Reifikasi dalam Praktik Penangkapan Ikan Destruktif di Pulau Lembata
Abstract
Praktik penangkapan ikan secara destruktif sering terjadi melalui penggunaan bom ikan dan racun. Di Pulau Lembata, para nelayan masih terus menggunakan bom ikan dan racun. Dengan menggunakan konsep reifikasi yang memiliki aspek agensi dan struktur sosial, riset ini bertujuan untuk menjelaskan faktor penyebab penggunaan bom ikan dan racun di Lembata. Pendekatan kualitatif digunakan dalam riset ini. Data primer riset ini diperoleh melalui wawancara. Data sekunder diperoleh dari dokumen yang dirilis pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat, berita dari media massa daring, serta riset-riset lain yang relevan dengan topik riset ini. Riset ini menunjukkan bahwa penggunaan bom ikan dan racun disebabkan oleh beberapa faktor yang saling berhubungan. Pertama, belum maksimalnya pelaksanaan kebijakan pengembangan UKM dan pemberian bantuan alat tangkap dan armada penangkapan yang telah disepakati oleh pemerintah dan nelayan melalui dialog. Kedua, mekanisme birokrasi yang lamban yang kemudian membuat kebijakan itu belum dilaksanakan dengan maksimal. Ketiga, partisipasi nelayan yang terbatas dalam perencanaan kebijakan. Keempat, penambahan waktu kerja nelayan buruh oleh nelayan juragan. Upah yang diberi oleh nelayan juragan kepada nelayan buruh biasanya rendah dan tak sepadan dengan waktu kerja. Kelima, adanya fluktuasi harga dan kompetisi antar nelayan.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Alvin, M. 2016. A Manual for Selecting Sampling Techniques in Research. Diunduh dari https://mpra.ub.uni-muenchen.de/70218/
Benhabib, S. 1986: Critique, Norm and Utopia: A Study of the Foundations of Critical Theory. New York: Columbia University Press.
Burke, L., Reytar, K., Spalding, M., & Perry, A. 2012. Reefs at Risk Revisited in the Coral Triangle. Washington: World Resource Institute.
Burris, V. 1988. Reification: A Marxist Perspective. Californian Sociologist, 10 (1), hal 22-43.
Campling, L., Havice, E., & Howard, P.M. 2012. The Political Economy and Ecology of Capture Fisheries: Market Dynamics, Resource Access and Relations of Exploitation and Resistance. Journal of Agrarian Change, 12 (2-3), hal 177-203.
Callinicos, A. 2004. Making History: Agency, Structure, and Change in Social Theory. Leiden: Brill.
Corbetta, P. 2003. Social Research: Theory, Methods and Techniques. London: SAGE Publication.
Chozin, M. 2008. Illegal but Common: Life of Blast Fishermen in the Spermonde Archipelago, South Sulawesi, Indonesia (Tesis). Ohio: Universitas Ohio
Crothers, C. 2013. Social Structure. New York: Roudledge
Dari Laut. 2019. Awak Kapal Perikanan Kerja Lebih Dari 20 Jam per Hari. Diakses dari https://darilaut.id/berita/laporan-khusus/awak-kapal-perikanan-kerja-lebih-20-jam-per-hari
Fabinyi, M. 2007. Illegal Fishing and Masculinity in the Philippines: A Look at the Calamianes Islands in Palawan. Philippine Studies, 55 (4), hal. 509-529.
Giyanto., Abrar, M., Hadi, T.Y., Budiyanto, A., Hafizt, M., Salatalohy, A., & Iswari, M.Y. 2017. Status Terumbu Karang Indonesia 2017. Jakarta: Pusat Oseanografi-LIPI.
Grydehøj, A. & N. Nurdin. 2015. Politics of Technology in the Informal Governance of Destructive Fishing in Spermonde, Indonesia. GeoJournal, hal 281-292.
Habermas, J. 1984. The Theory of Communicative Action: Vol 1. Boston: Beacon Press.
Havice, E., & Campling, L. 2012. Shifting Tides in the Western and Central Paciªc Ocean Tuna Fishery: The Political Economy of Regulation and Industry Responses. Global Environmental Politics 10 (1), hal. 89-114.
Israel, J. 1976. “Alienation and Reification,” dalam F. Geyer and D. Schweitzer (ed), Theories of Alienation, hal. 41-57. Leiden: Martinus Nijhoff.
Kusnadi. 2002. Konflik Sosial Nelayan, Kemiskinan dan Perebutan Sumberdaya Perikanan. Yogyakarta: LkiS.
Lowe, C. 2002. Who is to blame? Logics of responsibility in the live reef food fish trade in Sulawesi, Indonesia. SPC Live Reef Fish Information Bulletin,10, hal 7-16.
Marx, K. 2010. Capital Vol 1. London: Lawrence & Wishart.
Miles, M.B., & Huberman, A.M. 1994. Qualitative Data Analysis. California: SAGE Publication
Munyi, F. 2009. The Social and Economic Dimensions of Destructive Fishing Activities in The South Coast of Kenya (Laporan Riset). Kenya: Western Indian Ocean Marine Science Association.
Nurdin, N. 2010. Kajian Efektifitas Kebijakan pada Kasus Destructve Fishing Menuju Pengelolaan Wilayah Pesisir Berbasis Masyarakat pada Pulau-Pulau Kecil. Jurnal Bumi Lestari, 10 (2), hal 242-255.
Pezzulo, P., & Cox, R. 2018. Environmental Communication and the Public Sphere. California: SAGE Publication.
Pontoh, O. 2011.Penangkapan Ikan dengan Bom di Daerah Terumbu Karang Desa Arakan dan Wawontula. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis, 7 (1), hal 56-60.
Pussy, M. 2011. Habermas: Dasar dan Konteks Pemikiran. Yogyakarta: Resist Book.
Rahim, A. 2010. Analisis Harga Ikan Laut Segar dan Pendapat Usaha Nelayan di Sulawesi Selatan (Disertasi). Jogjakarta: Universitas Gajah Mada
Ramenzoni, V.C. 2013. Destructive Fishing Practices in Ende, Flores, Indonesia: The Importance of Designing Cogovernance Programs and Policy-Making in Dealing with Climate Change. Makalah ini dipresentasikan pada konferensi International Association for the Study of the Commons. Diakses dari https://www.researchgate.net/publication/322626381
Rose, G. 1978. The Melancholy Science: An Introduction to the Thought of Theodor W. Adorno. London: Macmillan.
Satria, A. 2017. Destructive Fishing. Diakses dari, http://satgas116.id/wp-content/uploads/2017/06/Arif-Satria-Destuctive-shing.pdf&ved
Saito, K. 2017. Capitalism, Nature, and the Unfinished Critique of Political Economy. New York: Monthly Review
Stones, R. 2006. “Action and Agency,” dalam J.Scott (ed), Sociology: The Key Concept, hal 3-6. London: Routledge
The Coral Reef Alliance (CORAL). 2001. Destructive Fishing: Short-term Gain, Long-term Loss. Diakses dari www.coral.org
Refbacks
- There are currently no refbacks.