DAMPAK PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) TERHADAP LAJU PENINGKATAN EROSI (STUDI KASUS DI DAS SAYANG)

Bambang Rahadi

Abstract


Sistem Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) memberikan dampak pada peningkatan pendapatan petani sekitar hutan produksi, tetapi apabila tidak diawasi dalam pelaksanaanya justru terjadi peningkatan erosi yang disebabkan alih fungsi lahan hutan produktif menjadi pertanian intensif.  Tujuan  penelitian  menentukan erosi yang terjadi saat ini dan memprediksi besarnya erosi di DAS Sayang akibat adanya alih fungsi lahan hutan Pinus menjadi lahan pertanian intensif.  Analisis yang dipergunakan adalah analisis spasial dan penentuan erosi mempergunakan model n model AGNPS (Agricultural Non-Point Source). Hasil penelitian: Model AGNPS dipergunakan untuk untuk pendugaan erosi dan sedimentasi dengan tingkat kesalahan  lebih kecil 10 %. Tingkat erosi di DAS Sayang saat ini telah melebihi batas yang diijinkan yaitu sebesar 43.35 ton/ha/tahun dan laju sedimentasi pada outlet sebesar 4.58 ton/ha/tahun, serta nilai SDR sebesar 10 %. Alih fungsi hutan pinus 10% akan meningkatkan erosi 2,205 ton/ha/tahun dan sedimentasi 0,4 ton/ha/tahun. Alih fungsi hutan pinus 20%  menjadi pertanian intensif meningkatkan erosi 5,58 ton/ha/tahun dan sedimentasi 1,05 ton/ha/tahun. Alih fungsi hutan pinus 30 % menjadi pertanian intensif  meningkatkan erosi sebesar 8,1 ton/ha/tahun dan sedimentasi 1,57 ton/ha/tahun. Alih fungsi hutan pinus 40 % meningkatkan  erosi 11,95  ton/ha/tahun dan sedimentasi 1,02 ton/ha/tahun.

 

Kata kunci: alih fungsi lahan, erosi, model spasial, simulasi

 


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Indexed by:

  

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License (CC BY-SA 4.0)