Local Community and Its Existence: The Environmental Wisdom of Kasepuhan Community at Kampong Cengkuk, Sukabumi District, West Java

Ary Sulistyo

Abstract

The research focused on the eternality of environmental preservation of indigenous Sunda Village of Kasepuhan Ciptagelar at Southern Halimun Mountain, Sukabumi District, West Java. The local community still exist with living heritage of Sundaness tradition and culture as well as rural tourism. The study associated with the depreciation of land and population growth. Socio-culture approach on this research has focused into environmental wisdom values that occupied the forest land. The result showed that Kasepuhan indigenous tradition is still practicing by community that protected the forestland at the south of the settlement only for their subsistence. Social-culture changes were occurring in the community with no agricultural activities in the forest (outer islands agriculture), but farmed in rice field activities (wet rice cultivation). Reduction in process and ceremonial activities also happened. More profane activities were developing economic crops in kebun-talun. The spatial pattern in environmental aspect was still have position; mountains-settlement-rivers; the main village of Kasepuhan—and the compose of several cluster villages. Indigenous villages that were geographically higher usually have more stricted tradition than the lower one.

Keywords

community, kampong, rural tourism, environment, forest, tradition

Full Text:

PDF

References

Articles

Adimihardja, K., 2001. “Kearifan Lokal Komunitas Adat Mengelola Sumber Daya Agraria: 75—85,” in Jurnal Analisis Sosial. Akatiga, Bandung.

Adimihardja, K., 2002. “Upacara Daur Pertanian,” in Indonesia Heritage 2: Manusia dan Lingkungan; 110—111. Buku Antar Bangsa, Jakarta (Bahasa Indonesia Edition ).

Adimihardja, K., 2009. “Leuweung Titipan: Hutan Keramat Warga Kasepuhan di Gunung Halimun,” in Situs Keramat Alami: Peran Budaya dalam Konservasi Keanekaragaman Hayati: 78—82. H. Soejito, Y. Purwanto dan E. Sukara (ed.). Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Harsojo, 1979. “Kebudayaan Sunda,” dalam Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Koentjraningrat (ed.) Manusia dan Kebudayaan; 300—320. Djambatan, Jakarta (Fourth Edition).

Mundardjito, 2006. “Lingkungan Alam dan Sosial Dalam Perspektif Sejarah,” dalam Rapat Penyusunan Pedoman Kajian Geografi Sejarah, 7—8 April 2006, Di Cibogo, Bogor.

Mundardjito, 2008. Materi Kuliah Pemukiman Program Studi Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Jakarta.

Rambo, T., 1983.”Conceptual Approaches to Human Ecology,” in East West Environment and Policy Research Report No. 14. East-West Environment and Policy Institute, Hawaii.

Salim, E., 1997. “Pembangunan Berkelanjutan,” in Widjojo Nitisastro 70 Tahun: Teori, Kebijaksanaan, dan Pelaksanaan II: 921—931. M. A. Anwar, A. Ananta, dan A. Kuncoro (ed.). Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Stenger, et al., 2009. “Valuing Environmental Good and Services Derived from the Forest,” in Journal of Forest Economics, 15: 1--14.

Supriyanto, B., 2008. “Memintal Kohesi Sosial Halimun Salak,” dalam National Geographic, :76—79. Edition of June 2008. Gramedia Percetakan, Jakarta.

Warnean, S., 1988. “Pandangan Hidup Orang Sunda: Satu Hasil Studi Awal,” in Masyarakat dan Kebudayaan: Kumpulan Karangan untuk Prof. Dr. Selo Someardjan: 399—419. Djambatan, Jakarta.

Wessing, R., 2003. “The Shape of Home Spatial Ordering in Sundanesse Kampung,” in Indonesian House: Tradition and transformation in vernacular architecture. R. Schefold, P.J.M. Nas dan G. Domenig (ed.). Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkendunde (KITLV), Leiden.

Books

Asdak, C., 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University

Press, Yogyakarta.

