Penurunan nilai konduktansi stomata, efisiensi penggunaan cahaya, dan komponen pertumbuhan akibat genangan air pada beberapa genotip tanaman tebu
Abstract
Abstrak
Fenomena perubahan iklim mempengaruhi distribusi hujan yang tidak merata. Kelebihan air hujan di lahan akan menyebabkan genangan air karena sistem drainase lahannya kurang baik yang berdampak terganggunya pertumbuhan dan hasil tanaman tebu. Dalam kondisi tergenang (G), jumlah anakan beberapa genotip tebu menurun bila dibandingkan dengan kondisi tanpa genangan (TG) pada 77 hari setelah penggenangan (HSP), kecuali genotip tebu GMP1. Jumlah anakan tersebut berkisar antara 6,7 untuk genotip KK sampai 10,3 anakan untuk genotip GMP1. Sedangkan pada kondisi tanpa genangan kisaran jumlah adalah 8 untuk genotip PS864 sampai 13,7 untuk genotip KK. Kondisi genangan air juga telah menurunkan nilai konduktansi stomata (gs) pada semua genotip tebu yang diamati pada 7 HSP yang nilainya berkisar 239,5 mmol H2O·m-2·s-1untuk genotip KK sampai 516,2 mmol H2O·m-2·s-1untuk genotip PSJT941. Genotip yang memiliki nilai perbedaan gs yang kecil pada perlakukan G dan TG seperti GMP1, cenderung memiliki jumlah anakan lebih banyak dibanding genotip yang lainnya. Cekaman abiotik seperti genangan telah mempengaruhi respons tinggi tanaman dan efisiensi penggunaan radiasi cahaya (RUE), dimana kondisi genangan telah meningkatkan tinggi tanaman dan nilai RUE menunjukkan tanaman dapat beradaptasi dalam kondisi kekurangan oksigen tanah dengan mempertinggi bagian pupus dan memperpanjang akar. Penelitian ini telah menunjukkan beberapa sifat adaptif dalam kondisi genangan air pada beberapa genotip tebu yang nantinya dapat menjadi referensi pemulia tebu dalam merakit tebu toleran genangan dimasa datang. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengklarifikasi faktor-faktor yang mendasari perbedaan respons dari beberapa genotip tebu dalam kondisi genangan dan atau kekeringan.
Kata kunci: genangan, tebu, jumlah anakan, konduktansi stomata
Abstract
Phenomenon of climate change has been affecting imbalance rainy distribution at many places. Moreover, excessive rainfall in the field has often occurring waterlogging due to poor soil drainage system. This condition is affecting plant growth and yield. Tiller number of four sugarcane genotips grown under waterlogging (WL) tended to be reduce compared to well watered condition (WW) at 77 days after treatment (DAT) of WL except genotip of GMP1. It ranged from 6.7 of KK (Kidang Kencana) to 10.3 of GMP1, while under WW it ranged from 8 of PS864 and GMP1 to 13.7 of KK. WL condition has reduced stomatal conductance of all genotips at 7 DAT that ranged from 239.5 mmol H2O·m-2·s-1of KK to 516.2 mmol H2O·m-2·s-1 of PSJT941. Smaller difference in gs between 0 and 7 DAT of WL tended to be higher in tiller number such as in GMP1. Abiotic stresses of WL had affected to plant height and radiation use efficiency (RUE), there were higher in plant height and RUE under WL condition showed plant had adapted to cope limiting factor of soil oxygen content by produce higher in root and or shoot. This study showed adaptation trait of sugarcane genotips under WL condition, which is some of the traits could be taken for sugarcane breeding program in the future. Further research is needed to clarify wider of physiological factor affecting growth and development of sugarcane under WL and Drought condition.
Keywords: waterlogging, sugarcane, tiller number, stomatal conductance.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Blom, C.W.P.M and L.A.C.J Voesenek. 1996. Flooding: the survival strategies of plants. Trends in Ecology & Evolution. 11: 290–295.
Colmer, T.D. and L.A.C.J Voesenek. 2009. Flooding tolerance: suites plant traits in variable environments. Functional Plant Biology. 36: 665-681
Condon, A.G., R.A. Richards , G.J. Rebetzke, and G.D Farquhar. 2004. Breeding for high water-use efficiency Journal of Experimental Botany. 55: 2447–2460.
Dias-Filho, M.B. and C.J.R. de Carvalho. 2000. Physiological and morphological responses of Brachiaria spp. to flooding. Pesquisa Agropecu•ria Bra-sileira, BrasÌlia. 35: 1959-1966.
Ditjenbun. 2016. Statistik Perkebunan Indonesia (Tebu). Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian.
Gilbert, R.A., C.R. Rainbolt, D.R. Morris, and A.C. Bennett. 2007. Morphological responses of sugarcane to long-term flooding. Agronomy Journal. 99:1622-1628.
Haryono, N. M., H. Syahbuddin, dan M. Sarwani. 2013. Lahan Rawa: Penelitian dan Pengembangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementrian Pertanian. Hal 8. IAARD Press.
Intergovernmental Panel for Climate Change. 2001. Climate change 2001: Synthesis report. Summary for policy makers. Available online at: http://www.ipcc.ch
Monteith, J.L. 1972. Solar radiation and productivity in tropical ecosystems. Journal of Applied Ecology. 9: 747–766.
Serres-Bailey, J. and L.A.C.J. Voesenek. 2008. Flooding stress: acclimations and genetic diversity. Annual Review of Plant Biology. 59: 313–339.
Soleh, M.A., R. Manggala, Y. Maxiselly, M. Ariyanti, dan I.R.D. Anjarsari. 2017. Respons konduktansi stomata beberapa genotip tebu sebagai parameter toleransi terhadap stress abiotik. Jurnal Kultivasi: 13: 490-493
Striker, G.G.2012. Flooding stress on plants: anatomical, morphological and physiological responses. In Mworia, J. (Ed.). Botany In Tech, China. P. 1-19. Available online at http://www.intechopen.com/books/botany/flooding-stress-on-plants-anatomical-morphological-and-physiological-responses
Verhoeven, J.T.A., and T.L. Setter. 2010. Agricultural use of wetlands: opportunities and limitations. Annal Botany. 105:155-163
Wardini, C. 2013. Swasembada gula riwayatmu kini. Sugar Insight. Asosiasi Gula Indonesia. Jakarta.
DOI: https://doi.org/10.24198/kultivasi.v19i2.22471
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Kultivasi Indexed by:
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.