KYAI SEBAGAI AGEN PERUBAHAN SOSIAL DAN PERDAMAIAN DALAM MASYARAKAT TRADISIONAL
Abstract
Globalisasi ekonomi telah merubah struktur masyarakat di dunia ini menjadi jauh dari kata sosialis atau perduli terhadap sesama. Ketidak perdulian ini merupakan salah sa tu bentuk dari modernisasi masyarakat global dan orientasi hidupnya lebih kepada hukum ekonomi daripada hukum kemanusiaan ataupun agama. Ciri khusus yang dimiliki masyarakat modern adalah lebih rasional terhadap segala hal termasuk dalam menyingkapi perbedaaan agama. Islam sebagai agama mayoritas penduduk Indonesia juga telah mengklasifikasikan masyarakat dimana banyak peneliti mengatakan bahwa terdapat Islam Modern dan Islam Tradisional. Islam Tradisional masih memegang rasa daripada rasionalitas dan menempatkan tokoh agama seperti Kyai sebagai tokoh sentral yang akan selalu dipatuhi oleh kalangan Islam tradisional. Dengan berpegangan pada konsep Realisme yang diutarakan E.H. Carr mengatakan bahwa selama ada otoritas yang menaungi suatu sistem maka konflik akibat sistem anarkis tidak akan pernah terjadi. Maka dari itu, Kyai sebagai tokoh sentral dan berfungsi sebagai otoritas tertinggi yang selalu dipatuhi dan dipatuhi oleh penganut Islam tradisional merupakan kunci utama terbentuknya perdamaian didalam masyarakat tradisional. Dengan demikian, Kyai juga bisa dikatakan sebagai agen perubahan sosial dan perdamaian di dalam masyarakat tradisional.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Admin. (2008, September 16). Islam Tradisional. Retrieved Februari 26, 2016, from http://www.sabda.org/: http://www.sabda.org/publikasi/40hari/2008/16
Arifin, I. (1993). Kepemimpinan Kyai : Kasus Pondok Pesantren Tebuireng. Malang: Kalimasaheda Press.
Athoillah, M. A. (2011, Januari 01). Agama dan Perubahan Sosial. Retrieved Februari 15, 2016, from http://www.knowledge-leader.net/: http://www.knowledge-leader.net/2011/01/agama-dan-perubahan-sosial/
Auliya, S. (2015). Kiai dan Pembangunan Institusi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Binder, L. (2001). Islam Liberal ( Kritik Terhadap Ideologi-Ideologi Pembangunan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Burchil, S., & Linklater, A. (1996). Teori-Teori Hubungan Internasional. Bandung: Nusa Media.
Coser, L. A. (2015, November 14). Introduction to Sociology. Retrieved Februari 15, 2016, from http://www.cf.ac.uk/: http://www.cf.ac.uk/socsi/undergraduate/introsoc/durkheim6.html
Givern, R. M. (2015, Desember 25). Introduction to Sociology. Retrieved Februari 15, 2016, from https://opentextbc.ca: https://opentextbc.ca/introductiontosociology/chapter/chapter15-religion/
Hendropuspito. (1991). Sosiologi Agama. Yogyakarta: Kanisius.
Horikoshi, H. (1987). Kyai dan Perubahan Sosial. Jakarta: P3M.
Lauer, R. H. (1993). Perspektif tentang Perubahan Budaya Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.
Majid, N. (1997). Bilik-Bilik Pesantren : Sebuah Potret Perjalanan. Jakarta: Paramadina.
Mirsel, R. (2004). Teori Pergerakan Sosial. Yogyakarta: Resist Book.
Muhibbin. (2012). Politik Kyai VS Politik Rakyat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Qodir, Z. (2011). Sosiologi Agama ; Esai-Esai Agama di Ruang Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Soekanto, S. (2009). Peranan Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.
Turmudi, E. (2003). Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan. Yogyakarta: LKiS.
Wirawan, I. (2012). Teori-Teori Sosial dalam Tiga Paradigma. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
DOI: https://doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v19i2.10346
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Sosiohumaniora

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Sosiohumaniora Indexed By:
Creation is distributed below Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Published By:
Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Padjadjaran
Dean's Building 2nd Floor, Jalan Ir. Soekarno Km. 21 Jatinangor, Sumedang 45363
Email: jurnal.sosiohumaniorafisip@gmail.com