PENGAJARAN BAHASA YANG BERKARAKTER KEBANGSAAN DAN BERPERSPEKTIF MULTIBUDAYA DALAM ERA GLOBALISASI

Rosida Tiurma Manurung

Abstract


Merupakan satu kenyataan bahwa masyarakat Indonesia itu
multietnis, multiagama, multikutural, atau multibudaya. Keragaman atau
keberbedaan itu merupakan kenyataan yang harus diterima. Dalam masyarakat
multibudaya, keberbedaan itu dapat menimbulkan pertikaian atau perpecahan.
Oleh sebab itu, diperlukan suatu upaya agar keberbedaan itu justru dapat
menumbuhkembangkan rasa bangga dan cinta kepada bangsa dan negara karena
bangsa kita memiliki kekayaan dan keunikan budaya yang sangat luar biasa dan
keberbedaan itu dapat pula menjadi alat untuk menciptakan insan yang memiliki
karakter kebangsaan. Hal tersebut menjadi sangat penting mengingat derasnya
arus globalisasi dan bebasnya unsur budaya luar yang melenggang memasuki
wilayah kita. Dengan demikian, diperlukan suatu upaya untuk memperkukuh rasa
kebangsaan. Salah satunya adalah dengan pengajaran bahasa yang berkarakter
kebangsaan. Karakter kebangsaan yang tinggi dapat secara dinamis digunakan
untuk mengatasi ancaman, kendala, atau tantangan yang datang dari luar yang
dapat mengancam kelangsungan hidup dan keutuhan bangsa. Untuk mewujudkan
insan yang berkarakter kebangsaan dalam masyarakat multibudaya, diperlukan
revitalisasi pendidikan yang diarahkan kepada perspektif multibudaya. Pendidikan
dapat dijadikan alat yang mampu menuntun peserta didik menjadi manusia yang
berperilaku dan berakhlak baik sekaligus memiliki karakter kebangsaan yang kuat.
Pengajaran bahasa dapat dijadikan motor untuk mengimplementasikan pendidikan
yang berperspektif multibudaya, yaitu pendidikan yang memiliki visi dan misi untuk
menghargai keberbedaan atau pluralitas, demokrasi, humanisme, dan
mengembangkan karakter kebangsaan. Pengajaran bahasa perlu direvitalisasi
agar mampu membuat siswa menjadi insan yang menjunjung tinggi moralitas,
kedisiplinan, keadilan, kesetaraan, kepedulian sosial, integritas, tanggung jawab,
serta cinta kepada tanah air dalam perilakunya sehari-hari. Guru pun dianggap
memiliki power untuk mengubah dan merevitalisasi pengajaran bahasa yang
konvensional menjadi pengajaran bahasa yang berkarakter kebangsaan dan
berperspektif multibudaya.
Kata Kunci: peran guru, revitalisasi pendidikan, karakter kebangsaan,
multibudaya



DOI: https://doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v13i2.5519

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2011 Sosiohumaniora

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 Sosiohumaniora Indexed By:

 

width= width= width= width=120 width= width=  width=  width= width= width= width= width=  width= width=120 

Lisensi Creative Commons Creation is distributed below Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

  

Visitor Statistics


Published By:

Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Padjadjaran

Dean's Building 2nd Floor, Jalan Ir. Soekarno Km. 21 Jatinangor, Sumedang 45363

Email: jurnal.sosiohumaniorafisip@gmail.com