Kadar pati akar dan sitokinin endogen pada tanaman teh menghasilkan sebagai dasar penentuan pemangkasan dan aplikasi zat pengatur tumbuh
Abstract
ABSTRAK
Pemangkasan pada tanaman teh dilakukan salah satunya untuk menginisiasi tumbuhnya banyak tunas sebagai bakal pembentukan pucuk peko. Pemangkasan mengubah luas daun, kapasitas fotosintesis perdu, mempengaruhi keseimbangan metabolisme antara organ di atas dan di bawah tanah dengan mengurangi jumlah tumbuh tunas yang berfungsi sebagai sumber dan pengguna untuk nutrisi dan hormon. Sampai saat ini pertumbuhan tunas sebagai bakal daun setelah pemangkasan terjadi secara alami tanpa penambahan zat pengatur tumbuh (ZPT). Pada dasarnya rekayasa fisiologis dengan menggunakan ZPT sitokinin dapat menjadi pilihan untuk lebih memacu pertumbuhan cabang lateral dan tunas serta memecahkan dormansi pucuk. Tujuan penelitian pendahuluan ini adalah untuk mengetahui kadar pati akar, kadar sitokinin endogen, serta status hara tanah guna menentukan waktu pemangkasan yang tepat dan dasar untuk dilakukan aplikasi zat pengatur tumbuh setelah dipangkas. Penelitian selanjutnya adalah penggunaan sitokinin BAP pada berbgai dosis pada tanaman teh yang sudah dipangkas. Penelitian pendahuluan dilakukan pada bulan Agustus hingga Oktober 2017 di kebun percobaan Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung pada ketinggian 1250 m di atas permukaan laut (dpl). Metode pengambilan sampel daun, akar, dan tanah di lapangan dilakukan secara komposit untuk setiap ulangan selanjutnya dilakukan analisis pati akar, sitokinin endogen serta hara tanah. Hasil uji kualitatif pati akar menggunakan iodium mengindikasikan bahwa tanaman teh siap untuk dipangkas terlihat dari sampel akar yang ditetesi iodium menunjukkan warna hitam. Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa kadar pai akar berada pada kisaran 6.99 % hingga 9,16% dan sitokinin endogen ada pad akisaran 0,0016% hingga0,0019%. Penentuan kadar pati akar, kondisi lingkungan serta status hara sebelum pemangkas diperlukan agar meminimalisasi tingkat kematian perdu teh serta analisis sitokinin endogen diperlukan untuk lebih mengoptimalkan dosis sitokinin yang akan diberikan
Kata Kunci : pemangkasan, sitokinin endogen, kadar pati akar.
ABSTRACT
Pruning on tea plants is perfomed initiating growth of shoots to be pecco stadia. Pruning changes the leaf area, the capacity of photosynthetic tea bush, affecting the metabolic balance between upper and underground organs by reducing the growing number of buds that function as sources and sinks for nutrients and hormones. Until now the growth of shoots as leaf will after pruning occurs naturally without the addition of plant growth regulating substances (PGR). Essentially physiological engineering using cytokinins can be an option to increase the growth of lateral branches and buds as well as break the shoot dormancy. The preliminary study was conducted from August to October 2017 at experimental field of Gambung Tea and Quinine Research Center (PPTK) at an altitude of 1250 m above sea level (asl). Preliminary method used in the form of analysis of root starch, endogenous cytokinin and soil nutrients to determined the proper pruning time and the basis for the application of plant growth regulator substances after pruning. The results of a qualitative test of root content using iodine indicated that the tea plant was ready to be pruned visible from the root samples that iodized spots showed black. The result of laboratory test showed that root starch content was in the range of 6.99 to 9.16. and cytokinin endogen preliminary analysis showed that the levels are in the range of 0.0016 up to 0.0019. Determination of root starch, environmental conditions and nutrient status before pruning is necessary in order to minimize mortality rate of tea bush as well as analysis of endogenous cytokinin is needed to further optimize the dose of cytokinin to be given.
