KEBERADAAN PERWAKILAN WILAYAH ADAT DI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT PAPUA (DPRP) DALAM PERSPEKTIF KONTRAK SOSIAL DAN DALAM PERSPEKTIF REPRESENTASI DI PROVINSI PAPUA

Nelwan Ronsumbre, Mohammad Benny

Abstrak


UU Otonomi khusus Papua yang diatur melalui UU No.21 Tahun 2001 telah memberikan kekhususan bagi Provinsi Papua untuk membentuk Dewan Perwakilan Wilayah Adat (DPWA) dalam kelembagaan legislatif daerah. Unsur keanggotaan DPWA adalah perwakilan masyarakat adat di wilayah Provinsi Papua yang terdiri atas 5 (lima) wilayah adat yang ditentukan berdasarkan kedekatan geografis dan kesamaan rumpun suku bangsa. Tujuan dari artikel ini adalah untuk menjelaskan fenomena keberadaan anggota perwakilan wilayah adat (DPWA) di Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) dalam perspektif kontrak sosial menurut Thomas Hobes, John Locke dan J.J. Rousseau dan dalam perspektif representasi menurut Stuart Hall (2009). Artikel ini dikaji dan dianalisa dengan menggunakan metode kualitatif dimana data diperoleh melalui wawancara, dari dokumen, jurnal, literature maupun sumber online yang relevan dengan objek yang diteliti. Temuan dari kajian ini adalah dijelaskan bahwa antara dewan adat, dewan perwakilan wilayah adat dan masyarakat adat sebagai tiga elemen yang  melakuan perjanjian kontrak sosial. Kontrak sosial yang dilakukan sifatnya tidak tertulis (unwritten contract) sehingga legitimasi dan eksistensinya tidak kuat. Representasi keanggotaan dewan adat sudah memenuhi kriteria secara teoritik yaitu berasal dari masyarakat adat, berbicara atas masyarakat adat dan berdiri di depan masyarakat adat. Penelitian ini selanjutnya merekomendasikan perlunya membuat kontrak secara tertulis (written contract) sehingga dokumen itu mengikat setiap elemen yang melakukan perjanjian. Pada sisi lain, perlu menyesuaikan waktu seleksi anggota dewan dengan periode jabatan lembaga legislatif daerah (DPRP).

 

 

.The special autonomous right of Papua as regulated in the Law No. 21/2011 has given  particular rights to the region for establishing the Cultural Region Representative (DPWA) in the local legislative body. The composition of DPWA consists of the cultural community consisting of five cultural regions which are based on the proximity of geographical area and groups of tribes. The purpose of this article is to explain the phenomenon of the existence of the Dewan Adat (representative of local indigenous tribe) within the in the Papuan People's Representative Council (DPRP) in the perspective of social contracts according to Thomas Hobes, John Locke and J.J. Rousseau as well as in the perspective of representation proposed by Stuart Hall (2009). The purpose of this article is to explain the phenomenon of the existence of the Dewan Adat within the DPRP in the perspective of social contracts according to Thomas Hobes, John Locke and J.J. Rousseau and in the perspective of representation according to Stuart Hall (2009). This article is reviewed and analyzed by using qualitative methods where data is obtained through interviews, documents, journals, literature and online sources those are relevant to the object of the study. The findings of this study are explained that among the adat council, the representative council of indigenous territories and indigenous peoples as the three elements that carry out social contract agreements. The social contract carried out is made in an unwritten contract so that its legitimacy and existence are not that strong. Representation of the membership of the the Dewan Adat has theoretically met the criteria, which comes from the indegenous community, speaks on behalf of indigenous peoples and stands before indigenous peoples. This research then recommends the need to propose a written contract so that the document binds every element that makes the agreement. On the other hand, it is necessary to adjust the selection time of the board members with the term of office or tenure of the regional legislative body (DPRP). 


