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 82-98. https://doi.org/10.23887/jish-undiksha.v10i1.27056
Kusumawati, R. (2019). Problematika PEPERA dalam Integrasi Papua ke Indonesia. Jurnal Sejarah dan Budaya, 14(2), 120-135.
Mambraku, N. S. (2015). Penyelesaian Konflik di Tanah Papua dalam Persfektif Politik. Jurnal Kajian, 75-85. http://dx.doi.org/10.22212/kajian.v20i2.571
Meteray, B. (2012). Nasionalisme Ganda Orang Papua. Jakarta: Kompas Media Nusantara.
Millet, J. D. M. (2011). Manajemen: Prinsip & Penerapan dalam kepemimpinan. Jakarta: PT. Indeks.
Musa'ad, M. A. (2011). Kontekstualisasi Pelaksanaan Otonomi Khusus di Provinsis Papua: Persfektif Struktur dan Kewenangan Pemerintahan. Jurnal Kajian, 359. https://uilis.usk.ac.id/serial/index.php?p=show_detail&id=29649
Rauch, C. F., & Behling, O. (1984). Functionalism: Basis for alternate approach to the study of leadership. New York, NY: Pergamon Press.
Sagita, D. E. (2021). Konflik dan Solusi Papua Merdeka dalam Pemikiran Paul Feyerabend. Konstruksi Sosial: Jurnal Penelitian Ilmu Sosial, 182-187. https://doi.org/10.56393/konstruksisosial.v1i6.440
Saputra, M. N. (2019). Diskriminasi TERHADAP Masyarakat Papua Ditinjau Dari Teori Konflik. https://doi.org/10.31219/osf.io/d5ae4
Sihaloho, R. A. (2023). Narasi dialog Damai Papua-Jakarta Dalam Bingkai Ketahanan Nasional Dan Implementasinya. Masyarakat Indonesia, 48(1), 93–103. https://doi.org/10.14203/jmi.v48i1.1184
Sudira, I. N. (2022). Resolusi Konflik sebagai Jalan Perdamaian di Tanah Papua. Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional, 82-95. https://doi.org/10.26593/jihi.v0i00.5974.82-95
Sugandi, Y. (2008). Analisis Konflik dan Rekomendasi Kenijakan Mengenai Papua. Jakarta: Friedrich Ebert Stiftung.
Widjojo, M. (2009). Papua Roadmap: Negotiating the Past, Improving the Present and Securing the Future. Jakarta: Tifa Foundation.
Widjojo, M. S., Elisabeth, A., Pamungkas, A. C., & Dewi, R. (2008). Papua Road Map: Negotiating the Past, Improving the Present and Securing the Future. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Zam, M. Z., & Himmawan, D. (2023). Manajemen Konflik dalam Penyelesaian Kasus Papua. Diplomasi: Jurnal Demokrasi, Pemerintahan dan Pemberdayaan Masyarakat, 1-10. https://doi.org/10.58355/dpl.v1i1.10
DOI: https://doi.org/10.24198/jkrk.v6i2.55728
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.