Aktivitas Antimalaria Ekstrak Air dan Etanol Tanaman Obat Berdasarkan Penghambatan Pembentukan β-Hematin

Yatri Hapsari, Wien Kusharyoto, Partomuan Simanjuntak

Abstrak


Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium sp. melalui gigitan nyamuk Anopheles sp. betina. Salah satu mekanisme parasit yang dijadikan target pencarian obat antimalaria adalah mekanisme penghambatan pembentukan hemozoin. Plasmodium dalam siklusnya akan mendegradasi hemoglobin menjadi heme bebas yang toksik untuk dirinya sendiri. Untuk melindungi dirinya parasit akan mengubah heme bebas menjadi hemozoin. Senyawa β-hematin merupakan analog senyawa hemozoin. Pada penelitian ini diuji aktivitas antimalaria terhadap 13 ekstrak etanol metode maserasi (dingin) dan 13 ekstrak air metode dekok (panas). Tanaman yang digunakan adalah salam koja (Murraya koenigii), akar kuning (Arcangelisia flava), jung rahab (Baeckea frutescens), pule (Alstonia scholaris), buah makassar (Brucea javanica), bidara (Ziziphus mauritiana), mimba (Azadirachta indica), murbei (Morus alba), tabat barito (Ficus deltoidea jack), ceplikan (Solidago virgaurea), srigunggu (Clerodendron serratum [L.] Sp r), rumput mutiara (Hedyotis corymbosa), bawang dayak (Eleutherine palmifolia). Pengujian menggunakan air panas dikarenakan cara masyarakat lokal dalam memanfaatkan tanaman obat akan dibandingkan dengan pelarut organik yang umum digunakan dalam penelitian. Ekstrak yang memiliki aktivitas terbaik diukur nilai IC50 dan dilanjutkan dengan skrining fitokimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas antimalaria lebih baik menggunakan pelarut air dengan metode dekok dibandingkan pelarut etanol dengan metode maserasi. Ekstrak yang aktivitasnya paling tinggi adalah ekstrak air daun jung rahab sebesar 58,48% dengan nilai IC50 sebesar 51,5 ppm. Skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak air daun jung rahab mengandung golongan senyawa flavonoid, saponin dan tanin.


Teks Lengkap:

PDF

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.