FAKTOR PENYEBAB TERGABUNGNYA REMAJA KOTA BANDUNG DALAM KOMUNITAS KENAKALAN REMEJA

Yustika Tri Dewi, Meilanny Budiarti S., Sahadi Humaedi, Budhi Wibhawa

Abstrak


Kenakalan remaja merupakan hal yang tidak jarang kita temui saat ini. Kenakalan remaja pun tak urung timbul dari sebuah komunitas remaja. Tawuran antar pelajar dari komunitas-komunitas di sekolah, ugal-ugalan di jalan raya, berpesta minuman keras adalah sebagian contoh dari tindakan kenakalan remaja dalam komunitas. Kenakalan remaja tersebut dapat terjadi dari pengaruh suatu komunitas. Remaja di Kota Bandung sudah sangat akrab dengan budaya yang mengharuskan seorang remaja masuk ke dalam komunitas. Akibatnya, Kota Bandung terkenal dengan komunitas antar sekolah untuk para remaja, komunitas geng motor dan komunitas lainnya. Sayangnya banyak pandangan negatif karena biasanya komunitas remaja sering melakukan tindak kenakalan dan tak jarang meresahkan lingkungan serta masyarakat sekitar. Padahal sudah cukup diakui secara global adanya tindak kenakalan remaja disebabkan faktor-faktor tertentu. Jika sudah banyak penelitian yang mencari faktor penyebab adanya tindak kenakalan remaja, penelitian ini lebih memfokuskan kepada faktor faktor penyabab masuknya remaja dalam komunitas yang sering melakukan tindak kenakalan remaja. Dengan cara observasi langsung dan wawancara mendalam dengan anggota komunitas yang terkenal sering melakukan tindak kenakalan, diharakpakn penelitian ini dapat menyimpulkan fakor penyebab yang mendukung remaja bergabung. Faktor penyebab remaja bergabung dalam sebuah komunitas kenakalan remaja, diyakini mempunyai dua faktor penentu yaitu faktor pendorong dan faktor penarik.

Kata Kunci


remaja, kenakalan remaja, komunitas, faktor-faktor penyebab

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Bridges, K. M. (2013). Factors Contributing to Juvenile Delinquency. Journal of Criminal Law and Criminology.

Burfeind, J., & Bartusch, D. J. (2006). The Study of Juvenile Delinquency. In J.

Burfeind, & D. J. Bartusch, Juvenile Delinquency: An Integrated Approach (2nd ed., pp. 10-11). London: Jones and Bartlett Publisher International.

Carroll, A., Houghton, S., Durkin, K., & Hattie, J. A. (2009). Adolescent Reputations and Risk. New York: Springer.

CB Magazine. (2014, July 21). Alumni SMAN 5 dan SMAN 20 Bandung Tawuran. Retrieved Maret 24, 2017, from cbmagazine. blogspot.co.id: http://cbmagazine.

blogspot.co.id/2014/07/alumni-sman-5-dan-sman-20-bandung.html

Curtis, A. C. (2015). Defining Adolescence. Journal of Adolescence and Family Heatlh,7(2).

detikNews. (2013, Februari 19). Duh, Pelajar di Jabar Tertinggi Pengguna Narkoba. Retrieved Maret 24, 2017, from news.detik.com: http://news.detik.com/jawabarat/2173861/duh-pelajar-di-jabartertinggi-pengguna-narkoba

Doel, M. (2006). Using Groupwork. Madison Ave New York: Routledge.

Ferguson, E. A. (1963). Social Work an Introduction. Philadelphia & New York: Skidmore College J. B Lippincott Company.

Hardina, D., ., Middleton, J., Montana, S., & Simpson, R. (2007). An Empowering Approach to Managing Social Service Organizations. New York: Springer Publishing Company.

Kim, H.-S., & Kim, H.-S. (2008). Juvenile Delinquency and Youth Crime. New York: Nova Science Publisher.

Kompas.com. (2016, Desember 29). Ini 11 Jenis Kejahatan yang Menonjol Selama 2016. Retrieved Maret 24, 2017, from megapolitan.kompas.com: http://megapolitan.kompas.com/read/2016/12/29/17470511/ini.11.jeni s.kejahatan.yang.menonjol.selama.2016

Lall, M., & Sharma, S. (2009). Personal Growth & Traning & Development. New Delhi: Excel Books.

Midgley, J. (1995). Social Development - The Developmental Perspective In Social Welfare. London: SAGE Publication Inc.

Payne, M. (2014). Modern Social Work Theory. Chicago, Illionis: Lyceum Book, Inc.

Poulin, J. (2005). Strenghts-Based Generalist Practice: A Collaborative Approach second edition. Belmont USA: Thompson Books/Cole.

Pujileksono, S. (2016). Perundangundangan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Perspektif Pemenuhan Keadilan & Kesejahteraaan Sosial Masyarakat. Malang-Jawa Timur:Setara Press.

Rumini, S. (1997). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UPP IKIP Yogyakarta. Selignman, M. E., & Csikszentmihalyi, M. (2000). Positive Psychology. American Psychologist, 55 no 1.

Shoemaker, D. J. (2013). JUVENILE DELINQUENCY. The Journal of Academic Social Science Studies,578-588.

Shulman, L. (1991). Interactional Social Work Practice: toward an empirical theory. Itasca Illinois: Peacock publisher, inc.

Siegel, L. J., & Welsh, B. C. (2013). Juvenile Delinquency: The Core (4th ed.). New York: Cengage Learning.

Supriadi, Y. (2015, Agustus 14). Sepuluh Ribu Anak Kini Berhadapan Dengan Hukum. Retrieved Maret 24, 2017, from www.pikiranrakyat.com: http://www.pikiranrakyat.com/bandungraya/2015/08/04/337054/sepuluhribu-anak-kini-berhadapan-denganhukum

Suryanto, A. (n.d.). Juvenile Delinquency in Indonesia. Retrieved April 7, 2017, from

drianyanto.wordpress.com: https://drianyanto.wordpress.com/2011/03/21/juvenile-delinquency-inindonesia/

Zamrozik, A. (2009). Social Policy In The Post-Welfare State. australia.

Zastrow, C. (1987). Social Work with Groups. Chicago: Nelson-Hall Publisher .

Zastrow, C. (1995). The Practice of Social Work fifth edition. Pasific Grove California: Brooks/Cole Publishing Company.




DOI: https://doi.org/10.24198/share.v7i1.13807

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.license.cc.by-nc-sa4.footer##

SHARE SOCIAL WORK JOURNAL Terindeks Di:

 Google Scholar   Indonesia One SearchWorldCat Indonesian Publication Index (IPI)Crossref  Bielefeld Academic Search Engine (BASE)    

 

 

 

 

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.