Perjuangan Pengakuan Hak Kelola Lahan bagi Pengungsi Aceh di Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser
Abstract
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Abdurrahim, A. Y. (2015). Skema Hutan Kemasyarakatan (HKM) kolaboratif sebagai solusi pengelolaan sumberdaya hutan. Jurnal Sosiologi Pedesaan, 3(3), 91–100.
Adiansah, W., Apsari, N. C., dan Raharjo, S. T. (2019). Resolusi Konflik Agraria di Desa Genteng Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang. Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik, 1(1), 1–70. doi: 10.24198/jkrk.v1i1.20887
Batlajery, A., Pattiselanno, A. E., dan Kakisina, L. O. (2018). Konflik Agraria di Desa Watmuri Kecamatan Nirunmas Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Agrilan: Jurnal Agribisnis Kepulauan, 5(2), 88–100. doi: 10.30598/agrilan.v5i2.157
Brosius, J. P. (2006). Common Ground between Anthropology and Conservation Biology. Conservation Biology, 20(3), 683–685.
Budiono, R., Nugroho, B., dan Nurrochmat, D. R. (2018). Dinamika Hegemoni Penguasaan Hutan di Indonesia. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 15(2), 113–126.
Darmawan, A. (2020). Arena Sosial, Petani, dan Perluasan Konflik Pertanahan di Sumatera Utara. Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, 22(02), 246–255.
Harnadi, K. (2019). Model Penguasaan Tanah oleh Masyarakat Desa Margosari dan Penyelesaiaannya pada Kawasan Hutan Lindung Register 22 Way Waya Kabupaten Pringsewu. Cepalo, 2(2), 85–92. doi: 10.25041/cepalo.v2no2.1765
Hekmatyar, V., dan Adinugraha, A. G. (2021). Ancaman Keberfungsian Sosial Pada Masyarakat di Dalam Kawasan Konservasi: Studi Kasus Desa Ranupani di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. BHUMI: Jurnal Agraria dan Pertanahan, 7(1), 28–41. doi: 10.31292/bhumi.v7i1.464
Hidayat, R. (2020). Politik Teritorial dan Perampasan Tanah-Hutan di Desa Lingkar Tambang Bijih Besi, Kecamatan Lede, Kabupaten Taliabu, Provinsi Maluku Utara. Emik, 3(1), 1–16. doi: 10.46918/emik.v3i1.491
Kaputra, I., dan Putri, P. W. (2020). The Precarity of Peri-urban Resistance: A Resistance to the Forced Eviction of Pasar VI Village and the Development of Kualanamu International Airport, North Sumatera. PCD Journal, 8(1), 49–67.
Kaputra, I., Siregar, T. R., dan Sinaga, W. K. (2015). Petani kehilangan tanah: Strategi legalisasi perjuangan kasus konflik agraria di Desa Pergulaan, Kec. Sei Rampah, Kab. Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Di dalam Burung-burung Kehilangan Sarang: Kisah Tiga Kampung dalam Konflik Agraria. Yogyakarta: Pustaka Sempu.
Kelly, J. L. (2011). A New Interpretation of Information Rate. World Scientific, 3, 25–34. doi: 10.1142/9789814293501_0003
Khairina, W. (2013). Konflik Agraria Masyarakat Desa Pergulaan vs PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk. Kab. Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Skripsi. Universitas Negeri Medan.
Khairina, W., dan Lund, C. (2020). Creating Legal Facts: Indigenous People versus State Plantation Companies in Medan, Indonesia. PCD Journal, 8(1), 1–12. doi: 10.22146/pcd.v8i1.417
Lund, C. (2018). Predatory peace. Dispossession at Aceh’s oil palm frontier. The Journal of Peasant Studies, 45(2), 431–452. doi: 10.1080/03066150.2017.1351434
Lund, C., dan Rachman, N. F. (2018). Indirect Recognition. Frontiers and Territorialization around Mount Halimun-Salak National Park, Indonesia. World Development, 101, 417–428. doi: 10.1016/j.worlddev.2017.04.003
Luthfi, A. N., Tohari, A., dan Nugroho, T. (2010). Pemikiran Agraria Bulaksumur (M. Prof. Dr. Endriatmo Soetarto (ed.)). Yogyakarta: STPN Press.
Mccarthy, J. F., dan Warren, C. (2008). Communities, environments and local governance in Reform Era Indonesia. Di dalam Community, Environment and Local Governance in Indonesia (1st ed., p. 26). Routledge. doi: 10.13140/2.1.1313.8560
Moore, D. S. (1998). Subaltern struggles and the politics of place: Remapping resistance in Zimbabwe’s eastern highlands. Cultural Anthropology, 13(3), 344–381.
