Efektivitas getah batang betadine (Jatropha multifida L.) terhadap penyembuhan luka pasca pencabutan gigi pada tikus Sprague-Dawley
Effectiveness of betadine (Jatropha multifida L.) stem sap on the wound healing after tooth extraction in Sprague-Dawley rats
Abstract
Pendahuluan: Pencabutan gigi merupakan prosedur yang sering dilakukan di kedokteran gigi. Setelah pencabutan gigi akan dihasilkan suatu perlukaan. Proses penyembuhan luka dapat dipercepat pada kondisi tertentu. Salah satu bahan alami yang dapat membantu proses penyembuhan luka adalah getah tanaman betadine (Jatropha multifida L.). Penelitian bertujuan untuk menganalisis efektivitas getah tanaman betadine terhadap penyembuhan luka dan terhadap tanda-tanda infeksi pasca pencabutan gigi Metode: Desain penelitian studi eksperimental laboratorium dengan rancangan penelitian post-test only control group design menggunakan 30 ekor tikus Sprague-Dawley. Teknik pengambilan sampel yaitu convenience sampling. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan diberikan getah tanaman betadine dan kelompok kontrol diberikan asam traneksamat secara oral menggunakan sonde lambung. Tunggu selama 4 jam setelah pemberian getah tanaman betadine dan asam traneksamat. Anestesi pada tikus menggunakan ketamin 50 mg/kg berat badan secara intramuskular kemudian dilakukan pencabutan pada gigi tikus. Pengamatan dilakukan dengan melihat kriteria klinis pada hari 1,3,7 dan diperhatikan sampai luka sembuh serta lihat tanda-tanda infeksi. Analisis data dilakukan dengan uji normalitasShapiro Wilik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data berdistribusi tidak normal. Analisis data dilanjutkan menggunakan uji statistik mann whitney. Hasil: Terdapat perbedaan signifikan penyembuhan luka soket pasca pencabutan gigi setelah diberikan getah betadine dan asam traneksamat dengan nilai p=0,037 (p<0,005). Simpulan: Pemberian getah tanaman betadine terbukti lebih efektif terhadap proses penyembuhan luka soket pasca pencabutan gigi dibandingkan dengan pemberian asam traneksamat.
Kata kunci: tikus Sprague-Dawley; penyembuhan luka; pencabutan gigi; getah batang betadine
ABSTRACT
Introduction: Tooth extraction is a procedure often performed in dentistry. Tooth extraction will always cause injuries. However, the wound healing process can be accelerated under certain conditions. One of the natural ingredients that can accelerate the wound healing process is betadine (Jatropha multifida L.) plant sap. The study was aimed to analyzed the effect of betadine plant sap on wound healing and signs of infection after tooth extraction. Methods: Experimental laboratory study design with post-test only control group design was conducted towards 30 Sprague-Dawley rats. The sampling technique was convenience sampling. The sample was divided into two groups, the treatment group and the control group. The treatment group was administered with betadine plant sap, and the control group was administered with tranexamic acid orally using a gastric probe, then waited 4 hours after. The anaesthesia was then performed using 50 mg/kg body weight of ketamine intramuscularly. The extraction was performed after. Observations was conducted at the clinical criteria on days 1, 3, and 7 and continue to be monitored until the wound heals. Then, the signs of infection were observed. Data analysis was carried out using the Shapiro Wilk normality test. The results showed that the data was not normally distributed. Thus, data analysis was continued using the Mann Whitney statistical test. Results: The results showed a significant difference in the healing of socket wounds after tooth extraction after being administered with betadine sap and tranexamic acid with a value of p=0.037 (p<0.005). Conclusions: Administration of betadine plant sap is proven to be more effective in accelerating the healing process of socket wounds after tooth extraction than tranexamic acid.
