Pengaruh frekuensi penyiraman terhadap pertumbuhan, hasil, dan fenologi tanaman hanjeli ratun di dataran medium
Abstract
Sari
Salah satu keanekaragaman tanaman pangan yang dikembangkan untuk mengurangi konsumsi beras yaitu tanaman hanjeli pulut (Coix lacryma-jobi L. var mayuen). Permasalahan yang dihadapi pada budidaya hanjeli adalah umur panen yang cukup lama dan produktivitas yang rendah. Ratun diharapkan dapat meningkatkan indeks pertanaman, namun dapat bermasalah ketika memasuki musim kemarau. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perbedaan pertumbuhan, hasil, dan fenologi tanaman hanjeli pada kondisi kekurangan air. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2019 – September 2019 di Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-kuantitatif. Tanaman diberi perlakuan frekuensi penyiraman yang berbeda, yaitu penyiraman setiap hari dan empat hari sekali. Analisis menggunakan uji t pada taraf nyata 5%. Komponen pertumbuhan yang diamati antara lain tinggi tanaman, jumlah daun, distribusi akar, jumlah anakan, jumlah srisip, indeks luas daun, distribusi akar, dan nisbah pupus akar. Sementara komponen hasil yang diamati adalah jumlah malai, jumlah anakan produktif, jumlah biji, bobot biji, dan indeks panen. Fenologi yang diamati adalah umur muncul anakan, umur muncul srisip, umur berbunga, dan umur panen. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan dan hasil tanaman hanjeli pada penyiraman setiap hari lebih baik dibandingkan empat hari sekali. Tanaman hanjeli pada penyiraman empat hari sekali masih dapat bertahan hidup dan memproduksi biji karena beradaptasi dengan cara memperpanjang umur berbunga dan mengurangi nisbah pupus akar.
Kata Kunci: Hanjeli Pulut, Ratun, Frekuensi Penyiraman, Fenologi
Abstract
One of the diversity of food crops that develop to reduce rice consumption is the job’s tears (Coix lacryma-jobi L. var. mayuen) crops. The problems faced by job's tears cultivation are long life and low productivity. Ratun is expected to increase the cropping index, but it can be problematic when entering the dry season. This study aimed to study the differences in growth, yield, and phenology of job’s tears plants under lack of water. The research was conducted in February 2019 - September 2019 at the Ciparanje Experimental Field, Faculty of Agriculture, Padjadjaran University, Jatinangor. The research method used descriptive-quantitative. Plants were treated with different watering frequencies, namely watering every day and every four days. The analysis used the t test at the 5% significance level. The growth components observed plant height, number of leaves, root distribution, number of tillers, number of lateral branches, leaf area index, root distribution, and shoot root ratio. Meanwhile, the yield components observed the number of panicles, the number of productive tillers, the number of grains, the weight of the grains, and the harvest index. Phenology observed time of tillers formation, time of lateral branch formation, time of flowering, and time of harvest. The results showed the growth and yield of job’s tears plants on watering every day was better than once every four days. Job’s tears plants that watered every four days can still survive and produce grains because they adapted by extending the flowering life and reducing the shoot root ratio.
Keywords: Job’s tears, Ratoon, Frequency of watering, Phenology
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Akram, H. M., A. Ali, A. Sattar, H.S.U. Rehman, dan A. Bibi. 2013. Impact of Water Deficit Stress on Various Physiological and Agronomic Traits of Three Basmati Rice (Oryza Sativa L.) Cultivar. The Journal Animal and Sciences 23(5):1415-1423
Anjum, S.A., X.Y. Xie., L.C.Wang., M.F. Salem., C. Man., & W. Lei. 2011. Morphological, Physiological, and Biochemical Responses of Plants to Drought Stress. African J. of Agric. Res.6(9): 2026 –2032.
Audebert, A., F. Asch, and M. Dingkuhn. 2013. Morphophysiological research on drought tolerance in rice at WARDA. Field screening in drought tolerance in crop plants with emphasis on rice. IRRI.
Badan Pusat Statistik. 2014. Proyeksi penduduk menurut provinsi tahun 2010 2030. Jakarta.
