NARASI SEJARAH DALAM UPACARA ADAT SUNDA: KAJIAN ETNOGRAFI ATAS UPACARA ADAT NGALAKSA DI RANCAKALONG SUMEDANG
Abstract
Upacara adat merupakan sesuatu yang kerap ditemui dalam masyarakat adat di Indonesia yang mengindikasikan keluhuran nilai-nilai yang mereka yakini.Artikel ini merupakan deskripsi tentang Upacara Adat Ngalaksa yang dipraktikkan oleh masyarakat adat Rancakalong di Jawa Barat.Artikel ini berargumen bahwa Upacara Adat Ngalaksa bukan semata-mata rangkaian ritual yang menjadi rutinitas sebuah komunitas dalam masyarakat adat Rancakalong, tetapi juga dapat dilihat sebagai salah satu bentuk narasi sejarah tentang suatu peristiwa yang berhubungan dengan komunitas tersebut. Dengan menggunakan metode etnografi, artikel ini menguraikan bahwa bagi masyarakat Rancakalong Upacara Adat Ngalaksa merupakan narasi sejarah atas peristiwa pada masa lampau sekaligus imajinasi tentang masa depan. Oleh sebab itu dapat diidentifikasi tiga bentuk narasi sejarah dalam Upacara Adat Ngalaksa, yakni, repetisi (pengulangan) melalui prosesi membuat orok-orokan (boneka bayi) yang merupakan gambaran peristiwa ketika leluhur mereka begitu menyesal karena keputusan mereka menggantikan padi dengan hanjeli telah berujung pada kematian seorang anak di lumbung dimana mereka menyimpan hanjeli; amplifikasi yang terlihat melalui senandung yang bercerita tentang peristiwa dan asal mula adat ini, dan elaborasi, yang yakni melalui upaya penyesuaian dengan nilai-nilai masyarakat modern sehingga upacara ini tidak lagi sepenuhnya sama dengan pertama kali dilakukan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anshari, E. S. (1979). Agama dan Kebudayaan. Surabaya: Bina Ilmu.
Berger, P. L. (1991). Langit Suci: Agama Sebagai Realitas Sosial (Bahasa Ind). Jakarta: LP3ES.
Certeau, M. De. (1984). The Practice of Everyday Life. Berkeley: University of California Press.
Connolly, P. (2002). Aneka Pendekatan Studi Agama (Bahasa Ind). Yogyakarta: LKiS.
Fakhruroji, M. (2015). SMS TAUHIID sebagai Tekno-religion: Perspektif Tekno-kultur atas Penyebaran Tausiah Agama melalui SMS. Sosioteknologi, 14, (3), 246–260. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.5614%2Fsostek.itbj.2015.14.3.4
Geertz, C. (1989). Santri, Priyayi dan Abangan. Jakarta: Pustaka Jaya.
Ishomuddin. (2002). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Kahmad, D. (2002). Sosiologi Agama. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Marvasti, A. B. (2004). Qualitative Research in Sociology: An Introduction. London: SAGE Publications Ltd.
Mitchell, J. (2008). Narrative. In Key Words in Religion, Media and Culture. London: Routledge.
Rachmat, A. & Yuniadi, A. (2018). Simbolisme Ayam Jago Dalam Pembangunan Identitas Kultural Kabupaten Cianjur. Sosiohumaniora, 20, (3), 254. https://doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v20i3.14549
Schraf, B. R. (1995). Kajian Sosiologi Agama (Bahasa Ind). Yogyakarta: Tiara Wacana.
Sugiyanto. (2002). Islam dan Pranata Sosial Kemasyarakatan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
DOI: https://doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v22i2.21887
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Sosiohumaniora

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Sosiohumaniora Indexed By:
Creation is distributed below Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Published By:
Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Padjadjaran
Dean's Building 2nd Floor, Jalan Ir. Soekarno Km. 21 Jatinangor, Sumedang 45363
Email: jurnal.sosiohumaniorafisip@gmail.com