KOMPETENSI LOKAL DALAM MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH INDUSTRI
Abstrak
Kemiskinan di daerah industri menarik untuk dikaji karena daerah industri selayaknya menjadi potensi yang akan mendatangkan keuntungan bagi wilayah yang bersangkutan. Namun, pada kenyataannya, banyak daerah industri dengan kondisi masyarakatnya tergolong miskin.
Kecamatan Majalaya merupakan salah satu daerah industri di Jawa Barat yang masyarakatnya sejak abad ke-18 memiliki keterikatan yang sangat erat dengan kegiatan industri sehingga masyarakatnya mempunyai kompetensi lokal yang khas.
Kompetensi lokal yang dimiliki masyarakat Majalaya mestinya menjadi modal yang kuat bagi upaya membangun kehidupan yang sejahtera. Namun faktanya, angka kemiskinan di Kecamatan Majalaya masih tinggi. Hal ini terjadi karena ada banyak faktor yang menyebabkan kurang optimalnya kontribusi kompetensi lokal dalam upaya penanggulangan kemiskinan di Kecamatan Majalaya.
Dalam keberadaannya, kompetensi lokal yang tumbuh dan berkembang di dalam
masyarakat tidak bisa dipisahkan dari aspek kondisi geografis, historis, dan sosio-politis.
Kompetensi lokal di dalam masyarakat mempunyai keragaman dan mengalami dinamika dari waktu ke waktu; setiap kompetensi lokal mempunyai kompleksitasnya sendiri dan senantiasa terkait dengan potensi wilayah setempat. Jumlah dan kondisi kemiskinan di daerah industri tidak bisa dilepaskan dari laju industrialisasi yang tidak berbasis pada pemberdayaan warga setempat dan kurangnya perhatian pihak-pihak terkait terhadap kompetensi lokal di dalam masyarakat.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Buku, Jurnal dan Penelitian
Budimanta, Arif. 2003. “Prinsip-prinsip
Community Development” dalam
Akses Peran Serta Masyarakat.
Jakarta: Sinar Harapan dan Indonesia
Center for Sustainable Development.
Departemen Perindustrian, Direktorat
Jenderal Industri Kecil dan Menengah.
Kajian Pengembangan
Kompetensi Inti Daerah. Bandung:
PT. Multi Area Conindo.
Erickson, Thomas and Wendy A. Kellogg.
“Social Translucence: an
Approach to Designing Systems that
Support Social Process” in ACM
Transaction on Computer-Human
Interaction, Vol 7, No.1.
Glen, Andrew. 1993. “Methods and Themes
in Community Practice” in Butcher,
H., et.all (eds)., Community and
Public Policy, London: Pluto.
Manning, Chris dan Tajudin Tukiran. 1990.
Struktur Pekerjaan Sektor Informal
dan Kemiskinan di Kota (Sebuah Sudi
Kasus di Diroprajan Yogyakarta).
Yogyakarta: UGM Press.
Sahdan, Gregorius. 2005. Menanggulangi
Kemiskinan Desa. Artikel Ekonomi
Rakyat dan Kemiskinan. Jurnal
Ekonomi Rakyat.
Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat
Memberdayakan Rakyat. Bandung:
Refika Aditama.
Supriatna, Tjahja. 1997. Birokrasi,
Pemberdayaan, dan Pengentasan
Kemiskinan. Bandung: Humaniora
Utama Press.
Dokumen, Media Massa, Blog dan Website
Bahua, Mohamad Ikbal. 2008. Pemberdayaan
dalam Makna Kemiskinan. Bahua
Ikbal Kreatif Blogspot.
Chaniago, Andrinof A. Kompetisi,
Kompetensi dan Pembangunan
Daerah. Suara Pembaruan, 26
November 2002.
Setiarso, Bambang. Pendekatan “Knowledge
– Base Economy” untuk
Pengembangan Masyarakat.
www.Ilmukomputer.com.
www.desentralisasi.net
www.kompas.com
DOI: https://doi.org/10.24198/share.v4i2.13076
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.