Respons perkecambahan benih jagung manis terhadap konsentrasi dan lama perendaman giberelin pada suhu lingkungan yang berbeda
Abstract
Abstrak. Penanaman jagung manis pada daerah dengan suhu rendah dapat menyebabkan cekaman pada kecambah, sehingga performa kecambah perlu ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh interaksi antara konsentrasi giberelin (GA3) dan lama waktu perendaman benih pada suhu lingkungan tertentu terhadap pertumbuhan kecambah jagung manis. Penelitian ini dilaksanakan pada Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran Bandung pada bulan Juni 2019. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola faktorial dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor perlakuan adalah konsentrasi GA3 dan lama perendaman. Faktor konsentrasi giberelin terdiri dari 50 ppm, 100 ppm dan 150 ppm, sedangkan faktor lama perendaman terdiri dari 3 jam, 6 jam, dan 9 jam. Percobaan dilakukan pada dua suhu lingkungan yang berbeda, yaitu 16-18°C dan 20-22°C. Peubah yang diamati adalah daya berkecambah, kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh, dan potensi tumbuh maksimum. Analisis data menggunakan uji Jarak Berganda Duncan pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi pengaruh interaksi antara konsentrasi giberelin dan lama perendaman. Pemberian giberelin pada benih dapat meningkatkan performa kecambah baik pada suhu 16-18°C maupun 20-22°C. Perlakuan giberelin 100 ppm dengan lama perendaman 6 jam menunjukkan performa kecambah yang paling baik.
Kata Kunci: Jagung manis, Konsentrasi giberelin, Lama perendaman.
Abstract. Sweet corn cultivation in areas with low temperatures can cause stress on the sprouts, so its performance needs to be improved. This study aims to analyze the interaction effect between gibberellin (GA3) the concentration and the time of seeds soaking in GA3 at various temperatures on the growth of sweet corn sprouts. This research was conducted at the Laboratory of Seed Technology, Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran, in June 2019. The experimental design used a factorial randomized block design with two factors and three replications. The treatment factors were the concentration of GA3 and the time of seeds soaking in GA3. The gibberellin concentration consisted of 50 ppm, 100 ppm, and 150 ppm, while the soaking time consisted of 3 hours, 6 hours, and 9 hours. Experiments were carried out at two different temperatures, there were 16-18 oC and 20-22 oC. The observed variables were germination rate, sprout growth rate, synchronous growth, and maximum growth potential. Data was analyzed by Duncan's Multiple Range test at the 5% significant level. The results showed that there was an interaction effect between the concentration of GA3 and the time of seeds soaking in GA3. Gibberellin application to seeds can improve the performance of sprouts both at 16-18 oC and 20-22 oC. Gibberellin treatment of 100 ppm and soaking time for 6 hours showed the best performance of sprouts.
Keywords: Gibberellins concentration, Soaking time, Sweet corn.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Badan Pusat Statistik (BPS), 2015. Data Produksi Jagung di Indonesia Tahun 2012 -2014. Jakarta.
Bakrie A. H. 2006. Respon Tanaman Jagung Manis (Zea mays Saccharata) Varietas Super Sweet terhadap Penggunaan Mulsa dan Pemberian Kalium.Prosiding Seminar Nasional Sainsdan Tekhnologi II 2008. Universitas Lampung. Lampung
Bradbeer, J.W. 1988. Seed Viability And Vigour. Seed Dormancy and Germination. Blackie and Son Ltd
Farooq, M., T. Aziz, A. Wahid, D.J. Lee, and K.H.M. Siddique. 2009. Chilling tolerance in maize: agronomic and physiological approaches. Corp and Pasture Science, CSIRO Publishing.
Gomez, K. A. and A. A. Gomez. 1995. Prosedur Statistik Untuk Penelitian Pertanian. Penerjemah Endang Sjamsudin, Justika S. Baharsjah; pendamping Andi Hakim Nasution. Universitas Indonesia Press. Jakarta
Hedden P. and J.S. Croker. 1992. Regulation of gibberellin biosynthesis in maize seedlings. Progress in Plam Growth Regulation, 534-544 © 1992 Kluwer Academic Publishers.
Kamil, J. 1979. Teknologi Benih 1. Angkasa Raya. Bandung.
Kucera, B., M. A. Cohn, and G.H. Metzger. 2005. Plant hormone interactions during seed dormancy release and germination. Seed Science Research. 15:281- 307
Lesilolo, M. K., J. Riry, dan E. A. Matatula. 2013. Pengujian viabilitas dan vigor benih beberapa jenis tanaman yang beredar di pasaran kota Ambon. Agrologia, 2(1): 1 – 9.
Miedema, P. 1982. The effects of low temperature on zea mays. Advances in agronomy, vol 35 Foundation for Agricultural Plant Breeding Wageningen, The Netherlands
Milosevic, M., M. Vujakovic and D. Karagic. 2010 Vigour Tests As Indicators Of Seed Viability
Mukti, A. 2013. Pengaruh konsentrasi giberelin dan lama perendaman terhadap viabilitas dan vigor benih jagung (Zea mays L.) kadaluarsa. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar. Meulaboh.
Nirmala D., M. T. Mulyati, T. A. Bakar, M. M. Zainal. 2012. Pengembangan Model Usaha Jagung Terpadu Di Kabupaten Takalar. Bagian Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin. Jurnal Teknologi
Novira, F., Husnayetti, dan S. Yoseva. 2015. Pemberian pupuk limbah cair biogas dan urea, TSP, KCL terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt). Jurnal Teknologi
Putri, H. A. 2011. Pengaruh Pemberian Beberapa Konsentrasi Pupuk Organik Cair Lengkap (POCL) Bio Sugih Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays Saccharata Sturt.). Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Andalas Padang.
Rubatzky, V. E, dan M. Yamaguchi.1995. Sayuran Dunia : Prinsip, Produksi, dan Gizi. Jilid ke-1. Herison C, penerjemah. Bandung (ID): ITB Press. Terjemahan dari: World Vegetables: Principles, Production, and Nutritive Values. Santoso MB. 2004. Efesiensi energi dan produktivitas pada tumpangsari
Rusmin, D., F. C. Suwarno, dan I. Darwati. 2011. Pengaruh pemberian ga3 pada berbagai konsentrasi dan lama imbibisi terhadap peningkatan viabilitas benih purwoceng (pimpinella pruatjan molk). Jurnal Littri 17(3) : 89-94.
Sabhan, M. 2013. Study On Some Aspects Of Seed Viability And Vigor. Int. Journal of Advance Biol Biom Res. 2013; 1(12):1692-1697
Sutopo, L. 2012. Teknologi Benih. Rajawali Jakarta
Syukur dan Rifianto. 2014. Jagung Manis. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tefa, A. 2017. Uji viabilitas dan vigor benih padi (Oryza sativa, L.) selama penyimpanan pada tingkat kadar air yang berbeda. Savana Cendana, 2(3): 48 – 50.
Weiss, D. and N. Ori. 2007. Mechanisms of cross talk beetween gibberellin and other hormones. Plant Physiology.
Yamaguci, S. 2008. Gibberellin Metabolism and its Regulation. Annu. Rev. Plant Biol. 2008. 59:225–51
Yanfang, S., Wang, W., Xie, J., Liang, Z. 2017. Biological Characteristics and Germination Conditions of Gentianae macrophylla Seeds under Different Storage and Seed Treatments. Journal of Agriculture & Biology . 6/30/2017, Vol. 19 Issue 3, p502-508. 7p.
DOI: https://doi.org/10.24198/kultivasi.v20i1.25921
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Kultivasi Indexed by:
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.