Belitz, A.R. & C.E. Sams, 2007. The Effect Of Water Stress On The Growth,Yield, And Flavonolignan Content In Milk Thistle (Silybum marianum). Acta Hort.756:259-266.
Fadholi A., & D. Suoriatin. 2012. Sistem Pola Tanam di Wilayang Priangan Berdasarkan Klasifikasi Oldeman. Jurnal Pendidikan Geografi, 12:2. Fakultas Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia.
Fewless G. 2006. Phenology.Cofrin Center for Biodiversity [Internet]. [diunduh 2019 June 8]. Tersedia pada: https://www.uwgb.edu/biodiversity/phenology/
Gardner F.P., R.B. Pearce, and R.L. Mitchell. 1991. Physiology of Crop Plants. Diterjemahkan oleh H.Susilo. Jakarta. Universitas Indonesia Press.
Grubben G.J.H dan Partohardjono S. (eds) 1996. Plant Resources of South-East Asia no 10 Cereals.Porsea.Bogor.
Harrell, D.L., J.A. Bond, and S. Blanche. 2009. Evaluation of main crop stubble height on ratoon rice growth and development. Field Crop Research 114: 396-403
Husna, Y. 2010. Pengaruh Penggunaan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah (Oryza sativa L.) Varietas IR 42 dengan Metode SRI (System of Rice Intensification). Jurnal Jurusan Agroteknik, 9: 2-7. Fakultas Pertanian. Universitas Riau.
Kristanto, B. A., D. Indradewa, A. Ma’as, dan R.D. Sutrisno. 2016. Pengaruh perbedaan sumber silika dalam menginduksi ketahanan kekeringan dan produksi biji sorgum manis (Sorghum bicolour (L.) Moerch dalam kondisi stres kekeringan. Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian. Surakarta, 5 Desember 2016. Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Hal. 31-39
Kurniawan, Hakim. 2014. Hanjeli dan Potensinya sebagai Bahan Pangan. Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian Kementerian Pertanian. Tersedia online di : http://biogen.litbang.pertanian.go.id/index.php/2014/10/hanjeli-dan- potensinya-sebagai-bahan-pangan/# Diakses 20 Juli 2019
Palupi E.R., dan Y. Dedywiryanto. 2008. Kajian karakter toleransi penyiraman empat hari sekali kekeringan pada empat genotipe bibit kelpa sawit (Elais guineensis Jacq). Bul Agron 36(1) : 24-32
Ruminta, A. Wahyudin, dan S. Sakinah. 2017. Respon pertumbuhan dan hasil tanaman padi terhadap jarak tanam pada lahan tadah hujan dengan menggunakan pengairan intermittent . Agrin. 21(1): 46-58.
Sinaga, R. 2007. Analisis model ketahanan rumput gajah dan rumput raja akibatcekaman kekeringan berdasarkan respon anatomi akar dan daun. BiologiSumatera, 2 (1): 17-20.
Suhartono., R.A,. Z. Sidqi., & A. Khoiruddin. 2008. Pengaruh Interval Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelei (Glycine maxL. Merril.) Pada Berbagai Jenis Tanah. EMBRYO5(1): 98-112
Sujinah, and A. Jamil. 2016. Mekanisme respon tanaman padi terhadap cekaman kekeringan dan varietas toleran. Iptek dan Tanaman Pangan 11(1): 1–7.
Tabla, V. P. and C. F. Vargas. 2004. Phenology and phenotypic natural selection on the flowering time of a deceit-pollinated tropical orchid, Myrmecophila christinae. Annals of Botany, 94 (2) : 242-250.
Wayah, E.,Sudiarso., & R. Soelistyono. 2014. Pengaruh Pemberian Air Dan Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil TanamanJagung Manis (Zea mays Saccharata Sturt L.). Jurnal Produksi Tanaman, 2 (2): 94-102
Yulianto Fiky, Yustanto, A. Suprapto. 2006. Pengembangan Plasma Nuftah Hanjeli (Coix lacryma-jobi) Sebagai Pangan Potensial Berbasis Tepung di Pluncut Kabupaten Bandung. Laporan PKM UNPAD.
DOI: https://doi.org/10.24198/kultivasi.v19i3.26945
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Kultivasi Indexed by:
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.