Pemberdayaan Masyarakat Desa Barisan dan Desa Astanalanggar, Kabupaten Cirebon dalam Upaya Pengelolaan Sampah dan Penanganan Dampak Intrusi Air Laut
Abstrak
Secara geografis, Desa Barisan dan Desa Astana Langgar berada di Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Desa ini terletak bagian utara Kabupaten Cirebon yang didominasi dataran rendah. Kondisi morfologi yang datar dimanfaatkan warga sebagai lahan pemukiman dan pertanian. Jumlah penduduk di Kota Cirebon yang tinggi berdampak terhadap jumlah sampah yang dihasilkan. Besarnya volume sampah menjadi suatu masalah yang berpengaruh terhadap kondisi lingkungan dan airtanah di desa tersebut. Selain itu, posisi desa Barisan yang berada di daerah yang relatif dekat pesisir laut mengakibatkan daerah ini berpotensi terkena pengaruh intrusi air laut yang menyebabkan kondisi air tanah di sekitarnya akan relatif berubah menjadi air payau. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sebaran lokasi buangan sampah rumah tangga dan air payau dan memberi masukan sekaligus nilai tambah bagi masyarakat untuk pemanfaatan hasil pengolahan sampah dan pengolahan air payau. . Metode yang dilakukan, yaitu observasi lapangan yang meliputi inventaris data awal yang dilakukan untuk koordinasi waktu, lokasi, dan untuk mengetahui sejauh mana masyarakat memanfaatkan sumber daya desanya sebagai sumber penghasilan, tanya jawab langsung dengan masyakarat dan mahasiswa peserta KKNM – PPMD, hingga sosialisasi kepada masyarakat Desa Barisan dan Desa Astana Langagr terkait pengenalan kondisi daerah pesisir laut serta pengelolaan sampah dan air payau. Berdasarkan observasi lapangan yang dilakukan menunjukkan Desa Barisan tidak mengalami masalah sampah dan air. Lokasi desa yang berada relatif agak jauh dari pesisir pantai menyebabkan intrusi airlaut diperkirakan tidak mencapai dua desa tersebut langsung. Namun demikian, memang jika dibandingkan dengan kondisi daratan lain pada umumnya, kondisi airtanah di kedua desa tersebut memiliki tingkat salinitas yang sedikit lebih tinggi dibandingkan air tawar. Oleh karena itu, pengenalan dan pemahaman melalui sosialisasi pengolahan air payau tetap diperlukan untuk menjaga keberlangsungan kebutuhan sumber daya air di masa mendatang.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Anonim. 2017. Kabupaten Cirebon dalam Angka 2017. Cirebon: BPS Kabupaten Cirebon.
Aziz, A. (2005). Model Pengelolaan Sampah Berbasis Kesehatan Masyarakat dan Estimasi Pembiayaan Tahun 2005 – 2030 di Kota Tanjungpinang. Tesis. Tidak dipublikasikan.
Diantariani, N.P., Sudiarta, I.W., dan Elantiani, N.K. 2008. Proses Biosorpsi dan Desorpsi Ion Cr (VI) pada Biosorben Rumput Laut Euscheumaspinosum. Jurnal Kimia 2 (1), Januari 2008 : 45-52.
Hendrayana, H. 2002. Intrusi Air Asin Ke Dalam Akuifer Di Daratan. Yogyakarta: Departemen Teknik Geologi, FT UGM.
Nurhayati, I., dan Purwoto, S. 2014. Pengolahan Air Payau Berbasis Kimiawi Melalui Tekno Membran Reverse Osmosis (RO) Terpadukan dengan Koagulasi dan Penukaran Ion. Prosiding Seminar Nasional Kimia, FMIPA UNS.
Priadharma, M.S. 1999. Intrusi Air Laut di Kotamadya Pontianak. Depok: Skripsi Sarjana Departemen Geografi UI. Tidak dipublikasikan.
Sosrodarsono, S., dan Takeda, K. 1987. Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta: PT.Pradnya Paramita.
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##
Jurnal ini Terindeks di:
PENERBIT
Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran