Resiliensi Petani Kentang dalam Menghadapi Bun Upas
Abstract
Isu Perubahan iklim sudah dibahas pada konferensi Tingkat tinggi bumi sejak tahun 1992. Tingginya aktivitas manusia menyebabkan terjadinya Emisi Gas Rumah Kaca yang berdampak pada proses perubahan iklim. Di dataran tinggi perubahan iklim masif terjadi yang menyebabkan tejadinya tanah longsor, perubahan suhu dan pola angin serta degradasi lahan. Pada sektor pertanian dampak tersebut menyebabkan terjadinya gangguan kegiatan para petani kentang yang berada di dataran tinggi. Salah satunya adalah Fenomena Bun Upas yang menyerang tanaman kentang .Petani kentang merupakan salah satu komunitas yang sangat rentan terhadap kondisi alam sebab petani sangat bergantung pada alam untuk menghasilkan produksi tanaman yang maksimal disamping tuntutan kondisi sosialnya. Fenomena Bun Upas yang terjadi didataran tinggi menuntut petani kentang untuk melakukan berbagai strategi untuk menghindari dampak kerusakan yang disebabkan Fenomena Bun Upas. Tujuan dari penulisan ini untuk melihat ketahanan dan strategi petani dalam menghadapi gangguan pada lahan pertanian kentang. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan kategori informan berupa petani berlahan luas dan petani berlahan sempit. Hasil penelitian menunjukan adanya resiliensi petani kentang dalam menghadapi bun upas, melalui pemanfaatan pengetahuan lokal menggunakan Pranata Mangsa, penyiraman, penggunaan pestisida dan penerapan diversifikasi tanaman.
Kata Kunci: Perubahan Iklim, Petani Kentang , Resiliensi
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)DOI: https://doi.org/10.24198/umbara.v10i1.61189
Refbacks
- There are currently no refbacks.