Perbedaan potensi antibakteri ekstrak metanol umbi sarang semut (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) dan NaOCl terhadap Streptococcus mutans (ATCC 25175)

The antibacterial potential differences between the methanolic extract of ant-plant (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) tubers and NaOCl towards Streptococcus mutans (ATCC 25175)

Eria Ariningtyas Apriyanti, Mieke Hemiawati Satari, Bremmy Laksono

Abstract


Pendahuluan: Streptococcus mutans merupakan organisme kariogenik utama. Antibakteri sintetik yang biasa digunakan adalah NaOCl. Sarang semut mengandung senyawa kimia yang dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui daya hambat ekstrak metanol sarang semut (Myrmecodia pendans Merr. & Perry) dan NaOCl terhadap Streptococcus mutans serta perbedaan potensi antibakteri keduanya. Metode: Jenis penelitian adalah eksperimental laboratoris. Uji daya antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode difusi agar. Media agar darah ditetesi 0,1 ml suspensi bakteri lalu dimasukkan ekstrak metanol sarang semut dengan konsentrasi 30%, 15%, 7,5%, 3,75%, 1,875% dan NaOCl dengan konsentrasi 5%, 2,5%, 1,25% diinkubasi pada suhu 37° C selama 24 jam dalam suasana fakultatif anaerob dan dilakukan replikasi tiga kali. Uji statistik menggunakan metode ANAVA dan Independent t-test. Hasil: Ekstrak metanol sarang semut konsentrasi 30% menghasilkan diameter zona hambat rata-rata 5,87 mm, sedangkan NaOCl 1,25% adalah 9,33 mm. Simpulan: Ekstrak metanol sarang semut dan NaOCl memiliki potensi daya hambat terhadap Streptococcus mutans, namun potensi antibakteri NaOCl lebih besar dibandingkan dengan ekstrak metanol sarang semut.

Kata kunci: Antibakteri, ekstrak metanol, sarang semut, NaOCl, Streptococcus mutans.

 

ABSTRACT

Introduction: Streptococcus mutans is the main cariogenic organism. The synthetic antibacterial commonly used is NaOCl. Ant nests contain chemical compounds that can inhibit the growth of Streptococcus mutans. The purpose of this study was to determine the inhibitory power of methanol extracts of ant nests (Myrmecodia pendans Merr. & Perry) and NaOCl against Streptococcus mutans and the differences in antibacterial potential both. Methods: This type of research is experimental laboratory. Antibacterial power test was carried out using agar diffusion method. Blood agar media was dripped with 0.1 ml of bacterial suspension and then inserted methanol extract of ant nests with a concentration of 30%, 15%, 7.5%, 3.75%, 1.875% and NaOCl with a concentration of 5%, 2.5%, 1, 25% was incubated at 37°C for 24 hours in a facultative anaerobic atmosphere and replicated three times. Statistical test using ANAVA method and Independent t-test. Result: Methanol extract of ant nest 30% resulted in an average inhibition zone diameter of 5.87 mm, while 1.25% NaOCl was 9.33 mm. Conclusion: Methanol extract of ant nests and NaOCl has potential inhibitory power against Streptococcus mutans, but the antibacterial potency of NaOCl is greater than that of methanol extracts of ant-plants.

Keywords: Antibacterial, methanolic extract, ant-plants, NaOCl, Streptococcus mutans.


Keywords


Antibakteri, ekstrak metanol, sarang semut, NaOCl, Streptococcus mutans, antibacterial, ant-plants, methanolic extract, NaOCl, Streptococcus mutans.

Full Text:

PDF

References


Dorland N. Kamus kedokteran dorland edisi 31. Alih bahasa Retna Neary Elseria dkk. Jakarta: EGC; 2010.

Joyce LK, Hayes ER. Farmakologi. Alih bahasa Peter Anugrah. Jakarta: EGC; 1996. h. 323-7.

Leonita M, Widodo T, Budi AT. Sitotoksisitas bahan irigasi NaOCl 1%, EDTA 17%, dan kombinasi NaOCl 1% dengan EDTA 17%. Endo Restorasi Dent J 2008-9;1(1).

Agustin D, Rulianto M, Iskandar S. Perbedaan daya antibakteri larutan irigasi NaOCl 2,5% dan MTAD terhadap bakteri Enterococcus faecalis. Endo Restorasi Dent J 2008;1(1):46-50.

