PERUBAHAN GARIS PANTAI AKIBAT KERUSAKAN HUTAN MANGROVE DI KECAMATAN BLANAKAN DAN KECAMATAN LEGONKULON, KABUPATEN SUBANG
Abstrak
Kawasan pesisir adalah suatu kawasan yang labil dan mudah mengalami perubahan, karena merupakan tempat bertemunya daratan dan lautan, dimana garis pertemuan itu dinamakan garis pantai. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program ArcGIS dari data citra Landsat 7 ETM+ dan data luasan mangrove tahun 1996, 2002 dan 2011. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar perubahan garis pantai yang terjadi di kecamatan Blanakan dan kecamatan Legon kulon, serta pengaruh ekosistem hutan mangrove terhadap perubahan garis pantai yang terjadi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah overlay garis pantai dari data citra Landsat 7 ETM+ tahun 1996, 2002 dan 2011, penelitian lapangan serta metode analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan regresi linear untuk mengetahu hubungan antara penurunan luasan mangrove dengan perubahan garis pantai. Hasil dari penelitian ini menunjukkan sebagian besar kecamatan Blanakan mengalami akresi dengan rata-rata nilai perubahan garis pantainya sejauh 360.57 meter selama kurun waktu 15 tahun, sedangkan sebagian besar kecamatan Legonkulon mengalami abrasi dengan nilai rata-rata perubahan garis pantainya sejauh 350.18 meter. Pengaruh kerusakan hutan mangrove terhadap perubahan garis pantai yang terjadi di kecamatan Blanakan adalah sebesar 41% sedangkan di kecamatan Legonkulon sebesar 68%.
Teks Lengkap:
PDFRefbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Kontak Kami:
Fakultas Ilmu Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Jatinangor