PRAKTEK PEKERJAAN SOSIAL BAGI “STIGMATIZED GROUP”: UPAYA MEWUJUDKAN KESERASIAN SOSIAL BERBASIS HAM DAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
Abstrak
Kelompok terstigmatisasi (stigmatized group) merupakan kelompok orang yang memiliki pengalaman diskriminasi dan eksklusi di masyarakat karena stigma yang dilekatkan kepada mereka. Stigma negatif yang diarahkan kepada kelopok ini beragam latar belakangnya: fisik, status ekonomi, identitas social, dan sebagainya. Bagaimana kelompok ini bertahan di masyarakat, dan apa yang harus dilakukan oleh pekerja social untuk membantu kelompok ini agar bisa keluar dari masalah yang dihadapi di masyarakat.
Tulisan ini berusaha menjelaskan tentang pengalaman terstigmatisai di kalangan anak-anak dari keluarga terduga dan terpidana kasus terorisme. Kelompok ini mendapatkan stigma sebagai “anak teroris”. Stigma tersebut menjadikan anak-anak mengalami eksklusi social dan diskriminasi di masyarakat. Dampaknya anak-anak dari keluarga ini semakin “eksklusif” di masyarakat dan berpotensi untuk tetap berada dalam rantai jaringan kelompok “radikal”.
Pekerja social dapat bekerja bersama keluarga terduga dan terpidana kasus terorisme melalui program pendampingan psikososial, pelayanan social berbasis Hak Asasi Manusia (HAM) dan pendidikan multikulturalisme bagi masyarakat atau lingkungan tinggal keluarga. Hal ini karena di antara benih terjadinya aksi gerakan radikal dan teror berasal dari tidak adanya keserasian social di masyarakat.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Ali, Mahrus. (2012). Hukum Pidana Terorisme Teori dan Praktik. Jakarta: Gramata Publishing (anggota IKAPI)
Antonowicz, D. H. & Ross, R.R. (1994). Essential components of successful rehabilitation programs for offenders. International Journal of Offender and Comparative Criminology 38 (2): 97–104. 25
Bjørgo, T. and Horgan, J. (Eds.) (2009). Leaving Terrorism Behind: Individual and Collective Disengagement. London: Routledge;
Børgo & Horgan (2009); Chowdhury Fink, N. & Hearne, E.B. (2008). Beyond Terrorism: Deradicalization and disengagement from violent extremism. International Peace Institute.
Clear, T.R. & Sumter, M.T. (2002). Prisoners, Prison, and Religion. Religion and Adjustment to Prison. Journal of Offender Rehabilitation, 35 (3/4).
Cullen & Gendreau (2000); Cullen, F. T., & Applegate, B. K. (1997). Offender rehabilitation: Effective correctional intervention. Aldershot, Hants, England: Ashgate, Dartmouth.
Cullen, F. T., & Gendreau, P. (2000). Assessing correctional rehabilitation: Policy, practice, and prospects (pp. 109‐175). In J. Horney (Ed.). National Institute of Justice criminal justice 2000: Changes in decision making and discretion in the criminal justice system. Washington, DC: Department of Justice, National Institute of Justice, p.114.
Dale, Orren, et. Al. (2006). Human Behavior and the Social Environment: Social System Theory. Library or Congres USA
Golose, Petrus Reinhard, Dr. (2009). Deradikalisasi Terorisme: Humanis, Soul Approach, dan Menyentuh Akar Rumput. Jakarta: Yayasan Pengembangan Kajian Ilmu Kepolisian.
Hasan, Noorhadi. (2010). Idiologi, Identitas dan Ekonomi Politik Kekerasan: Mencari Model Solusi Mengatasi Ancaman Radikalisme dan Terorisme di Indonesia. Majalah Prisma. Islam dan Dunia: Perjumpaan di Tengah Perbenturan. Vol. 29 Oktober 2010.
Hashmi, Arshi Saleem. (2009). Terrorism, Religious radicalism and Violence Perspectives from Pakistan. IPCS Issue Brief 121, September 2009
Hendropriyono, AM. (2013). Dari Terorisme sampai Konflik TNI-POLRI: Renungan dan Refleksi Menjaga Keutuhan NKRI. Jakarta: Kompas Gramedia.
Hendropriyono, AM (2009). Terorisme: Fundamentalis Kristen, Yahudi, Islam. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara
Horgan, J. (2008). Deradicalization or disengagement? A Process in Need of Clarity and a Counterterrorism Initiative in Need of Evaluation. Perspectives on Terrorism, 2, 4.