Yanti N. Biokompatibilitas larutan irigasi saluran akar. e-USU Repository. 2000 [Disitasi 28 Ags 2013] Tersedia pada: http://library.usu.ac.id/download/fkg/fkg-nevi2.pdf.

Tayeb R, Amalia V, Usmar. Pengaruh pemberian infus sarang semut (Myrmecodia pendens) terhadap kadar asam urat darah pada kelinci (Oryctolagus cuniculus). Maj Farmasi Farmakol 2012;16(1):31-5.

Soeksmanto A, Simanjuntak T, Subroto M. Uji toksisitas akut ekstrak air tanaman sarang semut (Myrmecodia pendans) terhadap histologi organ hati mencit. J Natur Indo 2010;12(2):152-5.

Subroto MA, Saputro H. Gempur penyakit dengan sarang semut. Depok; Penebar Swadaya; 2006. h. 5-32.

Hamidah S, Sutiya B. Kadar ekstraktif sarang semut (Myrmecodia sp) dari Kabupaten Barito Timut. J Hutan Tropis 2011;12(31):1-14.

Hertiani T, Sasmito E, Sumardi, Ulfah M. Preliminary study on immunomodulatory effect of sarang-semut tubers Myrmecodia tuberosa and Myrmecodia pendens. J Biological Scie 2010;10(3):136-41.

Utomo AB, Suprijono A, Risdianto A. Uji aktivitas antioksidan kombinasi ekstrak sarang semut (Myrmecodia pendans) & ekstrak teh hitam (Camellia sinensis O.K.var.assamica (mast.)) dengan metode DPPH (1,1- difenil-2-pikrilhidrazil). Media Farmasi Indonesia 2011;6(1):

Nuriyah R. Aktivitas antibakteri fraksi dari ekstrak etanol umbi batang tumbuhan sarang semut (Myrmecodia pendens Merr. & L.M.Perry) terhadap Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Tesis. Pustaka Ilmiah 2008.

Sarjono PR, Mulyani NS. Aktivitas antibakteri rimpang temu putih (Curcuma mangga Vall). Jurnal Sains dan Matematika 2007;15(2)30-2.

Suhartono, A. Sudirman, dan K. Samadi. Konsentrasi minimal virgin coconut oil sebagai bahan antibakteri terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans. Endo Restorasi Jurnal Ilmu Konservasi Gigi 2008;1(1).35-8.

Samaranayake L. Essential microbiology for dentistry. 3rd ed. London: Churchill Livingstone; 2006. h.115-274.

Gartika M, Satari MH. Beberapa bahan alam sebagai alternatif bahan pencegahan karies. 2013 [disitasi 2013 Okt 7] Tersedia pada: http://pustaka.unpad.ac.id/wp- content/uploads/2013/08/pustaka_unpad_beberapa_bahan_alam.pdf.

Irwandi RA, Bachtiar EW, Yuniastuti M. Immunoglobulin-Y effect on protein of Streptococcus mutans isolated from caries and caries-free subjects. Jakarta: Departement of oral Biology FKG UI. 2012.

Bell SM, Pham JN, Fisher GT. Antibiotic susceptibility testing by CDS method. 5th ed. Australia: South Eastern Area Laboratory Services; 2009. h. 16-8.

Maliana Y, Khotimah S, Diba F. Aktivitas antibakteri kulit Garcinia mangostana Linn. terhadap pertumbuhan Flavobacterium dan Enterobacter dari Coptotermes curvignathus Holmgren. J Protobiont 2013;2(1):7–11.

Yulia A, Mooduto L, Mudjiono M. Perbedaan daya antibakteri larutan irigasi Sodium hipoklorit 1% dan Tetrasiklin hidroklorida 1%. Endo Restora J 2008;1(1):1-6.

Roestanajie J. Uji antibakteri ekstrak etanol sarang semut terhadap bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro. Skripsi. Jember: UNEJ Digital Repository. 2013.




DOI: https://doi.org/10.24198/jkg.v28i2.18704

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

INDEXING & PARTNERSHIP

     

      

     

 

Statistik Pengunjung

Creative Commons License
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution 4.0 International License