Keywords : cytokinins, pruning, root starch content
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Asosiasi Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia. Petunjuk Kultur Teknis Teh. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Gambung.
Cortleven, A. and T. Schmülling. 2015. Regulation of chloroplast development and function by cytokinin (Review Paper). Journal of Experimental Botany, Vol. 66, No. 16 pp. 4999–5013, 2015 doi:10.1093/jxb/erv132.
Cui, G.T., W.X. Zhang, A. Zhang, H.B. Mu, H.J. Bai, J.Y. Duan, and C. Y. W. 2013. (2013). Variation in antioxidant activities of polysaccharides from Fructus jujubae in South Xinjiang area. Intl. J. Biol. Macromol, 57, 278–284.
Dewan Standarisasi Nasional . (1992). Analisis Kandungan Pati . SNI 01-2891-1992.
Effendi , D.S., M.Syakir, M.Yusron, W. (2010). Budidaya dan Pasca Panen Teh. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan. Badan Pengembangan dan Penelitian Pertanian. Kementrian Pertanian.
Fhatuwani N. Mudau, Ambani R. Mudau, Mpumelelo Nkomo, W. N. (2016). Variation in Carbohydrate Reserves and Dry Matter Production of Bush Tea (Athrixia phylicoides) Grown under Different Environmental Conditions. Hortscience, 51(15), 1537–1541. https://doi.org/DOI: 10.21273/hortsci11197-16
Halford. (2010). Photosynthate partitioning, in Plant Developmental Biology - Biotechnological Perspectives,. (D. M. R. Pua E. C., Ed.). Berlin; Heidelberg: Springer.
Haru, K., Naito, K., Suzuki, H., 1982. Differential effects of benzyladenine and potassium on DNA, RNA, protein and chlorophyll contents and on expansion growth of detached cucumber cotyledons in the dark and light. Physiologia Plantarum 55, 247–254.
Hwang I, Sheen J, Müller B. (2012). Cytokinin Signalling Network. Annu. Rev. Plant Biology. 63:353–380.
Kaur, L., S. Jayasekera, and P. J. M. (2014). Processing and impact on antioxidants in beverages: Antioxidant quality of tea (Camellia sinensis) as affected by environmental factors. Retrieved from http://hyperionacademy.com/wp-content/uploads/2014/05/3-s2.0 B978012404738900013X-main.pdf
Kieber, J.J., and Schaller, G. E.(2014). Cytokinins. In The Arabidopsis Book. https://doi.org/e0168, doi/10.1199/tab.0168
Prasad, M., Prasad, R., Sharma, S.N., Singh, S. (1991). Growth and yield of wheat as influenced by plant growth regulators. Indian Journal of Agronomy, 36, 32–35.
Saefas, S.A., S. Rosniawaty, dan Y. Maxiselly. 2017. Pengaruh konsentrasi zat pengatur tumbuh alami dan sintetik terhadap pertumbuhan tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) klon GMB 7 setelah centering. Jurnal Kultivasi Vol. 16 (2): 368 – 372.
Salisbury, F. B. dan C. W. R. (1995). Fisiologi Tumbuhan ; Perkembangan Tumbuhan dan Fisiologi Lingkungan ( Jilid Keempat). Terjemahan R. Lukman dan Sumaryono. ITB
Santoso, T.B. 2007. Pemangkasan. Tersedia online di http://www.montaya.com. (Diakses 20/06/2018).
Taiz, L and Zeiger, E. (2015). Plant physiology and Development (3rd Editio). Sinauer Associates, Inc., Publishers.
Tea Research Institute (TRI).2013. Prunning of Tea. Available online at http://upasiteareseach.org. (Diakses 20 Mei 2018)
Winarso, S. (2005). Kesuburan Tanah ; Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. In Kesuburan Tanah ; Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah (pp. 94–110). Penerbit Gava Media. Yogyakarta.
DOI: https://doi.org/10.24198/kultivasi.v17i2.16786
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Kultivasi Indexed by:
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.