KIPRAH NEW MEDIA DALAM PERCATURAN POLITIK DI INDONESIA

Arif Budi Prasetya

Abstract


Perkembangan teknologi komunikasi yang pesat di era masa kini menjadi sebuah fenomena
tersendiri yang menarik untuk dikaji. Salah satu bagian dari teknologi komunikasi yang dikenal oleh
masyarakat selain televisi dan media cetak adalah internet, atau yang disebut new media. Internet disebut
sebagai new media karena belum bisa didefinisikan sebagai media massa. Dalam impelementasinya,
new media (media baru) memiliki fungsi yang sama dengan media massa, yaitu menyampaikan
informasi dan berita. Masyarakat lebih sering menyebutnya dengan Internet. Internet merupakan sebuah
teknologi yang berdasarkan pada sebuah jarfingan komputer global. Technologies constituting the evergrowing,
ever-changing networks computers (including mobile devices such as internet-enabled mobile
phones, netbooks, and other devices) linked together by a single TCP/IP protocol. (Consalvo, 2011 :
1). Kemampuan internet dalam menyampaikan berita inilah yang kemudian membuatnya digunakan
dalam beberapa praktik-praktik sosial di masyarakat, salah satunya adalah aspek politik. Menjelang
pemilihan umum 2014, beberapa bentuk media digunakan oleh orang-orang yang memiliki pengaruh di
bidang politik untuk berkampanye. Media massa televisi yang sekaligus memiliki situs internet dalam
bentuk live streaming, melakukan pemberitaan dalam mencitrakan tokoh politik untuk kepentingannya
di pemilihan umum 2014. Walaupun dalam realitanya berita TV memiliki pengaruh lebih kuat, namun
dalam implementasinya tayangan live streaming juga memiliki pengaruh yang kuat karena memang live
streaming merupakan tayangan yang juga sama dengan tayangan berita di televisi. Dalam tulisan ini,
dua new media dari stasiun televisi di Indonesia yang dikaji adalah metrotvnews.com dari Metro TV
dan tvonenews.tv dari stasiun TVOne. Merujuk pada dua stasiun televisi tersebut maka akan disajikan
dua tokoh politik yang berkecimpung di dalamnya yaitu Surya Paloh dan Aburizal Bakrie. Sebagaimana
diketahui, Surya Paloh sebagai pemilik Metro TV menggunakan Partai Nasional Demokrat sebagai
kendaraan politiknya, sedangkan Aburizal Bakrie dengan Partai Golongan Karya. Dua tokoh yang siap
untuk ‘bertarung’ di pemilihan umum 2014 ini telah lama menggunakan medianya untuk membentuk
citra, tidak hanya melalui televisi, tetapi bahkan new media juga mereka gunakan. Dengan menggunakan
metode analisis wacana Teun Van Dijk, penelitian ini berhasil menemukan bahwa melalui konsep
Teks, Kognisi Sosial dan Konteks, new media membentuk citra dari dua tokoh tersebut untuk menuju
Pemilihan Umum 2014. 




DOI: https://doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v15i3.5748

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2013 Sosiohumaniora

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 Sosiohumaniora Indexed By:

 

width= width= width= width=120 width= width=  width=  width= width= width= width= width=  width= width=120 

Lisensi Creative Commons Creation is distributed below Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

  

Visitor Statistics


Published By:

Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Padjadjaran

Dean's Building 2nd Floor, Jalan Ir. Soekarno Km. 21 Jatinangor, Sumedang 45363

Email: jurnal.sosiohumaniorafisip@gmail.com