Horgan, J. (2008). Deradicalization or disengagement? A Process in Need of Clarity and a Counterterrorism Initiative in Need of Evaluation. Perspectives on Terrorism, 2, 4.
Horgan, J. (2009). Walking Away from Terrorism: Accounts of Disengagement from Radical and Extremist Movements. London and New York: Routledge;
Horgan, J. and Braddock, K. (2010). ‘Rehabilitating the Terrorists? Challenges in Assessing the Effectiveness of De‐radicalization Programs.’ Terrorism and Political Violence, 22 (1), 1‐25;
Huda, Miftahul & Hanjarwati, Astri. (2012). Interkoneksi Islam dan Kesejahteraan Sosial: Teori, Pendekatan dan Studi Kasus. Yogyakarta: Samudra Biru
Istiqomah, Milda. (2011). Deradicalization Program in Indonesian Prisons: Reformation on the Correctional Institution. University of Indonesia. Autralian Counter Terrorism Conference.
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Republik Indonesia (2006), Kebijakan dan Strategi Nasional Pemberantasan Terorisme. Hal. 1-2.
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, Dan Keamanan Republik Indonesia. (2009). Buku Petunjuk Deradikalisasi Terpadu. Jakarta.
Kementerian Pertahanan. (2003). Mempertahankan Tanah Air Memasuki Abad 21 (Buku Putih Pertahanan)
Kruglanski, A. W., Gelfand, M. J., & Gunaratna (2011). Aspects of deradicalization. In L. Rubin, R. Gunaratna, & J. A. Gerard (Eds.), Terrorist Rehabilitation and counter‐radicalization. London: Routledge.
Kushner, Harvey W. (2003). Encyclopedia of Terrorism. London: Sage Publications.
Laqueur, Walter. (1987). The Age of Terrorism. Boston: Little, Brown.
Muhammad, Afif. Prof. Dr. (2013). Agama dan Konflik Sosial: Studi Pengalaman Indonesia. Bandung: MARJA
Nelson-Jones, Richard. (2011). Teori dan Praktek Konseling dan Terapi. (edisi ke empat). Jakarta: Pustaka Pelajar
Neumann, P. (2010). Prisons and Terrorism: Radicalisation and de‐radicalisation in 15 countries. London: The International Centre for the Study of Radicalisation and Political Violence.
Newman, W. Lawrence. (2006). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches. Pearson International Edition.
O’Hare, Thomas. (2009). Essential Skills of Social Work Practice: Assessment, Intervention and Evaluation. Chicago, Illionis: Lyceum Books, Inc.
Pawson, R. & Tilley, N. (1997). Realistic Evaluation. London: SAGE Publications;
Purwanto, Wawan H. (2011). One Decade of Terrorism in Indonesia. Jakarta: CMB Press.
Purwawidada, Fajar.(2014). Jaringan Baru Teroris Solo. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Rabasa, A., Pettyjohn, S.L., Ghez, J.J. & Boucek, C. (2010). Deradicalizing Islamist Extremist. RAND Cooperation. Retrieved from: http://www.dtic.mil/cgi‐bin/GetTRDoc?AD=ADA534160
Rapoport, David C. (2006). Terrorism: Critical Concepts in Political Science. United States Of America: Taylor and Francis.
Rappoport, A., Veldhuis, T.M., Guiora, A.N. Homeland Security and the Inmate Population: The Risk and Reality of Islamic Radicalization in Prison. In L. Gideon (Ed.) Special Needs of Offenders in Correctional Institutions. Thousand Oaks: SAGE Publishing (in press).
Ronald, Y. (2011). Social Work Intervention with Prisoners: The case of Varhad in Maharashtra. Rajagiri Journal of Social Development. Volume 3, Numbers 1&2, December 2011
Rubbin & Babbie. (2008). Research Methods for Social Work: 6th edition.
Solomon, A., Johnson, K., Travis, J. & McBride, E. (2004). From Prison to Work: The employment dimensions of prisoner reentry: A report of the reentry roundtable. Washington, DC: Urban Institute.
Toseland, W. Ronald. (2001). An Introduction to Group Work Practice.4th edition.
Veldhuis, Tinka. (2012). Designing Rehabilitation and Reintegration Programmes for Violent Extremist Offenders: A Realist Approach.
International Crisis Group. (2007). “Deradikalisasi” dan Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia. Asia report No 142-19 November 2007.
Kirst-Ashman, Karen, K & Hull, Grafton, H.Jr. “ Understanding Families” in “Understanding Generalist Practice”. P.341-376
DOI: https://doi.org/10.24198/share.v6i2.13199
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.