Pengaruh asam humat dan pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan tanaman kakao (Theobroma cacao L.) belum menghasilkan klon Sulawesi 1

Arkan Azis Kusuma, Santi Rosniawaty, Yudithia Maxiselly

Abstract


Sari Permasalahan tanaman kakao di Indonesia adalah produktivitasnya rendah. salah satu penyebabnya akibat kekurangan nutrisi pada fase tanaman belum menghasilkan TBM. Upaya yang dapat dilakukan adalah memberikan pupuk organik, yaitu asam humat dan pupuk kandang sapi. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh macam pupuk organik (asam humat susulan dan pupuk kandang sapi) terhadap pertumbuhan tanaman kakao klon Sulawesi 1 umur 7 bulan setelah tanam. Percobaan dilakukan dari bulan September sampai dengan Desember 2017 di Kebun Percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada ketinggian ± 752 m di atas permukaan laut (dpl). Tipe curah hujan di lokasi percobaan berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Fergusson adalah tipe C. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan sembilan perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali. Perlakuan terdiri dari tanpa perlakuan pupuk organik; asam humat dengan konsentrasi 5, 10, 15, dan 20 mL.L-1; dan pupuk kandang sapi dengan dosis 5, 10, 15, dan 20 kg per lubang tanam. Pemberian asam humat dan pupuk kandang sapi tidak memberikan pengaruh terhadap pertambahan tinggi tanaman umur 8 – 12 minggu setelah perlakuan (MSP) dibandingkan dengan kontrol, sementara pupuk kandang sapi 10 kg meningkatkan jumlah daun umur 4 dan 12 MSP.

 

 

Kata Kunci: kakao, Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), asam humat, pupuk kandang sapi

 

Abstract.Problem of cocoa crops in Indonesia is low productivity. One of causes is lack of nutrients in the young plant. Effort to solve that problem is providing organic fertilizer, such as cattle manure and humic acid. This research aimed to find out effect of organic fertilizer (humic acid and cattle manure) on the growth of cocoa plants (Sulawesi 1 Clone), 7 months after planting. The experiment was conducted from September to December 2017 at Ciparanje Experimental Field of Agriculture Faculty, University of Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang Regency, West Java at the altitude of ± 752 m above sea level (asl). The type of rainfall at the experimental site was type C, according to Schmidt and Fergusson classification. The experimental design used Randomized Block Design with nine treatments and three replications. The treatments consisted of no organic fertilizer treatment (control); humic acid at concentration of 5, 10, 15, and 20 mL.L-1; and cattle manure at doses of 5, 10, 15, 20 kg per planting hole. The result showed that organic fertilizers (humic acid and cattle manure) had same plant height with control, while cattle manure 10 kg increased number of leaves at 4 weeks after treatment (WAT) and 12 WAT.

 

Keywords: cocoa, young plants, humic acid, cattle manure

Sari Permasalahan tanaman kakao di Indonesia adalah produktivitasnya rendah. salah satu penyebabnya akibat kekurangan nutrisi pada fase tanaman belum menghasilkan TBM. Upaya yang dapat dilakukan adalah memberikan pupuk organik, yaitu asam humat dan pupuk kandang sapi. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh macam pupuk organik (asam humat susulan dan pupuk kandang sapi) terhadap pertumbuhan tanaman kakao klon Sulawesi 1 umur 7 bulan setelah tanam. Percobaan dilakukan dari bulan September sampai dengan Desember 2017 di Kebun Percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada ketinggian ± 752 m di atas permukaan laut (dpl). Tipe curah hujan di lokasi percobaan berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Fergusson adalah tipe C. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan sembilan perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali. Perlakuan terdiri dari tanpa perlakuan pupuk organik; asam humat dengan konsentrasi 5, 10, 15, dan 20 mL.L-1; dan pupuk kandang sapi dengan dosis 5, 10, 15, dan 20 kg per lubang tanam[a1] . Pemberian asam humat dan pupuk kandang sapi tidak memberikan pengaruh terhadap pertambahan tinggi tanaman umur 8 – 12 minggu setelah perlakuan (MSP) dibandingkan dengan kontrol, sementara pupuk kandang sapi 10 kg meningkatkan jumlah daun umur 4 dan 12 MSP.

 

 

Kata Kunci: kakao, Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), asam humat, pupuk kandang sapi

 [a1] Kg  per …?


References


Arifin, R. 2016. Bisnis Hidroponik ala Roni Kebun Sayur. Agromedia: Jakarta.

Balai Perbenihan Tanaman Perkebunan Bandung. 2016. Deskripsi Kakao Klon Sulawesi 1. Balai Perbenihan Tanaman Perkebunan Bandung: Bandung.