Bungin, B., (ed.), 2008. Metode Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Ekadjati, E.S., 1995. Kebudayaan Sunda: Suatu Pendekatan Sejarah. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.

Garna, J.K., 2008. Budaya Sunda: Melintas Waktu Menantang Masa Depan. Lembaga Penelitian Unpad and Judistira Garna Foundation, Bandung.

Geertz, C., 1963. Agricultural Involution: The Processes of Ecological Change In Indonesia. University of California Press, Berkeley.

Marzali, A., 2003. Strategi Peisan Cikalong Dalam Menghadapi Kemiskinan. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Neuman, W.L., 1997. Social Research Method: Qualitative and Quantitative Approaches. Allyn and Bacon, Boston (edisi ketiga).

Nugroho, I., 2011. Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hidayat, H., 2008. Politik Lingkungan: Pengelolaan Hutan Masa Orde Baru dan Reformasi. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Hardesty, D.L., 1977. Ecological Anthropology. John Willey & Sons, New York.

Koentjaraningrat, 2002. Pengantar Teori Antropologi. Rineka Cipta (cetakan kedelapan), Jakarta.

Odum, E. P., 1983. Basic Ecology. Saunders College Publishing, Philadelphia.

Peluso, N.L., 2006. Hutan Kaya, Rakyat Melarat: Penguasaan Sumber Daya dan Perlawanan di Jawa. Konphalindo, Jakarta.

Permana, R.C.E., 2006. Tata Ruang Masyarakat Baduy. Wedatama Widya Sastra, Jakarta.

Poerwanto, H., 2008. Kebudayaan dan Lingkungan: Dalam Perspektif Antropologi. Pustaka Pelajar, Yogyakarta (fourth edition).

Purba, J., (ed.), 2002. Bunga Rampai Kearifan Lingkungan. Kementrian NegaraLingkungan Hidup, Jakarta.

Purba, J., (ed.), 2005. Pengelolaan Lingkungan Sosial. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Resossoedarmo et. al., 1985. Pengantar Ekologi. Remaja Karya, Bandung.

Salura, P., 2007. Menelusuri Arsitektur Masyarakat Sunda: Ciptasastrasalura, Bandung.

Soerjani, et al., 1987. Lingkungan, Sumberdaya Alam dan Kependudukan dalamPembangunan. UI Press, Jakarta.

Soerjani, M., A. Yuwono, dan D. Fardiaz. 2006. Lingkungan Hidup: Pendidikan, Pengelolaan Lingkungan, dan Pembangunan Berkelanjutan. Institut Pendidikan dan Pengembangan Lingkungan, Jakarta.

Soemarwoto, O., 2004. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Djambatan, Jakarta (Tenth edition).

Soemarwoto, O., 2007. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta (Twelveth edition).

Singarimbun, M. dan S. Effendi (ed.), 1989. Metode Penelitian Survai. Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, Jakarta (revision edition).

Surjadi, A., 1974. Masyarakat Sunda: Budaya dan Problema. Alumni, Bandung.

Van Bemmelen, 1970. The Geology of Indonesia and Adjacent Archipelagoes Vol. 1A. The Hague Government Printing Office.

Whitten, T., et al., 1999. “Ekologi Jawa dan Bali,” in Ekologi Indonesia II. Prenhallindo, Jakarta.

Wood, A, P. et al., (ed.), 2000. The Root Causes of Biodiversity Loss. Earthscan Publication, London.

Research Reports

Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak, 2007. Above Ground Carbon Estimation of Gunung Halimun Salak National Park: Potential Economic Value for Carbon Trading under Avoiding Deforestation Scheme. Laporan Penelitian, Sukabumi.

Galudra, G., 2003. Conservation Policies versus reality: case study of floral, fauna, dan land utilization by local communities in Gunung Halimun-Salak National park, dalam Laporan Penelitian World Agroforestry Centre (ICRAF Southeast Asia) No.2003_4, Bogor.