Keywords: Sprague-Dawley rats; wound healing; pencabutan gigi; getah batang betadine
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Daftar Pustaka
Khairunnisa SF, Ningtyas AA, Haykal SA, Sari M. Getah pohon pisang (musa paradisiaca) pada penyembuhan luka soket pasca pencabutan gigi. J Ked Gigi 2018; 30(3): 108-113. DOI: 10.24198/jkg.v30i3.18528
Liana Y, Utama YA. Efektifitas pemberian ekstrak daun betadine (Jatropha multifida linn) terhadap ketebalan jaringan granulasi dan jarak tepi luka pada penyembuhan luka sayat tikus putih (rattus norvegicus). JKK 2018; 5(3): 114-123. DOI: 10.32539/JKK.v5i3.6313
Destri C, Sudiana IK, Nugraha J. Potensi jatropha multifida terhadap jumlah fibroblast pada aphthous ulser mukosa mulut tikus. J biosains pascasarjana 2017; 19(1): 1-13. DOI: 10.20473/jbp.v19i1.2017.14-26
Hermawan A, Suharyani I, Kautsar RMN. Uji efektifitas pohon yodium (Jatropha multifida L.) terhadap luka pada mencit (mus musculus). Jurnal Farmako 2016; 1(2): 1-9.
Sahra, Sudiana IK, Nugraha J. Potensi jatropha multifida linn terhadap epitelisasi pada ulkus trumatikus oral mucosa. Jurnal Biosains Pascasarjana 2015; 17(3): 110-114. DOI: 10.30659/odj.7.2.90-96
Djajanti AD, Duppa MT, Muhadir. Uji daya hambat ekstrak etanol daun betadine (Jatropha multifida linn) terhadap staphylococcus aureus dan staphylococcus epidermis. Media Farmasi 2017; 13(1): 1-7.
Zaetun S. Daya hambat getah tanaman jarak tintir (Jatropha multifida linn) terhadap proses penyembuhan luka ditinjau dari hasil pemeriksaan clotting time. J Kes Prima 2014; 8(2): 1308-1315. DOI: 10.32807/jkp.v8i2.52
Sundaryono A, firdaus M.L, Firdaus S. Potensi ekstrak daun betadin untuk meningkatkan jumlah trombosit penderita dbd melalui uji terhadap mus musculus. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2016. 403-410.
Jumika R, Sundaryono A, Nurhamidah. Isolasi ekstrak batang J. multifida L., Serta implementasinya pada modul pembelajaran kimia organic bahan alam. Journal of Science Education 2018; 2(2): 147-152. DOI: 10.33369/pendipa.2.2.147-152
Anggita D, Abdi DA, Desiani V. Efektifitas ekstrak daun dan getah tanaman jarak cina (Jatropha multifida L.) sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro. Window of health 2018; 1(1): 2614-5375.
Fitria A, Suparmi, Upziah DN, Lestari S. Studi studi aktivitas dan analisis kandungan senyawa antioksidan batang Jatropha multifida L. J ilmiah farmasi 2016; 12(2): 52-7.
Sundaryono A, firdaus M.L, Firdaus S. Potensi ekstrak daun betadin untuk meningkatkan jumlah trombosit penderita dbd melalui uji terhadap mus musculus. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS). 2016. h. 403-10.
Wuisan J, Hutagalung B, Lino W. Pengaruh pemberian ekstrak biji pinang (Areca catechu L.) terhadap waktu perdarahan pasca ekstraksi gigi pada tikus jantan wistar (Rattus norvegicus L.). J ilmiah sains 2015; 15(2): 130-134. DOI: 10.35799/jis.15.2.2015.9572
Ridwan E. Etika pemanfaatan hewan percobaan dalam penelitian kesehatan. Jurnal Indon Med Assoc 2013; 63(3): 112-116.
Ruslim AK, Anitasari S, Ismail A, Oli’I EM, Yani S. Effect of African extract (vernonia amygdalina del.) on wound healing velocity after tooth extraction in rattus norvegicus. Jurnal sains dan kesehatan 2017; 1(8): 408-414. DOI: 10.25026/jsk.v1i8.79
Ramc MRR, Ramc LTW. Uses of tranexamic acid. Continuing education in anasthesis. 2015;15(1): 33-37. DOI: :10.1093/bjaceaccp/mku009
Simbolon IS, Lubis TM, Adam M. Persentase spermatozoa hidup pada tikus wistar dan Sprague-dawley. Jurnal media veterinaria 2013; 7(2): 79-94. DOI: 10.21157/j.med.vet..v7i2.2935
DOI: https://doi.org/10.24198/jkg.v33i2.32563
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran
INDEXING & PARTNERSHIP
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution 4.0 International License