KEMISKINAN DI PERDESAAN DALAM TINJAUAN MORFOLOGI SOSIAL (Studi Kasus Kemiskinan di Desa Sumber Salak Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso Jawa Timur)

Dhanny Septimawan Sutopo

Abstract


Dalam penelitian secara khusus akan mempelajari tantang hubungan kondisi ekologis suatu daerah perdesaan dengan kondisi warga masyarakatnya dengan meletakkannya dalam bingkai kemiskinan yang melanda desa ini sejak dulu hingga sekarang ini. Dengan mengambil kasus di Desa Sumber Salak Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso, penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap studi-studi kemiskinan di wilayah Jawa Timur. Mengingat bahwa pekerjaan besar bangsa Indonesia ini adalah masalah pengentasan kemiskinan, maka melalui studi ini pula dapat memberikan gambaran mendasar bagaimana sebenarnya sebuah kasus kemiskinan banyak terjadi di desa-desa – yang mana dalam penelitian ini mengambil satu kasus desa di Jawa Timur.

            Penelitian ini merupakan upaya peneliti untuk dapat mempelajari aspek kemiskinan di perdesaan secara mendalam dan holistik. Untuk itu sentuhan metode penelitian yang digunakan adalah metode etnografi yang mana memiliki karakter kuat untuk mendapatkan apa yang disebut Clifford Geertz dengan thick description.

Penelitian ini berupaya untuk memahami bagaimana sebenarnya kemiskinan yang banyak terjadi di wilayah perdesaan dapat terjadi hingga ini, apa sebenarnya faktor atau penyebab mendasarnya, serta bagaimana [tanpa  disadari] kemiskinan ini dapat “terpelihara” lama sedemian rupa. Hal-hal tersebut itulah yang menjadi dasar pertanyaan yang akan mendorong pelaksanaan penelitian ini untuk mendapatkan penjelasan-penjelasannya yang dirangkai dalam tinjauan sosio-antropologis.

            Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi kemiskinan demikian ini disebabkan karena beberapa hal mendasar, yaitu: (1) mayoritas warga sebagai petani memiliki derajat ketergantungan yang tinggi terhadap tanah yang menjadi sumber penghidupan mereka di bidang pertanian, (2) dalam hal produksi ruang  pertanian yang sangat bergantung pada iklim, (3) tingkat hasil produksinya tidak cukup memberikan keuntungan bagi pemenuhan kebutuhan hidup mayoritas warga sebagai buruh petani karena ketiadaan kepemilikan lahan pertanian – dimana lahan secara terbatas hanya dimiliki oleh segelintir warga, dan (4) ketergantungan mayoritas warga terhadap pemilik lahan menjadikan struktur sosial yang erat kaitannya dengan lahan, sehingga tercipta kemiskinan sebagai bentuk morfologi sosial. 


Keywords


kemiskinan, petani, buruh, morfologi sosial



DOI: https://doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v19i3.10305

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Sosiohumaniora

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 Sosiohumaniora Indexed By:

 

width= width= width= width=120 width= width=  width=  width= width= width= width= width=  width= width=120 

Lisensi Creative Commons Creation is distributed below Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

  

Visitor Statistics


Published By:

Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Padjadjaran

Dean's Building 2nd Floor, Jalan Ir. Soekarno Km. 21 Jatinangor, Sumedang 45363

Email: jurnal.sosiohumaniorafisip@gmail.com