Hartono, et al., 2007. Taman Nasional Gunung Halimun-Salak: Menyingkap Kabut Gunung Halimun Salak. Gunung Halimun-Salak National Park Management Project, Bogor.

Nugraheni, E., dan A. Winata, 2002. Kearifan Tradisional Masyarakat Kasepuhan Halimun Ditinjau dari Aspek Kelestarian Lingkungan. Laporan Penelitian Pusat Studi Indonesia Universitas Terbuka, Jakarta.

Sodikin, 2006., Kearifan Lingkungan pada Masyarakat Baduy: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelestarian Fungsi Lingkungan dan Perubahannya Di Kabupaten Lebak, Banten. Tesis Pascasarjana S2 Kajian Ilmu Lingkungan UI, Jakarta.

Sudarti, et al., 2005., Ekskavasi Penelitian Situs Tugu Gede Cengkuk, Desa Margalaksana, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat. Laporan Hasil Penelitian Arkeologi. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Sukabumi.

Suharjito, D., 2002. Kebun Talun: Strategi Adaptasi Sosial Kultural dan Ekologi Masyarakat Pertanian Lahan Kering Di Desa Buniwangi, Sukabumi, Jawa Barat. Disertasi S3 Program Pascasarjana Program Studi Antropologi Universitas Indonesia, Jakarta (tidak diterbitkan).

Sukendar, H., 1993. Arca Menhir Di Indonesia: Fungsinya dalam Peribadatan. Disertasi S3 Program Pascasarjana Program Studi Arkeologi Universitas Indonesia, Jakarta (tidak diterbitkan).

Supriyanto et al., 2009. Laporan Akhir Proyek Pengelolaan Taman Nasional Gunung Halimun Salak Pebruari 2004—2009. Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Gunung Halimun Salak National Park Managemnet Project, Departemen Kehutanan dan JICA, Jakarta.

Resor Gunung Bodas, 2010. Laporan Survei Potensi Resor Gunung Bodas. Seksi Pengelolaan Wilayah III, Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Sukabumi.

Utomo, E.P. et al., 2003. Zona Bencana Geologi Jawa Barat. Laporan Akhir Studi Kebijakan IPTEK, Pusat Penelitian Geoteknologi, Bandung.

Yatap, H., 2008. Pengaruh Peubah Sosial Ekonomi Terhadap Perubahan Penggunaan dan Penutupan Lahan di Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Tesis Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Yunaz, H., 2007. Pola Pengembangan Ekowisata Berkelanjutan: Studi Kasus Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Propinsi Jawa Barat. Disertasi Doktor Program Studi Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia

Zaimah, 2007. Kearifan Lingkungan Masyarakat Kampung Kuta Bagi Pelestarian SDA dan Lingkungan (Studi Kasus Desa Karangpanigal Kecamatan Tambaksari, Ciamis). Tesis Pascasarjana S2 Kajian Ilmu Lingkungan UI, Jakarta.

Internets

Irwanto, 2006. ”Dinamika dan Pertumbuhan Hutan Sekunder” dalam

http://www.freewebs.com/irwantoshut/hutan_sekunder.pdf. diakses tanggal11/12/2010.

Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium IndonesiaTahun2004. http://www.targetmdgs.org/download/MDG_Report_2008_En.pdf. di akses tanggal 11/12/2010.

Regulations

Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

Undang-Undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya

Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan

Undang-undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

Undang-Undang No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Keputusan Presiden No.32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung Keputusan Menteri Dalam Negeri No.25 Tahun 1996 Tentang Data Dasar Profil Desa/Kelurahan

Maps

Peta Rupabumi Dijital Indonesia Lembar Pelabuhan Ratu Skala 1:25.000. Bogor: Badan Survey dan Pemetaan Nasional.

Peta Tematik Taman Nasional Gunung Halimun, Wilayah Seksi Pengelolaan III, Resor Gunung Bodas, Sukabumi Tahun 2010.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.