Uji nilai kekuatan tarik serat pelepah pisang (Musa paradisiaca) sebagai bahan alternatif benang gigi biodegradable

Alex Kesuma, Nina Djustiana, Yanwar Faza, Renny Febrida, Elin Karlina

Abstract


Pendahuluan: Benang gigi dari bahan sutera dipilih karena bersifat ramah lingkungan dan biodegradable namun pemanfaatanya mendapat pertentangan dari para ahli perlindugan hewan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan benang gigi dari bahan serat pisang kepok (Musa paradisiaca) yang diketahui bersifat biodegradable, memiliki kekuatan tarik yang cukup tinggi dan jumlahnya yang banyak di Indonesia. Metode: Jenis peneltiian berupa eksperimental laboratoris. Prosedur peneltiian dimulai dengan ekstraksi pelepah pisang dengan metode manual kemudian dilanjutkan dengan pengelompokan hasil serat berdasarkan jumlah helai serat. Satu kelompok benang gigi sutera (Radius® Organic Silk Floss) dan hasil serat pisang yang telah di kelompokkan sebanyak tiga kelompok (10,15 dan 20 helai) secara berurutan disebut kelompok 1 (kontrol), 2, 3 dan 4. Semua kelompok dilakukan uji kekuatan tarik menggunakan Materials Testing Machine dan data hasil di analisis menggunakan uji statistik One-way Anova Hasil: Hasil kekuatan tarik menunjukkan kelompok 1, 2, 3 dan 4 menghasilkan nilai uji kekuatan tarik secara berurutan sebagai berikut 130.73 MPa, 141.56 MPa, 391.37 MPa dan 307.06 MPa. Hasil statistik memperlihatkan terdapat perbedaan yang signifikan (p < 0,05) antara kelompok 1 dengan kelompok 3 dan 4, kelompok 2 dengan kelompok 3 dan 4 serta antara kelompok 3 dan 4. Sementara itu, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok 1 dan 2 (p > 0,05). Simpulan: Hasil kekuatan tarik menunjukkan kelompok 3 memiliki nilai kekuatan tarik tertinggi diantara semua kelompok. Nilai kekuatan tarik serat pisang kelompok 2, 3 dan 4 lebih tinggi dari kontrol sehingga memperlihatkan serat pisang berpotensi sebagai alternatif benang gigi biodegradable.

Kata kunci: Benang gigi, biodegradable, kekuatan tarik


Keywords


Benang gigi, biodegradable, kekuatan tarik

Full Text:

PDF

References


Caranza F., Newman M., Takei H., Klokkevold PR. Carranza’s Clinical Periodontology. 11th ed. China: Saunders Elsevier; 2012.

Matthews D. Weak, unreliable evidence suggests flossing plus toothbrushing may be associated with a small reduction in plaque. Evid Based Dent. 2012 Mar 22;13:5

Lin H, Ma P, Ning W, Huang J, Jiang F, Hu Z, et al. Structure and Improvement of Properties of Floss Silk via Scouring and Finishing Treatment. FIBRES Text East Eur. 2013;3(99):18–21.

Srinivasababu N, Murali Mohan Rao K, Kumar JS. Experimental Determination of Tensile Properties of Okra, Sisal and Banana Fiber Reinforced Polyester Composites. Indian J Sci Technol. 2009;2 (7)

Brahmakumar M, Manilal VB. Banana Pseudostem Characterization and Its Fiber Property Evaluation on Physical and Bioextraction AU - Jayaprabha, J. S. J Nat Fibers. 2011;8(3):149–60.

Mohiuddin AKM, Saha M, Hossian M, Ferdoushi A. Usefulness of Banana (Musa paradisiaca) Wastes in Manufacturing of Bio-products: A Review. Agric. 2014;12(1)

Anusavice KJ, Shen C, Rawls R. Phillips: science of dental materials. Vol. 02, Phillip’s Science of Dental Materials, 12th Edition. 2012. 30-47 p.

Padam BS, Tin HS, Chye FY, Abdullah MI. Banana by-products: an under-utilized renewable food biomass with great potential. J Food Sci Technol. 2014;51(12):3527–45.

Kiruthika A V, Veluraja K. Experimental studies on the physico-chemical properties of banana fibre from various varieties. Fibers Polym. 2009;10(2):193–9.




DOI: https://doi.org/10.24198/pjdrs.v1i1.22126

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


       

      

  

Statistik Pengunjung

Creative Commons License
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution 4.0 International License