PRANATA SOSIAL DALAM PERTANIAN : STUDI TENTANG PENGETAHUAN LOKAL PADA MASYARAKAT PETANI DI JAWA BARAT

Opan S. Suwartapradja

Abstract


Program Pemerintah dalam peningkatan produksi petanian dimulai dari pemasyarakatan Panca Usaha Tani sejak tahun 1970-an. Hasilnya telah mencapai swasembada beras pada tahun 1984, tetapi masih belum menunjukkan stabilitas keberadaan pangan dan pendapatan petani masih tetap termajinalkan. Hal ini tidak hanya terkait dengan harga jual dan sistem pemasaran yang masih tradisional, akan tetapi juga tingginya biaya produksi. Salah satu upaya dalam mengurangi biaya produksi terutama dibidang ketenaga kerjaan dengan memanfaatkan kearifan lokal, yaitu memanfaatkan suatu bentuk kerja sama dalam kehidupan petani, seperti Liliuran/gropyokan/rempugan. Bentuk kerjasama ini telah melembaga dalam kehidupan mereka, tetapi keberadaannya semakin termarjinalkan. Tulisan ini mendeskripsikan, menggambarkan dan atau melukiskan serta memaknai kearifan lokal sebagai suatu bentuk pranata sosial yang tumbuh dalam kehidupan masyarakat agraris di perdesaan melalui pendekatan kualitatif, yang dapat dipertimbangkan dalam mengaplikasikan program-program pembangunan. Pranata sosial ini merupakan suatu bentuk kerjasama dalam suatu kegiatan yang dilakukan oleh para petani dengan cara bergiliran. Keanggotaannya cukup rasional dan cukup ideal, terkait dengan luasan, pergiliran dan masa tanam, sehingga bagi yang mendapatkan giliran terakhir sesuai dengan jadwal tanam yang serentak dilaksanakan. Dalam bentuk kerjasama ini tidak ada ketentuan yang mengikat dan tidak ada kompensasi. Setiap anggota yang terlibat membayarnya dengan jasa atau tenaga sesuai dengan kegiatan yang dilakukannya. Pranata sosial mengandung kepentingan sosial, eknomi dan budaya. Dari segi sosial, dapat menjaga dan meningkatkan ikatan atau hubungan antar kerabat, teman dan tetangga dan dari segi ekonomi dapat mengurangi biaya produksi. Sedangkan dari segi budaya terkait dengan sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Bentuk kerjasama ini mempunyai arti penting dalam kehidupan petani, terutama yang masih diricikan oleh sifat-sifat tradisional (Post Traditional).

Keywords


Pranata, sosial, sistem produksi



DOI: https://doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v12i1.5442

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2010 Sosiohumaniora

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 Sosiohumaniora Indexed By:

 

width= width= width= width=120 width= width=  width=  width= width= width= width= width=  width= width=120 

Lisensi Creative Commons Creation is distributed below Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

  

Visitor Statistics


Published By:

Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Padjadjaran

Dean's Building 2nd Floor, Jalan Ir. Soekarno Km. 21 Jatinangor, Sumedang 45363

Email: jurnal.sosiohumaniorafisip@gmail.com