Kata Kunci


Wilayah Adat, Anggota Dewan, DPRP, Kontrak Sosial dan Representasi

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Buku Cresswell, J. 1998. Research Design: Qualitative Research for Education. Boston, MA: Allyn and Bacon. Soekanto, Soerjono (2014) osiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Stuart Hall. “The Work of Representation.” Representation: Cultural Representation and Signigying Practices. Ed. Stuart Hall. London : Sage Publication, 2003. Susilo, I. Basis. 1988. Teori Kontrak Sosial dari Hobbes, Locke, dan Rosseau dalam Jurnal Masyarakat, Kebudayaan, dan Politik. Surabaya: FISIP Unair http://www.essortment.com/john-lockes-socialcontract-theoy-46748.html.

Jurnal Ahmad, Nurzakia (2009) Representasi Maskulinitas. Jakarta: FIB UI Arbi Sanit. 2004. Kontrak Sosial dan Pemilihan Umum. Jurnal Penelitian Politik. Volume 1, Nomor 1, 2004: 2-8. Helmi Mahadi, 2001. Pragmatisme Politik: Studi Kasus Proses Rekrutmen Politik PDIP Pada Pilkada, Kabupaten Sleman. Http://dx.doi.org/10.18196/jgp.2011.0004. Moh. Sholehuddin. 2014. Konsep Kenegaraan Dalam Pemikiran Politik Al-Mawardi. Jurnal Review Politik. Volume 04, Nomor 1, Juni 2014. Muklis, 2015. Perilaku Politik Elit Keagamaan dalam Politik Lokal. Jurnal SALAM volume 18 Nomor 1, Halaman 1 – 183, Malang, Juni 2015.

Sabardi, Lalu (2013) Konstruksi Makna Yuridis Masyarakat Hukum Adat Dalam Pasal 18 B UUD 1945 Untuk Identifikasi Adanya Masyarakat Hukum Adat. Jurnal Hukum Dan Pembangunan Tahun Ke-43 No.2 April-Juni 2013 Pp. 170-196 Wijaya, Daya Negri (2016) Kontrak Sosial Menurut Thomas Hobbes dan John Locke. Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis Volume 1, Nomor 2, Desember 2016, pp. 183-193.

Dokumen Peraturan Daerah Khusus (Perdasus) Nomor 6 Tahun 2014 tentang Keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat Papua yang ditetapkan melalui mekanisme pengangkatan. Permendagri Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat. Undang-Undang Dasar 1945 (Pasal 18 B) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Sumber Lain http://brwa.or.id/news/read/252 diakses tanggal 28 November 2018 pukul 05.04. http://dpr-papua.go.id/profil/sejarah-dpr-papua/ diakses tanggal 19 November 2018 pukul 01.16 WIB http://kawattimur.com/2017/12/13/hanura-tuding-14-kursiotsus-di-parlemen-papua-ilegal/ diakses tanggal 13 November 2018 pukul 14.11 Wib http://lintaspapua.com/2017/12/13/minta-ditundaempat-fraksi-tolak-pelantikan-14-kursi-dprpapua/ diakses tanggal 13 November 2018 pukul 16.00 Wib https://www.google.co.id/search?q=definisi+representa si&oq=defenisi+representasi&aqs=chrome.1.69i 57j0l5.9077j1j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8 diakses tanggal 20 November 2018 pukul 21.40 WIB. https://www.google.co.id/search?q=Penelitian+kualitat if+juga+bisa+diartikan+sebagai+riset+yang+ber sifat+deskriptif+dan+cenderung+menggunakan+ analisis+dengan+pendekatan+induktif&oq=Pene litian+kualitatif+juga+bisa+diartikan+sebagai+ri set+yang+bersifat+deskriptif+dan+cenderung+ menggunakan+analisis+dengan+pendekatan+ind uktif&aqs=chrome..69i57.1418j0j7&sourceid=c hrome&ie=UTF-8 di akses tanggal 28 November 2018 pukul 04.16 WIB.




DOI: https://doi.org/10.24198/responsive.v1i2.20676

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


RESPONSIVE: Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Administrasi, Sosial, Humaniora Dan Kebijakan Publik telah Terindeks Di:

      
  
 
 
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.