PROSPEK PEMBANGUNAN INDUSTRI MINYAK GORENG DI DAERAH RIAU

Almasdi Syahza

Abstract


Di Indosnesia produsen terbesar minyak kelapa sawit adalah Sumatera Utara
kemudian diikuti oleh Riau. Tahun 2000 di Riau luas lahan kelapa sawit 956.046
Ha, diprediksi akan menghasilkan tandan buah segar (TBS) lebih dari 19 juta ton
per tahun dan 4,1 juta ton CPO per tahun. Industri hilir produk ini sangat
potensial untuk dikembangkan. Prospek pengembangan industri minyak goreng
dianalisis dengan metode SWOT. Dari analisis SWOT, industri minyak goreng
memiliki peluang yang cukup besar untuk dikembangkan. Konsumsi minyak
goreng di Riau sebesar 43.627 ton per tahun, atau 3.635,6 ton per bulan.
Sebesar 2.908,5 ton dikonsumsi oleh masyarakat menengah kebawah. Pada
tahun 2005 diperkirakan konsumsi minyak goreng di Riau sebesar 48.493 ton
per tahun. Produksi TBS tidak seimbang dengan PKS yang ada, untuk itu
diperlukan tambakan PKS dengan kapasitas 1.792 tor/jam atau 60 unit PKS
dengan kapasitas 30 ton/jam. Seiring dengan PKS perlu juga pembangunan
industri hilir (pabrik minyak goreng sawit) di Daerah Riau dengan kapasitas 1,5
ton/jam senabyak 7 unit.
Kata kunci : Prospek pembangunan, industri, minyak goreng



DOI: https://doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v5i1.5273

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2003 Sosiohumaniora

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 Sosiohumaniora Indexed By:

 

width= width= width= width=120 width= width=  width=  width= width= width= width= width=  width= width=120 

Lisensi Creative Commons Creation is distributed below Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

  

Visitor Statistics


Published By:

Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Padjadjaran

Dean's Building 2nd Floor, Jalan Ir. Soekarno Km. 21 Jatinangor, Sumedang 45363

Email: jurnal.sosiohumaniorafisip@gmail.com