Muhammad, F., dan Paskarina, C. (2018). Relasi Kuasa dalam Perebutan Lahan di Situs Candi Bojongmenje. Umbara, 2(1), 45–55. doi: 10.24198/umbara.v2i1.15678
Mukhlis, M., dan Manan, A. (2021). Peran Pemerintah terhadap Masyarakat Korban Konflik dan Kondisi Kehidupan Sosial Pasca Damai. Al-Ijtima`i: International Journal of Government and Social Science, 6(2), 115–126. doi: 10.22373/jai.v6i2.776
Negara, P. D. (2011). Rekonstruksi Kebijakan Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Kontribusi Menuju Pengelolaan Sumber Daya Alam Yang Indonesia. Jurnal Konstitusi, 4(2), 91–138.
Nuraini, A., Aziz, D. A. N., Cahyono, E., dan Moniaga, S. (2016). Ringkasan Temuan dan Rekomendasi untuk Perbaikan Hukum dan Kebijakan tentang Penghormatan, Perlindungan, Pemenuhan dan Pemulihan Hak Masyarakat Hukum Adat atas Wilayahnya di kawasan Hutan. Di dalam Paper Knowledge: Toward a Media History of Documents (pp. 12–26). Jakarta: Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Oktayanty, Y. (2014). Dari Hutan Adat Kalawa Ke Hutan Desa: Sebuah Teritorialisasi Negara Berbasis Masyarakat? Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, 16(1), 83–97. doi: 10.25077/jantro.v16i1.20
Pelzer, K. J. (1985). Toean Keboen dan Petani. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan.
Purwanto, S. A. (2014). Taman Nasional, Hak-Hak Masyarakat Setempat dan Pembangunan Regional. Antropologi Indonesia, 29(3), 269–288. doi: 10.7454/ai.v29i3.3546
Purwawangsa, H. (2017). Instrumen Kebijakan Untuk Mengatasi Konflik Di Kawasan Hutan Konservasi. Risalah Kebijakan Pertanian Dan Lingkungan, 4(1), 28–47. doi: 10.20957/jkebijakan.v4i1.20059
Ribot, J., dan Peluso, N. (2003). A Theory of Access. Rural Sociology, 68, 153–181. doi: 10.1111/j.1549-0831.2003.tb00133.x
Robbins, P. (2019). Political Ecology: A critical introduction. Wiley. Retrieved from https://books.google.co.id/books?id=nOGvDwAAQBAJ
Robbins, Paul, dan Monroe Bishop, K. (2008). There and back again: Epiphany, disillusionment, and rediscovery in political ecology. Geoforum, 39(2), 747–755. doi: https://doi.org/10.1016/j.geoforum.2006.12.013
Sudirman, A., dan Haryanto, N. N. (2018). Upaya Disaster Diplomacy Pemerintah Indonesia Di Konflik Aceh Tahun 2005. Ilmu-Ilmu Sosial Dan Humaniora, 20(3), 269–276. doi: 10.24198/sosiohumaniora.v20i3.15586
Suryawan, I. N. (2021). Memperjuangkan Sumber Kehidupan Sesungguhnya: Masyarakat Adat Dalem Tamblingan dan Kedaulatan atas Alas Merta Jati di Kabupaten Buleleng, Bali. Bhumi: Jurnal Agraria Dan Pertanahan, 7(1), 79–95. doi: 10.31292/bhumi.v7i1.479
Sylviani, S., dan Hakim, I. (2014). Analisis Tenurial Dalam Pengembangan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH): Studi Kasus KPH Gedong Wani, Provinsi Lampung. Jurnal Penelitian Sosial Dan Ekonomi Kehutanan, 11(4), 309–322. doi: 10.20886/jpsek.2014.11.4.14
Tim Inkuiri Nasional Komnas HAM. (2016). Buku I: Hak Masyarakat Hukum Adat atas Wilayahnya di Kawasan Hutan.
Zainal, S. (2016). Transformasi Konflik Aceh dan Relasi Sosial-Politik di Era Desentralisasi. MASYARAKAT: Jurnal Sosiologi, 21(1), 81–108. doi: 10.7454/mjs.v21i1.4757
Zuber, A. (2013). Konflik Agraria di Indonesia. Sosiologi Reflektif, 8(1), 147–158.
DOI: https://doi.org/10.24198/umbara.v6i2.35903
Refbacks
- There are currently no refbacks.