Bintoro, M. 2015. Peningkatan daya saing dan nilai tambah kakao Indonesia. Proseding Seminar Peningaktan Daya Saing dan Nilai Tambah Kakao Indonesia. Bank Indonesia: Makassar.

Bio Flora International Inc. 1997. Bio Flora International Breakthrough in Adding Humic Acid to Soil Biomass. Bio Flora International. Good Year A.Z

Darmawan. 2017. Manfaat Asam Humus (Humic Acid) bagi Tanaman Padi di Lahan Sawah Sub Optimal Pasang Surut. Tersedia di https://jabar.litbang.pertanian.go.id/index.php/info-teknologi/605-manfaat-asam-humus. Diakses 23 Maret 2019.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2016. Statistik Perkebunan Indonesia 2015-2017. Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian: Jakarta

Firmansyah, M.A. 2011. Peraturan tentang Pupuk, Klasifikasi Pupuk Alternatif dan Peranan Pupuk Organik dalam Peningkatan Produksi Pertanian. Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah: Palangka Raya.

Gomez, A. K. dan A. A. Gomez. 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian. UI Press: Depok.

Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. CV Akademika Pressindo: Jakarta.

Hartatik, W. dan L.R. Widowati. 2010. Pupuk Kandang. Tersedia di http://www.balittanah.litbang.deptan.go.id. Diakses 10 Agustus 2017

Hartatik, W.dan D. Setyorini. 2012. Pemanfaatan pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah dan kualitas tanaman. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian

Hasibuan, B. E. 2006. Pupuk dan Pemupukan. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara: Medan.

ICCO. 2017. ICCO Quarterly Bulletin of Cocoa Statistics. ICCO: Côte d'Ivoire.

Lindawati, N. 2002. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia. Jakarta.

Lingga dan Marsono. 2013. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya: Jakarta

Makinde E.A, L.S Ayeni, S.O Ojeniyi. 2011. Effects of organic, organomineral and NPK fertilizer treatments on the nutrient uptake of Amaranthus cruentus (L) on Two Soil Types in Lagos, Nigeria. J Central European Agriculture Vol. 12(1): 114-123

Piccolo, A., S. Nardi, dan G. Concheri (1992). Structural characteristics of humic substances as related to nitrate uptake and growth regulation in plant systems. Soil Biol. Biochem. 24(4): 373-380.

Pirngadi, K. 2009. Peran bahan organik dalam peningkatan produksi padi berkelanjutan mendukung ketahanan pangan nasional. Pengembangan Inovasi Pertanian 2(1): 48-64

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kakao. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan: Jakarta.

Rubiyo dan Siswanto. 2012. Peningkatan produksi dan pengembangan kakao (Theobroma cacao L.) di Indonesia. Buletin RISTRI Vol. 3 (1): 33-48.

Santi, L.P. 2016. Pengaruh asam humat terhadap pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L.) dan populasi mikroorganisme di dalam tanah humic dystrudept. Jurnal Tanah dan Iklim Vol. 40 (2): 87 – 94.

Schmidt, F.H dan J. H. A. Ferguson. 1951. Rainfall Types Based on Wet and Dry Period Ratio for Indonesia with Western New Guinea. Djawatan Meteorologi dan Geofisika: Jakarta

Sembiring, J.V., Nelvia, dan A.E. Yulia. 2015. Pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di pembibitan utama pada medium sub soil ultisol yang diberi asam humat dan kompos tandan kosong kelapa sawit. Jurnal Agroteknologi Vol. 6 (1): 25 – 32

Setyamidjaja, D. 1996. Pupuk dan Pemupukan. Sinaplex: Jakarta.

Sukmawati. 2015. Analisis ketersediaan c-organik di lahan kering setelah diterapkan berbagai model sistem pertanian hedgerow. Jurnal Galung Tropika Vol. 4 (2): 115-120.

Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik, Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Penerbit Kanisius: Yogyakarta

Sutarno dan A. Andoko. 2009. Budi Daya Lada: Si Raja Rempah-rempah. Agromedia Pustaka: Jakarta.

Syekhfani. 2000. Arti Penting Bahan Organik Bagi Kesuburan Tanah. MAPORINA: Malang.

Thompson, L.M. dan F.R Troeh. 1978. Soil and Fertility. Mc Graw-Hill Book Company: New York.

Toruan, Lizawati, H. Aswidinoor, dan I. Boerhendy. 2002. Pengaruh batang bawah terhadap pola pita isoenzim dan protein batang atas pada okulasi tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.). Jurnal Menara Perkebunan. Vol 2 (70): 20-34.

Wahyudi, T., T. R. Panggabean, dan Pujiyanto. 2008. Panduan Lengkap Kakao: Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya: Depok.




DOI: https://doi.org/10.24198/kultivasi.v18i1.19217

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Jurnal Kultivasi Indexed by:

       width=    

 

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


View Jurnal Kultivasi Stat