NUANSA MAKNA SINONIM VERBA TRANSITIF BERIMBUHAN meng-kan BERMAKNA INHEREN PERBUATAN DALAM BAHASA INDONESIA

Ranti Permatasari, Ngusman Abdul Manaf, Novia Juita

Abstract


Beberapa penelitian tentang sinonim sudah pernah dilakukan, namun belum memberikan penjelasan secara tuntas tentang nuansa makna sinonim verba transitif berimbuhan meng-kan bermakna inheren perbuatan dalam bahasa Indonesia. Artikel ini ditulis untuk menjelaskan nuansa makna sinonim verba transitif berimbuhan meng-kan bermakna inheren perbuatan dalam bahasa Indonesia. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Data penelitian ini berupa kalimat bahasa Indonesia yang berisi sinonim verba transitif berimbuhan meng-kan yang bermakna inheren perbuatan. Sumber data penelitian ini adalah koran nasional Padang Ekspress, majalah Femina, surat undangan pernikahan,dan acara talkshow Mata Najwa di Metro TV tahun 2017. Peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian dan dibantu dengan alat berupa format penelitian untuk pencatatan dan penganalisisan data.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pencatatan dokumen, teknik sadap, dan teknik introspeksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 27 data yang diperoleh, secara keseluruhan pasangan sinonim verba transitif berimbuhan meng-kan bermakna inheren perbuatan dalam bahasa Indonesia adalah bernuansa makna. Oleh karena itu, sinonim tersebut hanya dapat menggantikan dalam konteks tertentu saja. Sehubung dengan itu, disarankan kepada penutur bahasa Indonesia memperdalam pemahaman tentang nuansa makna pasangan sinonim verba transitif berimbuhan meng-kan bermakna inheren perbuatan agar dapat menggunakan verba tersebut secara tepat dalam kegiatan berbahasa.

 


Keywords


bahasa Indonesia; makna inheren perbuatan; nuansa makna; sinonim; verba transitif

Full Text:

PDF

References


Al-Shaye, M.bin.A. (1993). Al-Forooq Al- Lughawyyah wa Atharuha fi tafseerAl-Qur’an. 1st ed. MaktabetAl-Obaykan.

Alwi, H., Dardjowidjodo, S., Lapoliwa, H., & Moeliono, A.M. (2000). Tata bahasa baku bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Anggraini. (2016). Afiksasi pembentukan verba dalam teks berita siswa kelas vii di smp darul muttaqien Jakarta tahun pelajaran 2013/2014. Skripsi: Universitas Islam Negeri.

Arifin, E. Z. (2015). Kesinoniman dalam bahasa Indonesia. Pujangga, 1, (1), 1-13.

Asmani, N. (2016). Medan makna rasa dalam bahasa Bajo. Bastra, 1, (1).

Carapic, D. (2014). Near-synonymy analysis of the descriptive adjectives beautiful in english and lep, -a,-o in Serbian in contrast. Linguistics and Literature, 12, (1), 11-24.

Chaer, A. (2009). Pengantar semantik bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Danglli, L. (2014). Units of synonymy and lexical relations. Mediterranean Journal of Social Sciences, 5, (13), 522-525.

Danglli, L. & Abazaj, G. (2014). Lexical cohesion, word choice and synonymy in academic writing. Mediterranean journal of social sciences, 5, (14), 628-632.

Edmonds, P & Hirst, G. (2002). Near synonymy and lexical choice. Computational Linguistics, 28, (2), 105-144.

Ginanjar, B., Subroto, D. E. & Sumarlam. (2013). Dimensi dan komponen makna medan leksikal verba bahasa indonesia yang berciri (+tindakan +kepala +manusia). Transling journal: translation and linguistics, 1, (1) 65-75.

Hassan, A. E. (2014). Readdressing the translation of near synonymy in the glorious qur’an. European Scientific Journal, 10, (8), 165-191.

Herlina, H. (2016). Variasi dan nuansa makna verba melayu sanggau Kalimantan Barat. Prosiding PRASASTI, 386-390.

Imelda. (2013). Analisis perbedaan nuansa makna kata toutou dan yatto dalam kalimat bahasa Jepang.Skripsi: Universitas Sumatera Utara.

Junianto. (2015). Nuansa makna verba aktivitas tangan dalam bahasa Indonesia. Tesis: Universitas Negeri Padang.

Maly, J. (2009). On collocational restrictions. Thesis: Masaryk University.

Mulyono. I. (2013). Ilmu bahasa Indonesia morfologi teori dan sejemput problematik terapannya. Bandung: Yrama Widya.

Nandi, (2016). Ungkapan makna verba shikaru dan okoru sebagai sinonim. Jurnal Bahasa FBS-UNIMED. 110-118.

Omego, C. U. (2014). Does absolute synonymy exist in owere-igbo?. An International Journal Of Art And Humanities (IJAH), 3, (3), 178-194.

Puspitasari, L. (2013). Sinonim antonim dan padanan kata. Jakarta: Infra Pustaka.

Rahmati, F. (2015). Semantic shift, homonyms, synonyms and auto-antonyms. WALIA journal, 31, (S3), 81-85.

Stanojevic, M. (2009). Cognitive synonymy: a general overview. Linguistics and Literature, 7, (2), 193-200.

Sugono, D. (2008). Kamus besar bahasa Indonesia pusat bahasa edisi keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Suryatin, E. (2014). Analisis semantik verba bermakna ‘menyakiti’ dalam bahasa Banjar. Metalingua, 2, (1), 43-56.

Utami, R. (2010). Kajian sinonim nomina dalam bahasa Indonesia. Tesis: Universitas Sebelas Maret.




DOI: https://doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v21i1.17947

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Sosiohumaniora

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 Sosiohumaniora Indexed By:

 

width= width= width= width=120 width= width=  width=  width= width= width= width= width=  width= width=120 

Lisensi Creative Commons Creation is distributed below Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

  

Visitor Statistics


Published By:

Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Padjadjaran

Dean's Building 2nd Floor, Jalan Ir. Soekarno Km. 21 Jatinangor, Sumedang 45363

Email: jurnal.sosiohumaniorafisip@gmail.com